Sudirman Arshad

penyanyi laki-laki asal Malaysia (1954–1992)

Dato' Sudirman bin Haji Arshad (25 Mei 1954 – 22 Februari 1992)[1][2][3] adalah salah seorang penyanyi, penghibur, penggubah, penulis, pengarang buku anak, pelukis kartun, pengusaha, dan pemeran terkenal Malaysia. Ia juga pernah dinobatkan sebagai "Penghibur Nomor Satu Asia" setelah pertama kali memenangkan Anugerah Penyanyi Asia pada tahun 1989 di London, Inggris. Sudirman juga diberi julukan sebagai "Penghibur Milik Rakyat", "Seniman Rakyat", dan "Elvis-nya Malaysia".

Sudirman Arshad
Lukisan mural Sudirman
Lukisan mural Sudirman
Informasi latar belakang
Nama lahirSudirman bin Arshad
Lahir(1954-05-25)25 Mei 1954 (umur 38)
Temerloh, Pahang, Federasi Malaya
Meninggal22 Februari 1992(1992-02-22) (umur 37)
Kuala Lumpur, Malaysia
PekerjaanPenyanyi, pengacara, pemeran, penulis, pengusaha
InstrumenVokal
Tahun aktif1976-1992
LabelWarnada Record
EMI (Malaysia) Sdn. Bhd.

Riwayat hidup

sunting

Sudirman dilahirkan di Temerloh, Pahang pada 25 Mei 1954.[1] Ayahnya adalah Haji Arshad bin Haji Hassan, seorang pengurus Perusahaan Bus Temerloh (Temerloh Bus Company) dan politikus UMNO Temerloh Pahang. Ibunya Puan Hajjah Romlah binti Dahalan, juga aktif berpolitik sebagai Ketua Wanita UMNO Pahang Selatan dan Wakil Rakyat Pertama 1955 mewakili daerah Temerloh, Pahang. Ibunya meninggal pada usia 32 tahun ketika Sudirman masih berusia lima tahun akibat kanker.

Nama sudirman terinspirasi dari nama seorang pejuang kemerdekaan indonesia Jendral Sudirman. sebenarnya, Sudirman memiliki darah Indonesia dari orang tuanya. Kakek dan neneknya lahir di Bangkinang, Riau, Indonesia dan kemudian pindah ke daerah Temerloh, Pahang, Malaysia yang menjadi tempat perantauan utama warga Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia

Sudirman adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Ia telah aktif bernyanyi dari semasa kecil, dan di sekolahnya ia memasuki pertandingan syair, pidato, pantun, kuis, dan terlibat dalam pertunjukan teater dan paduan suara sekolah. Ia mulai bersekolah pada tahun 1961, dan pada tahun 1976 ia melanjutkan perguruan tingginya di Universitas Malaya, Kuala Lumpur.

Sudirman mulai mencatat namanya sebagai penyanyi ketika ia merebut gelar Bintang RTM yang diadakan di Melaka pada 10 Agustus 1976 dengan membawakan lagu "Seruling Bambu", "Big Spender", dan "Jali-jali", sebuah lagu Betawi.

Setelah Bintang RTM pada tahun 1976, ia mulai merekamkan suaranya dalam album perdananya "Teriring Doa" bersama Warnada Record. Tahun 1978, EMI menawarkan kontrak kepadanya. Album pertamanya dengan EMI berjudul "Aku Penghiburmu". Dalam album ini ia kembali membawakan lagu "Jali-jali" yang membuatnya dikenal, termasuk tiga lagu ciptaan Ahmad Nawab, "Aku Penghiburmu", "Kasih" dan "Gugur di Tangkai Madu". Ketiga-tiga lagu tersebut juga pernah dinyanyikan oleh Broery Marantika ketika Ahmad Nawab hijrah ke WEA. Pada tahun 1978, Sudirman terpilih sebagai Penghibur TV Terbaik pada Anugerah Seri Angkasa di Malaysia. Tahun 1979, album Perasaan diterbitkan dengan lagu hit-nya Gerimis di Lautan bersama lagu-lagu lucu Mat Disko dan Toyol. Setelah menamatkan pendidikannya, Sudirman bebas untuk mengembangkan kariernya. Ia yang bangga dengan imej "Budak Kampung" sering membawakan lagu-lagu yang berkaitan erat dengan masyarakat.

Setiap tahunnya di 1980-an ia selalu menerbitkan album dengan dua lagu yang semuanya berhasil dan kebanyakan lagu-lagunya menjadi hit, sesuatu yang biasanya sulit dicapai pada masa itu.

Tahun 1980, album Anak Muda dan Lagu Anak Desa
Tahun 1981, album Lagu Dari Kota dan Twinkle-Twinkle Little Star (Sudirman)
Tahun 1982, album Lagu Cinta dan Abadi
Tahun 1983, album Images (hanya satu album)
Tahun 1984, album Orang Baru dan Lagu Dari Sebuah Bilik

Pada tahun 1985, album Konser Malam Anak Desa di Universitas Kebangsaan Malaysia Bangi diterbitkan dalam bentuk kaset. Album ini adalah rekaman langsung konser tersebut. Setelah itu Sudirman hanya menerbitkan sebuah album dalam setahun.

Tahun 1986, album Orang Kampung
Tahun 1987, album Kul It
Tahun 1989, album Asia’s No. 1 Performer

Lagu-lagu Sudirman yang istimewa dan populer dikumpulkan dalam album kompilasi Koleksi 16 Lagu-lagu Terbaik (1986) dan Pilihan Sentimental Emas (1987). Karena ia sangat menggemari lagu-lagu klasik dan berirama Deli, Sudirman juga mengeluarkan album Lagu-lagu Rakyat (1989) dan Koleksi Klasik (1991). Selama kariernya dalam bidang seni, ia telah menghasilkan 18 buah album berbahasa Melayu dan dua buah album berbahasa Inggris (Twinkle-twinkle Little Star dan Images).

Setelah kematiannya pada tahun 1992, EMI Malaysia mengeluarkan tiga buah album kompilasi. Dua lagu baru Setelah Kau Tiada dan Cinta Di Sisimu diterbitkan setelah diketahui siapa penciptanya. Lagu-lagu ini dimasukkan dalam album Setelah Kau Tiada

  • Sudirman - Jauh Di Sudut Hati (1992)
  • Sudirman - Balik Kampung (1993)
  • Sudirman - Setelah Kau Tiada (1995)

Banyak album kompilasi Sudirman diterbitkan kembali dalam bentuk kaset dan CD.

  • Sudirman - DwiDekad (1996)
  • Nilai Cintamu (2000)
  • Sudirman - 24 Greatest Hits
  • Sudirman No.1 (2002)
  • Sudirman Penghibur No.1 (2002)
  • Sudirman II 40 No.1 Dalam 1 (2003)
  • Memori Hit Sudirman (2004)
  • Sudirman - Memori Sentimental Hit (2005)
  • Sudirman - Dwi Intan
  • Sudirman - Timeless (2006)
  • Koleksi Emas Aidilfitri
  • Alunan Sukma Sudirman & Sharifah Aini
  • Memori Hit Melayu Deli

Tema lagu

sunting

Lagu-lagu Sudirman banyak yang bertemakan kemasyarakatan, menggambarkan kehidupan keseharian rakyat serta budaya dan cara hidup orang Malaysia. Lagu-lagunya ada yang ditujukan untuk pelajar sekolah, pekerja pabrik, perawat, dan gadis desa seperti lagu "pesan Abang", "Jamilah", "Sepetang di Pinggir Bukit", "Orang Kampung", dan banyak lagi. Selain itu ada juga lagu sentimentil berkisar percintaan hingga lagu-lagu nasihat, patriotik, keamanan dunia, dan perihal kecintaan kepada Tuhan.

Lagunya yang berjudul "Apa Kabar Orang Kampung" adalah sebuah lagu yang mengajak pendengarnya supaya jangan lupa akan asal usulnya. Lagu "Balik Kampung" merupakan lagu dengan lirik yang mengingatkan para perantau dengan kebiasaan pulang ke kampung halaman (mudik) dikala hari raya. Ketika di Malaysia terjadi pengangguran yang cukup besar pada masa itu, Sudirman hadir membawakan lagu "Aku Penganggur". Sekalipun berirama cepat, isu yang dibawakan tentang stigma pengangguran sampai kepada sasaran. Lagu Aku Dan Duniaku menceritakan Sudirman dengan dunia pilihannya, manakala lagu seperti Baru Dapat Kerja, Orang Muda dan Pulang Dari Kilang adalah paparan mengenai jiwa dan perasaan orang muda, terutama yang baru bekerja.

Lagunya yang berisi kritik dan nasihat juga banyak, diantaranya ialah "Pesta Dunia", yang mencela orang-orang di negara kaya yang membubazirkan makanan. Pada masa itu, lagu ini memenangkan kategori lagu dan penyanyi terbaik di South East Asia Song Festival. Sudirman juga mengabadikan puisi Alm. JM Aziz yaitu "Penyu Menangis Siapa Tahu", yang bercerita mengenai rayuan seekor penyu agar manusia menghentikan pencemaran.

Selain lagu bertema kritik dan nasihat, Sudirman juga menerbitkan album patriotik "ABADI" (1982). Album ini berisi lagu-lagu berjudul "Warisan", "Punch Card", "Kehadiranku", "31 Ogos", dan "Tegakkan Bendera Kita". Pada masa itu album tersebut tidak mendapat sambutan sebagaimana album komersilnya yang lain, tetapi kini lagu-lagunya sering berkumandang ketika Malaysia menyambut kemerdekaan. Rasa bangga dan kekagumannya pada negara, agama dan bangsa, serta tokoh pemimpin diluahkan oleh Sudirman melalui lagu Radio Malaysia, Bapak (ditujukan kepada Bapak Kemerdekaan, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj), Kul It! (mengenai perpaduan kaum) serta One Thousand Million Smiles. Ia turut menyanyikan lagu yang ditujukan khusus kepada Alm. Puan Sri Saloma berjudul Mama.

Sebagai artis

sunting

Pada tahun 1986, Tourism Malaysia menobatkan Sudirman sebagai "Duta Nyanyian Pelcongan Malaysia". Saat Persidangan Pariwisata Asia Pasifik yang ke-35 di Kuala Lumpur, ia memopulerkan lagu "Cintai Malaysia, Kenali Malaysia" (to Know Malaysia is to Love Malaysia) ciptaan Carol Connors, seorang pencipta lagu Amerika. Lagu ini juga menjadi lagu tema semasa kampanye tahun kunjungan Malaysia. Sudirman juga dilantik sebagai duta perusahaan terkenal seperti Proton, Malaysia Airlines, Honda Cup, dan sebagai honored pioneer card member dengan Hong Leong.

Pada 14 April 1986, Sudirman mengukir namanya di dalam Malaysia Book of Record setelah mengadakan konser gratis di jalan Chow Kit, Kuala Lumpur. Ia berhasil mengummpulkan hampir 100 ribu penonton warga kota yang berbondong-bondong untuk menontonnya. Jalan Chow Kit di era Sudirman adalah gelanggang marhaen, menjadi simbol orang-orang kecil yang juga peminat Sudirman. Konser jalanan seperti itu adalah sebagai tanda terima kasih Sudirman kepada para peminatnya yang tidak mampu menyaksikan persembahan di hotel atau konser mahalnya.

Tanggal 19 Maret 1989, Sudirman dinobatkan sebagai "Penghibur Terbaik Asia" di Asian Popular Music Award. Acara anugerah ini diadakan bersamaan dengan Salem Music Awards Festival yang berlangsung di Royal Albert Hall, London. Ia adalah penyanyi Malaysia pertama yang memenangkan anugerah tersebut. Dalam pertandingan tersebut ia menyanyikan dua buah lagu berbahasa Inggris "One Thousand Million Smiles" dan "Send In The Clown" dengan aksi lucu ala Charlie Chaplin yang cukup mempesona, yang menjadikannya sebagai pemenang. Lagu One Thousand Smiles direkam dalam bentuk singel dan dipasarkan di Eropa. Proses rekaman lagu itu dibuat di Abbey Road Studio, tempat rekaman album bagi penyanyi megastars seperti The Beatles. Lagu ini dipilih sebagai lagu tema Malaysia semasa Hari Perserikatan Bangsa-bangsa.

Sudirman juga pernah muncul dalam acara penutup SEA Games tahun 1989 yang diadakan di Kuala Lumpur dengan penampilannya berbeda, ia mengenakan baju bendera sambil mengibarkan Jalur Gemilang (nama bagi bendera Malaysia) yang besar.

Semasa pertandingan juara lagu TV3 1987, Sudirman memenangi "Anugerah Persembahan Terbaik" karena penampilannya begitu menyayat hati sewaktu mendendangkan lagu Merisik Khabar dengan petikan pemetik api simboliknya. Malah ia merupakan satu-satunya seniman yang dapat menyanyi dengan fasih berbagai bahasa (bahasa Inggris, Tamil, Cina dan Hindi) serta menggubah lagu, sehingga berhasil mencuri hati setiap golongan masyarakat.

Sepanjang persembahannya, Sudirman diiringi band pengiringnya (The Glue), kumpulan penari (The Girls) dan penyanyi latar (The Giggles). Walaupun sibuk dan sudah terkenal, ia masih meluangkan waktu untuk belajar vokal dari penyanyi klasik terkenal bernama Florence Fong. Sudirman juga seorang yang bijak bekerja, ia bekerjasama dengan produser, suka berbagi ide dengan penerbit untuk menghasilkan yang terbaik. Ia memiliki kreativitas yang amat besar. Ia juga amat unik dengan penjiwaan di atas pentas, bukan saja karena nyanyiannya, tetapi tingkah lakunya yang terbuka, bekerja keras, menghormati seni dan rekan-rekannya, menjadikannya ia disenangi.

Kejayaan Sudirman sebagai penghibur juga tidak dapat lari dengan lagu-lagu populer gubahan komposer terkenal seperti Datuk Ahmad Nawab, Ooi Eow Jin, S. Atan, Manan Ngah, Osman Ghani, Kassim Masdor dan M.Nasir. Selain lirik puitis oleh Habsah Hassan menerusi luahan rasa penyanyinya, Habsah Hassan turut menulis skrip untuk Sudirman saat membuat pertunjukan rancangan RTM dan majlis makan malam. Ia juga aktif di dalam Persatuan Penyanyi dan Pemuzik Tanahair (PAPITA) dan dilantik menjadi Presiden PAPITA untuk satu periode. Semasa hayatnya, Sudirman sangat mengutamakan pemilikan hak cipta. Dia mempertahankan nama dan haknya guna memastikan tidak ada pihak ketiga yang mengambil kesempatan.

Pernikahan

sunting

Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Malaya, pada 14 Februari 1981, Sudirman menikahi teman semasa kecilnya yang bernama Kamariah "Kay" Jamaluddin. Namun pernikahan ini hanya berjalan selama tiga tahun, dan mereka tidak mempunyai seorang anak. Sudirman merekamkan rasa dukanya kedalam lagu "Terasing" dan "Merisik Khabar", ia juga menciptakan lagu "Setiamu Tiada Lagi" yang dibawakan oleh Ibnor Riza. Setelah bercerai, ia menumpukan seluruh tenaganya pada kariernya, termasuk menulis, melukis, dan mendirikan perusahaannya sendiri.

Kematian

sunting

Pada 17 Juli 1991, Sudirman dimasukkan ke ruang ICU di Pusat Pengobatan Tawakkal Kuala Lumpur selama empat hari. Ia dilaporkan pingsan setelah terjatuh. Ia sakit selama tujuh hari dan keluarganya merahasiakan penyakit dan lokasi ia dirawat. Pada 22 Februari 1992, hari Sabtu jam 4:00 pagi, ketika berusia 37 tahun, Sudirman meninggal dunia dirumah kakaknya Rudiah bt. H. Arshad Kuala Lumpur setelah 7 bulan menghidap penyakit radang paru-paru (pneumonia). Jenazahnya dibawa pulang ke Temerloh, Pahang dan dimakamkan di Tanah Perkuburan Islam Kampung Chengal, Temerloh pada hari yang sama jam 3:45 sore - di sebelah pusara orang tuanya. Ribuan penggemarnya, termasuk Perdana Menteri Malaysia ketika itu Dr. Mahathir Mohamad datang menziarahi jenazahnya yang dianggap sebagai satu kehilangan besar bagi dunia hiburan Malaysia.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Norida Abu Bakar. "Media Collection: Sudirman" (dalam bahasa Melayu). UM Library Guides. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-18. Diakses tanggal 2021-02-18. 
  2. ^ Nurulhisham Abdul Latiff (2019-05-25). "Google beri penghormatan pada Sudirman" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-18. Diakses tanggal 2021-02-18. 
  3. ^ Zanariah Abd Mutalib (2006). "Malaysia Book of Records" (dalam bahasa Inggris). Malaysia Book of Records Sdn. Bhd. hlm. 48. ISBN 978-983-99496-4-3. Diakses tanggal 2021-02-18. Sudirman died of pneumonia on February 22, 1992, in Kuala Lumpur, and his remains were brought back to Temerloh for burial