H. Sutan Zaili Asril (17 Mei 1955 – 11 Januari 2016) adalah seorang wartawan senior, pengarang dan pengusaha Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat.[4]

H.
Sutan Zaili Asril
Berkas:Sutan Zaili Asril.jpg
Lahir(1955-05-17)17 Mei 1955[1]
Indonesia Nagari Pakanbaru, Padang Pariaman, Sumatera Barat
Meninggal11 Januari 2016(2016-01-11) (umur 60)
Indonesia Padang, Sumatera Barat
MakamKiambang, Pakanbaru, 2 X 11 VI Lingkung, Padang Pariaman
Tempat tinggalTaman Bunga Residence No. 1, Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterIAIN Imam Bonjol[2][3]
PekerjaanWartawan, sastrawan, pengusaha
Tahun aktif1975–2016
Suami/istriDesnayenti
AnakM. Yaseer Arafat
M. Iqbal Haikal
Putri Soonia
M. Hasanal Bolqiah

Riwayat singkat sunting

Ia terjun menjadi wartawan sejak tahun 1979 dan pernah berkarier sebagai jurnalis di Harian Kompas. Saat ini Sutan Zaili menjadi pemimpin perusahaan pers terbesar di Sumatera Barat. Dia dikenal sebagai pendiri Padang Ekspres Grup yang menerbitkan beberapa media cetak dan digital, Padang TV Grup serta beberapa media lainnya.

Sutan Zaili bukanlah wartawan biasa, dia juga punya bakat menjadi pengarang atau penulis novel dan bahkan juga seorang pengusaha yang sukses. Pada bulan Desember 2012, dia meluncurkan 5 buah novel sekaligus, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah sastra Indonesia.[5] Peluncuran 5 novel yang berjudul Revolusi Kaum Guci, Jalan Terjal dan Berliku, Mimpi-mimpi Myan, Prahara di Surau Kaki Bukik, dan Penelokan itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Sumatera Barat baik pejabat maupun sastrawan dan tokoh pers.[6]

Sutan Zaili Asril juga dikenal melalui kolom Cucu Magek Dirih di koran Padang Ekspres, di mana dalam setiap tulisannya itu, Sutan Zaili banyak memakai tanda miring yang diartikan sebagai kata padanan.

Sutan Zaili Asril meninggal dunia pada hari Senin, 11 Januari 2016, pukul 23.55 WIB setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Yos Sudarso dan RSUP M. Djamil Padang.[7] Ia disemayamkan di rumahnya di Taman Bunga Residence No. 1, Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang. Sejumlah tokoh hadir melayat seperti Sekdaprov Sumbar Ali Asmar, Wali Kota Padang Mahyeldi Dt. Marajo, Wawako Padang Emzalmi, Wawako Pariaman Genius Umar, Ketua PWI Sumbar Basril Basyar, mantan Bupati Solok Syamsu Rahim, serta mantan Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim Elha.[7] Ia lalu dimakamkan di tanah kelahirannya di Kiambang, 2 X 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman.[7] Ia dimakamkan di samping makam ibunya.

Referensi sunting