Soemantri Mohammad Saleh


Sasanasinha Soemantri Mohammad Saleh merupakan salah satu pasukan dari GPH Djatikusumo dan Gatot Subroto di struktural PETA dan berpangkat shodancho. Pada saat perang kemerdekaan, ia juga merupakan anggota pasukan Jenderal Sudirman. Atas segala prestasinya tersebut, ia dianugehari Bintang Gerilya, Bintang Sewindu, dan Satyalancana Perang Kemerdekaan I dan II. Terakhir kali, ia menjabat pangkat sebagai Brigadir Jenderal di TNI.

Riwayat Hidup sunting

Lahir sebagai anak kedua dari Almarhum Mohammad Saleh, jaksa kepala di Jakarta di Bekasi 16 Desember 1915. Ia dibesarkan dalam keluarga Islam dengan nuansa Jawa yang kental. Semasa muda ia terkenal nakal, bandel, dan keras kepala, ia juga kerap berkelahi dan dikeroyok karena kenakalannya. Akibatnya Soemantri MS tidak pernah berhasil menamatkan pendidikan SMA karena dikeluarkan dari sekolah. Namun, karier militernya cukup bersinar, setelah ia kembali meneruskan sekolah di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat di usia 41 tahun. Ia pernah menjadi asisten kepala staf divisi Diponegoro, Semarang dan menjabat asisten wakil KASAD di Jakarta.

Ia adalah seorang muslim hingga sampai pertemuannya dengan Biksu bernama The Boan An alias Ashin Jinarakkhita yang menimbulkan kesan mendalam kepadanya. Ia begitu terpesona dengan ajaran Buddha yang diajarkan oleh The Boan An sehingga ia memutuskan untuk berpindah keyakinan menjadi beragama Buddha. Setelah memeluk agama Buddha, ia menjadi seorang yang taat beribadah, bahkan ia yang memiliki integritas teguh terpilih menjadi ketua Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI) pada tahun 1982. Selama masa itu juga ia menjabat pula sebagai asisten gubernur DKI Jakarta. Namanya juga diubah menjadi M.U. Sasanasinha Soemantri M.S. atau kerap dipanggil Soemantri M.S.

Sumber sunting

Apa & siapa sejumlah orang Indonesia 1983-1984 - Halaman 737