Tali kawat

tali berbahan dasar kawat

Tali kawat adalah tali yang terdiri dari tali berbahan dasar logam. Tali kawat memiliki beberapa istilah yang sering dijumpai, seperti wire rope, kawat seling, tali sling baja, hingga kawat sling baja. Tali kawat dibuat dengan memilin beberapa tali logam secara bersamaan menjadi heliks hingga menjadi sebuah rangkaian tali. Ukuran diameter di atas 3/8 inci atau 9,52 mm menjadi istilah untuk tali kawat sedangkan ukuran lain yang lebih kecil berfungsi sebagai kabel atau tali biasa.[1]

Gulungan tali kawat pada sebuah drum.

Sejarah

sunting

Awalnya, kawat berbahan dasar dari besi yang ditempa. Tempaan besi dipotong dan ditarik menjadi lembaran-lembaran tipis yang akan diproses menjadi helaian tali. Metode ini memanfaatkan kekuatan air untuk menarik besi. Penemuan mesin uap pada tahun 1800-an membuat metode ini dibantu dengan uap air.[2]

Pada tahun 1831, Ichabod Washburn, mendirikan pabrik kawat di Worcester, Massachusetts.[2] Dia menggunakan metode baru untuk membuat kawat dengan menggulung hingga tipis batangan hasil pemotongan logam. Gulungan tipis tersebut dinamakan billet. Kawat hasil produksi kemudian tidak dibuat menjadi untaian tunggal, namun dipilin menjadi tali. Para ahli mengatakan, bentuk rangkaian menjadi tali dapat meminimalisasi kemungkinan kawat putus dan meningkatkan kekuatan menahan beban.

Sekitar tahun 1831-1834, Wilhelm Albert menciptakan tali kawat yang modern untuk penambangan di Pegunungan Harz di Clausthal, Lower Saxony, Jerman.[3] Wilhelm Albert menggunakan tiga helai tiap empat kawat dalam pembuatan tali kawat pertamanya. Penemuan ini membuat industrialis dan insinyur lain mengembangkan tali kawat.

Tahun 1840, Robert Stirling Newall mengembangkan proses pembuatan tali kawat dan mendapatkan hak paten atas penemuannya.[2] Penemuan tali kawat kemudian diproduksi massal dan digunakan lebih lanjut sebagai material bangunan. Mulai 1841, John A. Roebling mulai memperkenalkan manufaktur baru tali kawat di Amerika Serikat.[2] Dia membuat inovasi manufaktur tali kawat dan kemudian sukses mengaplikasikannya dalam pembangunan Jembatan Brooklyn.[2]

Bagian

sunting
 
Bagian-bagian yang menyusun tali kawat.

Tali kawat memiliki 3 bagian pembentuk, yaitu kawat pusat, lembaran luar kawat, dan kawat pembentuknya.[4]

  • Kawat pusat (core) berada di tengah tali berfungsi sebagai badan/dasar untuk kawat lain membentuk rangkaian tali.[4]
  • Lembaran kawat (strands) adalah sekelompok kawat yang digabung menjadi satu dan dipilin pada kawat pusat. Lembaran kawat luar biasanya terdiri dari 6 kawat.[4] Semakin besar helaiannya maka memperkecil abrasi, sedangkan ukuran helaian semakin kecil membuat tali kawat lebih fleksibel.[5]
  • Kawat (wire), bagian terkecil sekaligus penyusun yang memiliki diameter kecil dan digabungkan menjadi kelompok lembaran (strands).[4] Dalam tali kawat penggunaan umum, terdapat sekitar 15-26 kawat penyusun di tiap lembaran luar kawat.[4]

Klasifikasi

sunting

Tali kawat dapat dibedakan berdasarkan banyak lembaran kawat dan jumlah kawat penyusunnya. Ada perbedaan pada lembaran penyusun, dari 6, 8, hingga 19 lembar. Ada pula perbedaan jenis jika bahan kawat diubah.

Klasifikasi Deskripsi
1x7 Terdiri atas 1 lembaran (helai) kawat yang tersusun 1 kawat inti, dengan tidak lebih dari 7 lembaran luar kawat.
6×7 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 3 hingga 14 kawat, dengan tidak lebih dari 9 lembaran luar kawat.[6]
6x12 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 6 kawat,yang masing-masingnya terdiri dari 12 lembaran luar kawat.
6×19 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 15 hingga 26 kawat, dengan tidak lebih dari 12 lembaran luar kawat.[6]
6x24 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 6 kawat,yang masing-masingnya terdiri dari 24 lembaran luar kawat.
6x36 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 6 kawat,yang masing-masingnya terdiri dari 36 lembaran luar kawat.
6×37 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 27 hingga 49 kawat, dengan tidak lebih dari 18 lembaran luar kawat.[6]
6×91 Terdiri atas 6 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 50 hingga 74 kawat, dengan tidak lebih dari 30 lembaran luar kawat.[6]
8×19 Terdiri atas 8 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 15 hingga 26 kawat, dengan tidak lebih dari 12 lembaran luar kawat.[6]
19×7 Terdiri atas 19 lembaran (helai) kawat yang tersusun dari 7 kabel. Pembentukan dengan melapisi kawat dalam berukuran 7x7 dengan konstruksi arah pilin kiri dan 12 lembaran pada arah pilin reguler. Klasifikasi jenis ini berubah menjadi 18x7 jika kawat utama yang berbahan besi diganti dengan bahan fiber.[6]

Proses Lubrikasi

sunting

Fungsi tali kawat yang sangat penting sebagai bagian dari mesin maupun struktur, menjadikan tali kawat sering dimanfaatkan dengan berbagai posisi. Setiap jenis tali kawat yang berbeda memiliki tingkat fleksibilitas yang juga berbeda, hal ini berpengaruh pada ketahanan dan pemeliharaan tali kawat.

1. Dua Keuntungan Melakukan Lubrikasi Pada Tali Kawat

sunting

Saat memiliki tali kawat dengan jenis baja, hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu proses lubrikasi atau pelumasan pada tali kawat. Proses ini memiliki fungsi:

  1. Lubrikasi berfungsi mengurangi gesekan saat setiap kabel individu tersebut bergerak dan bergesekan satu sama lain.
  2. Memberikan perlindungan dari proses korosi dan pelumasan pada kabel inti dan permukaan luar.

2. Dua Tipe Proses Lubrikasi: Penetrating dan Coating

sunting

Terdapat dua tipe proses lubrikasi, yaitu:

a. Pelumas penetrasi mengandung pelarut minyak bumi yang membawa pelumas ke inti tali kawat, kemudian menguap dan meninggalkan lapisan pelumas berat untuk melindungi dan melumasi setiap helai tali kawat tersebut. Pelumas pelapis menembus sedikit ke bagian dalam, menyegel bagian luar kabel dari kelembaban dan mengurangi keausan serta korosi.

b. Proses coating atau pelapisan biasa digunakan untuk mengantisipasi saat hanya melubrikasi bagian luar tali kawat saja. Saat tali kawat hanya dilapisi di bagian luar saja, terdapat kemungkinan bagian dalam akan lebih cepat mengalami kerusakan.

Referensi

sunting
  1. ^ "Cable 101". Archived from the original on 2014-05-06. Diakses tanggal 2020-08-04. 
  2. ^ a b c d e Tom, Phiblin (2005). 100 Penciptaan Terbesar Sepanjang Masa. Karisma. 
  3. ^ Explorations in the History of Machines and Mechanisms. Springer Publishing. (2012). ISBN 9789400741324. 
  4. ^ a b c d e "Wire Rope: Lay, Classification, and Construction". Diakses tanggal 2020-08-03. 
  5. ^ "What is Wire Rope? Understanding the Specifications and Construction". Diakses tanggal 2020-08-03. 
  6. ^ a b c d e f "Wire Rope: Popular Classifications". Diakses tanggal 2020-08-03.