Tali manila
Tali manila adalah tali alami sejenis serat berwarna kuning pucat yang didapatkan dari Musa textilis, sebuah kerabat dari pisang pangan, yang juga disebut tali manila[1] serta abacá. Tali tersebut juga sangat menghabiskan biaya, berhargai lebih tinggi beberapa kali lipat ketimbang serat kayu. Tali manila memiliki beberapa istilah lain, seperti tali tambang goni, tali dadung, dan tali tambang besar.
Namanya merujuk kepada ibu kota Filipina, salah satu produsen utama tali Manila.[2][3]
Sesuai dengan namanya, tali manila merupakan salah satu jenis tali natural yang terbuat dari serat alami. Tali natural sudah digunakan sejak 20.000 tahun yang lalu dan memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Tali ini banyak dimanfaatkan oleh kalangan petani, tentara, pemburu, pedagang, hingga pengrajin untuk digunakan di berbagai kebutuhan yang berbeda.[butuh rujukan]
Sejarah Pembuatan Tali Manila
suntingPembuatan tali manila ini diambil dari serat yang terdapat pada pohon goni, untuk kemudian dijadikan sebagai tali setelah sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu dari kotorannya. Pemberian nama tali manila sendiri dilakukan oleh seorang Kapten Angkatan Laut Inggris, yang Bernama James Cook pada tahun 1700-an.[4]
Pada waktu ini, James menganggap bahwa tali manila terbuat dari rami, maka ia menyebutnya sebagai tali rami. Hal itu bukan tanpa alasan, karena pada zaman dulu semua tali terbuat dari bahan dasar rami. Atas dasar itulah, tali manila ini disebut juga sebagai tali rami.[4]
Seiring perkembangan zaman, istilah tali manila lebih banyak digunakan untuk kebutuhan tali temali perkapalan karena berukuran besar, dan tali rami lebih banyak digunakan sebagai tali dekorasi karena lebih banyak berukuran kecil. Selama ribuan tahun, tali manila ini sudah digunakan untuk berbagai aktivitas, mulai dari aktivitas pada jalur kapal hingga untuk pembuatan pakaian.[4]
Produksi tali manila awalnya dilakukan di Manila, tepatnya di Davao, Filipina sejak Perang Dunia ke-II di sebuah peternakan Rami Manila. Sebenarnya tanaman tersebut adalah tanaman Mussa Textilis atau tanaman abaca, sebagai kerabat pisang, untuk kemudian sering digunakan untuk pembuatan tali manila. Namun pada waktu itu, kebanyakan orang menyebutnya sebagai Rami Manila.[4]
Sementara di zaman modern sendiri, tali manila menjadi pilihan nomor satu sebagai tali untuk menarik, sebagai pengaman, panjat tebing dan masih banyak lagi. Walaupun tali sintetis sudah populer sejak tahun 1950-an karena sifatnya yang tahan jamur dan tidak mudah menyusut, namun hal tersebut tidak menyurutkan popularitas tali manila selama bertahun-tahun.[4]
Referensi
sunting- ^ "USDA GRIN Taxonomy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-10. Diakses tanggal 5 Juni 2014.
- ^ H. T. Edwards; B. E. Brewer; George E. Nesom; Otis Warren Barrett; William Scrugham Lyon; Murad M. Saleeby (1904). "Abacá (manila hemp)". Farmers' Bulletin. Bureau of Agriculture. Republic of the Philippines.
- ^ Katrien Hendrickx (1904). "The Origins of Banana-fibre Cloth in the Ryukyus, Japan". Farmers' bulletin. Studia anthropologica. Leuven University Press. 11: 170. ISBN 978-90-5867-614-6.
- ^ a b c d e [butuh rujukan]