Sumiteru Taniguchi

Korban Selamat dari Bom Atom di Nagasaki, Jepang tahun 1945 yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat Masa Perang Dunia ke-2

Sumiteru Taniguchi (谷口 稜曄, Taniguchi Sumiteru, 26 Januari 1929 – 30 Agustus 2017) adalah korban selamat dari bom atom di Nagasaki tahun 1945, seorang aktivis terkemuka untuk perjanjian yang melarang senjata nuklir, dan ketua Dewan Nagasaki dari Penderita A-Bomb.[1][2]

Sumiteru Taniguchi
Lahir(1929-01-26)26 Januari 1929
Fukuoka, Kekaisaran Jepang
Meninggal30 Agustus 2017(2017-08-30) (umur 88)
Nagasaki, Jepang
KebangsaanJepang
Nama lain谷口稜曄
Dikenal atasKorban selamat dari bom atom dan aktivis senjata anti-nuklir

Bom atom Nagasaki

sunting

Pada awal 1943, Taniguchi mulai bekerja sebagai pengantar surat di kantor pos Nishiura-Kami di Nagasaki.[3] Pada pagi hari tanggal 9 Agustus 1945, Taniguchi yang berusia 16 tahun berada sekitar 1,8 km di utara dari hiposenter, sedang mengantar surat dengan sepedanya tanpa mengenakan baju karena cuaca musim panas yang hangat, ketika "Fat Man" meledak di langit di atas Urakami. Panas bom itu melukai Taniguchi dengan luka bakar seketika, tetapi ledakan yang datang sesudahnya tidak menyebabkan cedera parah padanya, karena ia menempel tengkurap di atas tanah ketika bangunan-bangunan di sekelilingnya hancur.[3][4] Luka bakar melelehkan kulit dari punggung dan lengan kirinya, tetapi Taniguchi menyatakan bahwa ia tidak berdarah atau merasakan rasa sakit karena ujung saraf sudah terbakar habis. Lelah dan bingung, dia berjalan ke terowongan Mitsubishi Sumiyoshi yang terletak sekitar 200 meter dari tempat dia berada pada saat ledakan,[5] dan bertemu dengan seorang wanita yang selamat yang kemudian membantu memotong bagian kulitnya yang longgar dan menggosokkan oli mesin pada lengannya yang rusak.[6]

Pemulihan

sunting
 
Foto Taniguchi yang diambil oleh fotografer USMC Joe O'Donnell pada Januari 1946, telah ditampilkan dalam beberapa pameran dan saat ini disimpan di Museum Bom Atom Nagasaki. Kartu nama Taniguchi menampilkan foto ini dengan judul, "Saya ingin Anda mengerti, walaupun hanya sedikit, kengerian senjata nuklir."[7]

Ketika malam tiba Taniguchi dibawa ke sebuah bukit untuk beristirahat, ia dikelilingi oleh orang-orang yang bingung dan haus. Keesokan paginya semua orang kecuali Taniguchi sudah mati. Selama dua hari berikutnya tim penyelamat lewat tanpa menyadari keberadaannya, karena dia terlalu lemah untuk meminta bantuan.[3] Taniguchi akhirnya diselamatkan pada 11 Agustus dan dibawa ke klinik desa sekitar hampir 30 km dari Nagasaki. Pada pertengahan September ia dipindahkan ke klinik yang ada di sebuah sekolah dasar di Nagasaki untuk menerima perawatan medis pertama dari tim Rumah Sakit Universitas. Klinik itu tidak bersih dan perawatan awal terbukti tidak memadai karena luka-lukanya mengalami infeksi dan kondisinya memburuk.[6]

Pada bulan November Taniguchi dipindahkan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Omura, tempat ia menghabiskan 21 bulan berikutnya dengan berbaring tengkurap karena luka bakar yang parah di punggungnya. Selama waktu ini luka Taniguchi berkembang menjadi ulkus dekubitus yang parah di dadanya. Saat ia mengenang, "lubang-lubang terbuka di antara tulang rusuk saya dan gerakan hati saya serta organ-organ lainnya menjadi terlihat melalui kulit."[6] Pada Oktober 1945, fotografer Marinir AS Joe O'Donnell mengambil foto punggung Taniguchi ketika sedang merekam pasca pengeboman di 50 kota di Jepang; foto ini sekarang dipamerkan di museum sebagai penggambaran grafis dari luka-luka yang diderita oleh orang yang selamat dari pengeboman.[6]

Foto berwarna punggung merah Sumiteru Taniguchi adalah dari film yang diambil oleh (dikaitkan dengan) Letnan Herbert Sussan,[8] foto dari Sersan Joe O'Donnell adalah foto hitam putih dan tercantum dalam bukunya, "Japan 1945: A U.S. Marine's Photographs from Ground Zero".[6]

Pada Mei 1947, Taniguchi akhirnya bisa duduk, dan pada tanggal 20 Maret 1949, ia keluar dari rumah sakit Omura.[3] Luka-lukanya tidak dirawat dengan baik sampai tahun 1960 dan terus menyebabkannya ketidaknyamanan fisik yang hebat sampai kematiannya. Penyembuhan luka bakar yang tidak tepat dan sampai pada taraf tertentu efek stokastik yang tertunda dari paparan radiasi selama dan pasca pengeboman dapat bermanifestasi dalam pertumbuhan banyak tumor keloid yang terbakar.

Dari 2007 hingga kematiannya, Taniguchi telah menjalani sepuluh operasi untuk menghilangkan pertumbuhan tumor jinak. Taniguchi juga menjalani beberapa operasi cangkok kulit di punggung dan lengan kirinya.[9]

Aktivisme

sunting

Taniguchi mengabdikan hidupnya untuk memberi tahu orang-orang tentang konsekuensi dari bom atom 1945 dan kampanye menentang proliferasi nuklir.[3] Ia sering tampil di muka umum untuk berbicara dengan kelompok mahasiswa dan berpartisipasi dalam demonstrasi yang meminta perlucutan senjata nuklir.[10] Banyak wawancara Taniguchi yang menceritakan pengalamannya dan ditampilkan dalam film dokumenter 2007 karya Steven Okazaki berjudul White Light/Black Rain: The Destruction of Hiroshima and Nagasaki.[11]

Kematian

sunting

Taniguchi meninggal karena kanker papilla duodenum[1] Diarsipkan 2019-08-07 di Wayback Machine. di Nagasaki pada 30 Agustus 2017 dalam usia 88.[12][13][14]

Referensi

sunting
  1. ^ Rich, Motoko (13 August 2017). "Sumiteru Taniguchi, 88, Who Survived Nagasaki to Become Activist, Dies". The New York Times. Diakses tanggal 23 October 2017. 
  2. ^ Schudel, Matt (2 September 2017). "Japanese survivor of Nagasaki atomic attack bared his scars to plead against nuclear war". The Washington Post. Diakses tanggal 23 October 2017. 
  3. ^ a b c d e "Interview with Sumiteru Taniguchi Japanese Citizen, Nagasaki". People's Century: Fallout. PBS. 15 June 1999. Diakses tanggal 13 August 2007. 
  4. ^ Sprangens, John Jr. (27 August 1979). "'People were not like humans'". Corsicana (Texas) Daily Sun. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-12. Diakses tanggal 13 August 2007. 
  5. ^ https://www.pbs.org/wgbh/peoplescentury/episodes/fallout/taniguchitranscript.html
  6. ^ a b c d e "Bound by the bomb. 'I spurred myself to stay alive'". Tri-City Herald Archive. 6 August 1995. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2008. Diakses tanggal 13 August 2007. 
  7. ^ "6 months after the Nagasaki bomb". Mainichi Daily News. 3 November 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 March 2016. Diakses tanggal 13 August 2007. 
  8. ^ Mitchell, Greg (5 August 2011). "The Great Hiroshima Cover-Up—And the Greatest Movie Never Made". Uruk Net. Diakses tanggal 27 April 2015. 
  9. ^ "Nagasaki atomic bomb survivor Sumiteru Taniguchi dies at 88". BBC News. 30 August 2017. Diakses tanggal 30 August 2017. 
  10. ^ "Atomic Bomb Survivor Dies After Life Fighting to Ban Nukes". Newser. 30 August 2017. Diakses tanggal 30 August 2017. 
  11. ^ "White Light, Black Rain: The Destruction of Hiroshima and Nagasaki – Subject Bios". HBO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 May 2009. Diakses tanggal 13 August 2007. 
  12. ^ "A-bomb survivor Sumiteru Taniguchi dies of cancer at 88". 30 August 2017. Diakses tanggal 30 August 2017 – via Mainichi Daily News. 
  13. ^ "Postman who survived Nagasaki bombing dies aged 88". 30 August 2017. Diakses tanggal 30 August 2017 – via The Guardian. 
  14. ^ washingtonpost.com: Japanese survivor of Nagasaki atomic attack bared his scars to plead against nuclear war