Sima Zhao (211-264) nama kehormatan Zishang adalah anak dari kepala ahli strategi perang Perdana Menteri Sima Yi dari negara Cao Wei saat Zaman Tiga Negara di Tiongkok dulu. Dia berusaha untuk mengontrol dan mengurus negara Cao Wei yang telah diambil alih oleh ayahnya, Sima Yi dan abang kandungnya Sima Shi. Sima Zhao berhasil mengalahkan negara Shu Han di barat dan memaksa Shu menyerah yang di mana saat itu Shu di bawah kepemimpinan anak Liu Bei, Liu Shan (Chan). Anak Sima Zhao yaitu Sima Yan pada akhirnya menggulingkan negara Cao Wei sendiri dan mendirikan dinasti Jin.

Sima Zhao
司馬昭
Ilustrasi Dinasti Qing terhadap Sima Zhao (kanan)
Raja Jin (晉王)
Masa jabatan2 Mei 264 – 6 September 265
PenerusSima Yan
Adipati Jin (晉公)
Masa jabatan9 Desember 263[1][2][3][4] – 2 May 264
Wali penguasa Cao Wei
Masa jabatan23 Maret 255 – 6 September 265
PendahuluSima Shi
PenerusSima Yan
Kelahiran211
Kematian6 September 265(265-09-06) (umur 53–54)[5]
Luoyang, Henan
ConsortPermaisuri Wenming
KeturunanKaisar Wu dari Jin
Sima You
Sima Jian
Sima Ji
Sima Yanzuo
Putri Jingzhao
Nama lengkap
Marga: Sima (司馬)
Nama: Zhao (昭)
Nama kehormatan: Zishang (子上)
Nama anumerta
Kaisar Wen (文帝)
Nama kuil
Taizu (太祖)
WangsaWangsa Sima
AyahSima Yi
IbuPermaisuri Xuanmu

Sebuah peribahasa Tionghoa yang melibatkan dan terinspirasi dari Sima Zhao adalah "Semuanya di jalan mengetahui apa yang dipikirkan Sima Zhao" (司馬昭之心, 路人皆知) yang artinya niat tersembunyi seseorang (dalam kasus ini merebut taktha kekuasaan) sangat diketahui orang sampai itu bukanlah rahasia lagi. Peribahasa ini muncul dari ucapan Cao Mao, kaisar Cao Wei keempat yang melancarkan upaya untuk menyingkirkan Sima Zhao dan keluarganya untuk mengembalikan kekuatan kepada keluarga kekaisaran namun gagal.

Kehidupan awal

sunting

Sima Zhao lahir pada 211 sebagai putra bungsu Sima Yi dan Zhang Chunhua dan adik Sima Shi.[6] Karena ayahnya Sima Yi merupakan pejabat penting di pemerintahan, karir politik Sima Zhao naik secara pesat. Atas jasa ayahnya dalam menghancurkan Yan, Sima Zhao dianugerahi gelar Marquis Xincheng[a] menjelang akhir tahun 238. Sekitar tahun 240, ia diangkat menjadi Jenderal Tuan-tuan Koloni Pertanian (典農中郎將). Setahun kemudian, sekitar tahun 241, ia diangkat sebagai Prajurit Kavaleri Biasa (散騎常侍). Pada bulan Maret 244, ia ikut serta dalam kampanye Cao Shuang yang gagal melawan Shu, di mana ia berhasil mengusir serangan malam di kampnya yang dipimpin oleh pasukan Shu. Meskipun kampanye tersebut pada akhirnya gagal, ia dipromosikan ke pangkat Konsultan Tuan-tuan (jabatan yang biasanya dianggap sebagai pengganti, di mana ia sendiri ditahan selama lebih dari lima tahun, yang kemungkinan besar diberikan kepadanya oleh Cao Shuang dan kelompoknya sehingga ia tidak akan maju lebih jauh dalam politik).[7]

Karir sampai 255

sunting

Makam Gaoping

sunting

Sima Zhao diduga terlibat dalam kudeta ayahnya melawan Cao Shuang pada 249. Menurut Kitab Jin, ia tidak diberitahu rencana kudeta ini oleh ayah dan kakaknya sampai menit terakhir dan membuatnya gugup[8]—sebuah pandangan yang tidak begitu disetujui oleh banyak sejarahwan yang berpendapat bahwa Sima Zhao sangat terlibat didalam konspirasi tersebut. Bagaimanapun itu, kudeta tersebut berhasil dan ayahnya mencapai puncak kekuasaan negara, sementara Sima Zhao sendiri menerima penambahan gaji sebesar 1.000 rumah tangga ke wilayah kekuasaannya dan menjadi tokoh penting dalam statusnya. Pada tahun 251, ketika ayahnya menumpas pemberontakan Wang Ling yang gagal, Sima Zhao menjabat sebagai wakil komandan, dan diberi hadiah berupa penambahan 300 rumah tangga ke wilayah kekuasaannya dan jabatan Marquis untuk putranya yang masih muda, Sima You. Selama beberapa tahun berikutnya, ia terlibat dalam memimpin pasukan untuk memukul mundur invasi oleh komandan angkatan bersenjata Shu, Jiang Wei.

Pertempuran Dongxing

sunting

Pada 253, pasukan Wei dibawah Sima Zhao bergerak ke timur melawan Dong Wu yang telah melampaui batas wilayah mereka dengan membangun di atas danau dan mempersenjatai penduduknya dengan pasukan di tanah milik Wei. Para perwira Wei, merasa aman dengan posisi mereka dan dengan jumlah mereka yang lebih banyak, menjadi sombong dan membiarkan diri mereka mabuk, dan dengan cepat dikalahkan oleh pasukan Wu yang dipimpin oleh Ding Feng dan Lü Ju, memaksa mereka untuk mundur dan melarikan diri. Setelah kekalahan di Pertempuran Dongxing, Sima Zhao bertanya kepada marsekalnya Wang Yi secara pribadi mengenai siapa yang patut disalahkan atas kekalahan ini dan Wang Yi menjawab: "Tanggung jawab berada di komandan." Sima Zhao membalas, "Marsekal bermaksud ingin saya menanggung kesalahan itu?" dan kemudian menghukum mati Wang Yi. Wali penguasa Wei Sima Shi menerima surat dari para menteri untuk menurunkan pangkat Wang Chang, Guanqiu Jian, Hu Zun dan jenderal lainnya atas kekalahan tersebut. Namun Sima Shi berkata: "Ini karena saya tidak mendengarkan nasihat Gongxiu [Zhuge Dan] makanya kita tertimpa musibah ini. Di hal ini saya yang bersalah; kenapa para jenderal yang disalahkan?".[9] Sima Shi kemudian menaikkan pangkat seluruh jenderal yang mengikuti kampanye tersebut, sementara Sima Zhao dihukum dengan gelar bangsawannya dihapus.[10]

Menggantikan Sima Shi

sunting

Pada 254, saat Sima Zhao berada di ibukota Luoyang, penasihat kaisar menyarankan Kaisar Cao Fang untuk mengejutkan Sima Zhao dan kemudian membunuhnya untuk mengambil alih pasukannya yang kemudian akan dipakai untuk menyingkirkan Sima Shi. Sang kaisar dengan khawatir tidak mendengarkan nasihat ini, namun konspirasinya masih ketahuan. Sima Zhao membantu kakaknya dalam menggulingkan Cao Fang dan menggantikannya dengan Cao Mao. Karena Cao Fang dilengserkan, jenderal Guanqiu Jian dan Wen Qin memberontak pada 255, namun pemberontakan ini berhasil ditumpas.

Namun pada kampanye menumpas pemberontakan tersebut, Sima Shi jatuh sakit akibat penyakit mata yang serius dan ia meninggal tidak lama sebulan kemudian; pada 23 Maret.[11] Pada saat itu, Sima Zhao ada bersama kakaknya di Xuchang. Kaisar Cao Mao yang berusia 14 tahun berupaya merebut kembali kekuatan kepada keluarga kekaisaran. Ia mengeluarkan titah dibawah rasional bahwa Sima Shi baru saja menumpas pemberontakan Guanqiu Jian dan Wen Qin dan daerah selatan masih rawan dan belum diamankan, memerintah Sima Zhao untuk tetap di Xuchang dan asisten Sima Shi, Fu Jia untuk kembali ke Luoyang dengan pasukan utama. Atas saran Fu Jia dan Zhong Hui, Sima Zhao sendiri kembali ke Luoyang melawan titah tersebut[12] dan tetap mengendalikan pemerintahan.[13] Sejak saat itu, ia tidak membiarkan Kaisar Cao Mao ataupun Janda Permaisuri Guo keluar dari cengkramannya.

Sebagai penguasa tertinggi

sunting

Konsolidasi kekuasaan

sunting

Pemberontakan Shouchun Ketiga

sunting

Pada beberapa tahun kemudian, Sima Zhao mulai semakin mengonsolidasi kekuasaan, meninggalkan kaisar dan janda permaisuri dengan kekuatan politik yang sangat kecil. Ia selanjutnya membangun serangkaian peristiwa yang dipandang sebagai pertanda perebutan takhta Wei. Pada tahun 256, ia meminta kaisar memberinya hak istimewa untuk mengenakan jubah, mahkota, dan sepatu bot kekaisaran. Ia selanjutnya menguji keadaan dengan meminta para pembantu dekatnya memberi petunjuk kepada para jenderal di seluruh kekaisaran mengenai niatnya. Pada 257, ia mengirim Jia Chong untuk menyelidiki pikiran Zhuge Dan, dan Zhuge Dan menegurnya dengan keras[14] sampai Sima Zhao memanggilnya ke Luoyang dengan kedokan ingin menaikkan pangkatnya. Zhuge Dan menolak dan kemudian memberontak, membelot ke Dong Wu untuk mencari suaka.[15] Sima Zhao maju dengan cepat ke benteng Zhuge Dan di Shouchun dan mengepungnya, akhirnya merebut kota itu pada tahun 258 setelah memutus harapan penyelamatan Wu Timur, membunuh Zhuge Dan dan keluarganya, meskipun dia memperlakukan banyak dari mereka yang terlibat, seperti warga biasa, dan terutama tentara Wu yang telah dikirim sebagai bala bantuan, dengan sangat murah hati, meskipun disarankan untuk menghukum warga dan membunuh semua prajurit,[16] yang dia kemudian balas: "Orang-orang kuno menggunakan pasukan, menjaga negara adalah yang terbaik, jadi bunuh saja para pemimpinnya dan tidak lebih. Jika tentara Wu melarikan diri dan kembali, maka mereka dapat melaporkan kebesaran negara-negara bagian tengah." Kebaikan hati ini berhasil membuat keluarga Sima terlihat lebih positif di antara penduduk. Setelah kematian Zhuge Dan, tidak ada seorang pun yang berani menentang Sima Zhao lebih jauh selama beberapa tahun berikutnya. Pada 258, Kaisar Cao Mao dipaksa memberikan sembilan anugerah, jabatan kanselir agung dan gelar Adipati Jin - sebuah gelar yang mendekatkannya dengan upaya perebutan kekuasaan - kepada Sima Zhao, namun Sima Zhao kemudian sebanyak sembilan kali menolak anugerah tersebut.[17]

Kematian

sunting

Setelah mengalahkan pemberontakan Zhong Hui, Sima Zhao dianugerahi gelar Raja Jin pada 2 Mei 264,[18] langkah paling terakhir sebelum merebut kuasa. Ia menggunakan momen tersebut untuk melakukan reformasi hukum dan sistem pemerintahan sesuai apa yang dia inginkan, seperti memberlakukan kembali Lima Tingkat Feodal dari Zhou (sebuah sistem yang tidak digunakan lagi setelah dihapus pada Dinasti Qin), dan bahkan memberi penghormatan kepada mendiang ayahnya, Sima Yi, dan kakaknya, Sima Shi, sebagai Raja Xuan dan Raja Jing dari Jin.[19] Ia kemudian berupaya mencari perdamaian dengan Dong Wu[20] untuk mencegah komplikasi lebih lanjut atas rencana pengambilalihannya, suatu sikap yang dibalas.[21]

Kemudian Sima Zhao mulai memikirkan ahli warisnya. Ia awalnya ingin menunjuk putra keduanya Sima You yang diadopsi oleh Sima Shi sebagai putranya sendiri karena Sima Shi tidak memiliki anak laki-laki, dibawah rasional atas jasa Sima Shi kepada keluarga dalam mengambil dan mempertahankan kekuasaan, penerus harus dikembalikan ke garis keturunannya. Mayoritas penasihatnya meminta Sima Zhao untuk memilih putra sulungnya, Sima Yan sebagai penerusnya. Sima Zhao akhirnya membulatkan tekad untuk mewariskan kepada Sima Yan.[22]

Pada 6 September 265, Sima Zhao meninggal[23] sebelum ia meraih kekuatan kekaisaran apapun, walaupun upacara pemakamannya dilaksanakan dengan penghargaan kekaisaran pada 20 Oktober 265. Lima bulan kemudian, Sima Yan yang sebelumnya mewarisi mandat ayahnya[24] bakal menggulingkan Cao Huan yang mundur dan kemudian naik taktha sebagai Kaisar Wu dari Jin, mendirikan Dinasti Jin. Setelah ia naik taktha, Sima Yan memberi penghormatan kepada ayahnya dengan nama anumerta Kaisar Wen dari Jin (晉文帝).

Keluarga

sunting
  • Permaisuri Wenming dari klan Wang dari Donghai (文明皇后 東海王氏; 217–268), nama pribadi Yuanji (元姬)
    • Putri Jingzhao (京兆公主)
    • Sima Yan, Kaisar Wu (武皇帝 司馬炎; 236–290), putra sulung
    • Sima You, Pangeran Qixian (齊獻王 司馬攸; 248–283), putra kedua

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Catatan Fang 4.5 dari Jiaping 5; Xincheng adalah situs kemenangan terkenal Sima Yi melawan pengkhianat negara Meng Da, jadi tempat itu memiliki hubungan signifikan dengan keluarga Sima.

Referensi

sunting
  1. ^

    Because the campaign against Shu was going well, Sima Zhao was once more offered the position of Chancellor of the State [xiangguo], as well as the title Duke of Jin and the Nine Awards. This time, Sima Zhao accepted these honors.

    Zizhi Tongjian, Sima Guang

  2. ^

    Because the generals attacking Shu had reported their victories in succession, in an edict the Emperor again commanded that the da jiangjun Sima Zhao should have his rank, enfeoffment and gifts advanced, all as in the former edict; Sima Zhao accepted the appointment.

    Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang

  3. ^

    In winter, in the tenth month, on the day jiayin (December 9), the Emperor again commanded in an edict that the da jiangjun should have his rank, enfeoffment, and gifts advanced, all as in the former edict.

    Sanguozhi, Chronicle of the Prince of Chenliu

  4. ^

    In winter, in the tenth month, the Son of Heaven, because the various feudal lords reported their victories in succession, reiterated his former command, saying, '...[the text of the edict]...' Ducal and other ministers, and generals all betook themselves to the headquarters of the da jiangjun to convey the Imperial wishes, but Wendi declined out of modesty. The sikong Zheng Chong at the head of the myriad officials advised him to accept, saying, '...[the text of the petition]...' Thereupon Wendi accepted the appointment.

    Jin Shu, Chronicle of Wendi

  5. ^ Declercq, Dominik (1998). "Chapter 5". Writing Against the State: Political Rhetorics in Third and Fourth Century China. BRILL. hlm. 176. ISBN 9004103767. Diakses tanggal 2 January 2015. Hardly was this rebellion crushed than Sima Shi died (in March 255); and his brother Sima Zhao took command... 
  6. ^ Sima Zhao's biography in Book of Jin recorded that he was a younger full-brother of Sima Shi. (文皇帝讳昭,字子上,景帝之母弟也。) Jin Shu vol.02. Of Sima Yi's sons, only Sima Shi (first), Sima Liang (fourth) and Sima Lun (ninth) had their birth orders explicitly recorded in Book of Jin.
  7. ^ Fang’s note 14 of Zhengshi 9;

    the title Gentleman Consultant [yilang] was typically used as a “placeholder”. It indicated that the court intended to grant the Gentleman Consultant an important position as soon as one became available. In the meantime, the Gentleman Consultant could participate in the court’s discussions and provide advice. While this position was often an honor, it could also be used to slow the advancement of one’s political rivals. Given that Sima Zhao remained a Gentleman Consultant for more than five years, this appointment was most likely an attempt by He Yan, Cao Shuang, and their party to curb his advancement.

  8. ^ 《晋书》卷2:宣帝之將誅曹爽,深謀秘策,獨與帝潛畫,文帝弗之知也。將發夕乃告之,既而使人覘之,帝寢如常,而文帝不能安席。
  9. ^

    Wang Chang and Guanqiu Jian, learning that the eastern army had been defeated, set fire to their respective camps and fled. At Court, it was proposed to demote the generals concerned. The da jiangjun Sima Shi said, "It is because I did not listen to Gongxiu that we have come to this plight. In this I am culpable; how can the generals be at fault?" Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  10. ^

    And he absolved them all. At that time, Sima Shi's younger brother, the andong jiangjun, Sima Zhao was Superintendent of the Army (chien-chun); he only deprived Sima Zhao of his enfeoffment. He appointed Zhuge Dan (zhennan jiangjun) and Commander-in-chief (dudu) of Yuzhou and Guanqiu Jian (zhennan jiangjun) and Commander-in-chief of Yangzhou. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  11. ^

    The wei jiangjun Sima Zhao went from Luoyang to inquire after Sima Shi's health. Sima Shi ordered him to take command of all the forces. On the day xinhai (March 23), Sima Shi died at Xuchang. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  12. ^

    The zhongshu shilang, Zhong Hui, had been in the suite of Sima Shi, taking charge of confidential matters. The Emperor, in a personal edict, commanded the shangshu Fu Jia (傅嘏) that, the southeast having recently been conquered, the wei jiangjun Sima Zhao was to station himself for the time being at Xuchang, to serve as internal and external support, and Fu Jia should return with the various troops. Zhong Hui consulted Fu Jia and had Fu Jia send up a memorial to the throne that they were starting together with Sima Zhao. They returned and encamped south of the Luoshui Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  13. ^

    Second month. On the day tingsi (march 29), the Emperor appointed Sima Zhao to be da jiangjun and lu shangshu shi. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  14. ^

    Jia Chong saw Zhuge Dan and discussed the politics of the day, on which occasion he said, “The worthy gentleman of Luoyang all desire the Emperor to abdicate in favor of a new Ruling House. This is what you yourself are aware of. What is your opinion on this point?” In a raised voice, Zhuge Dan said, “Are you not the son of Jia Kui, the Governor of Yuzhou? For two generations, your family has been receiving favors from the Wei; how is it possible that you wish to have the dynasty turned over to someone else? Should there be any such extraordinary happening in Luoyang, I shall die for the cause.” Jia Chong kept silent. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  15. ^

    On the day jiazi (May 24), the Emperor appointed Zhuge Dan as sigong and summoned him to the capital. Having received the Imperial edict, Zhuge Dan became all the more afraid. Suspecting that the cishi of Yangzhou, Yue Lin, was disloyal to him, he killed Yue Lin (樂綝). He levied the government troops who had been engaged in husbandry in the military agricultural colonies in the various prefectures and districts in Huainan and Huaibei, some ten odd myriads of men, as well as those men in Yangzhou who had recently joined him and were able to bear arms, forty or fifty thousand men; he collected provisions, sufficient for a year, and thus planned to defend his position by closing all the city gates. He sent his changshi Wu Gang with his youngest son Zhuge Jing (諸葛靚) to the Wu to call himself a vassal and request help; he also requested them to make hostages of the sons and younger brothers of his yamen generals. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  16. ^

    Some of Sima Zhao’s advisers suggested that he massacre the people of Huainan because they had rebelled on numerous occasions. Sima Zhao declined this suggestion. Instead, he allowed the Wu soldiers to return home while he relocated many of the people of Huainan to the commanderies near the capital where they could make less trouble. He rewarded those generals who had surrendered and pardoned those who had rebelled. Zizhi Tongjian, Sima Guang.

  17. ^

    Summer fifth month (June 18-July 17). The Emperor appointed Sima Zhao to be xiangguo and enfeoffed him as Duke of Jin with an appanage of eight prefectures, conferring on him the Nine Gifts. Sima Zhao declined these honors nine times in all, after which the Emperor desisted. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  18. ^

    On the day jimao (May 2), the rank of the Duke of Jin was advanced to that of King of Jin, with an additional ten prefectures as his fief. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  19. ^

    On the day guiwei (July 5), the Lord of Wenxuan of Wuyang, Sima Yi, was posthumously enfeoffed as King Xuan of Jin, and the Lord of Zhongwu (of Wuyang), Sima Shi as King Jing of Jin. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  20. ^

    From SGZ, Biography of Sun Hao, under the first year of Yuanxing, where it reads: “In this year, the Wei established the prefecture of Jiaozhi, and the taishou proceeded there to take up his post. Wendi of Jin, in his capacity as xiangguo of Wei, sent the Wu generals who had surrendered at the city of Shouchun, Xu Shao and Sun Yu, with a letter, under his order, to set forth the general situation and interests (of the parties concerned) in order to admonish Sun Hao.” This letter, advising Sun Hao to surrender, is reproduced in the Han Jin Chunqiu. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  21. ^

    SGZ has: “In the third month, Sun Hao sent his envoys in the company of Xu Shao and Sun Yu. The letter of reply to Sima Zhao read: 'I know that you, a man of unsurpassed talents, occupy the position of Prime Minister and are assiduous to the extreme in the guidance of state affairs. I, who am without virtue, have inherited the Imperial line. I consider taking the counsel of the worthy and the good to effect good rule. Since there are obstacles intervening between us, I have not had the opportunity to meet you. Your excellent intention is well displayed in your letter; I think of you affectionately. Now I am sending the guanglu dafu Ji Zhi and the wuguan zhonglangjiang Hong Qiu to convey my innermost thoughts.'” This letter is meant as a reply to Sima Zhao's letter referred to in 264 AD. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  22. ^

    The King of Jin wanted to appoint Sima Yu as Crown Prince. Shan Tao said, “It is against the rules of propriety as well as inauspicious to dismiss the elder and appoint the younger.” Jia Chong said, “The zhongfu jun Sima Yan possesses the virtues of a Sovereign; he should not be replaced.” He Ceng and Pei Xiu said, “The Zhongfu Jun {Sima Yan} is intelligent and far-sighted, and gifted with godlike prowess. People look up to him; thus is his Heaven-endowed appearance. His is certainly not the physiognomy of a subject of a Sovereign.” And so the King of Jin made up his mind. On the day bingwu (November 25), he appointed Sima Yan as Crown Prince. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  23. ^

    SGZ has: “In autumn, in the eighth month, on the day xinmao, the xiangguo, King of Jin, died.” Jin shu, Chronicle of Wendi states: “In autumn, in the eighth month, on the day xinmao, Wendi died in his main hall at the age of fifty-five.” Sima Zhao lived 211-265 AD. Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.

  24. ^

    SGZ has: “On the day renchen (September 7), the Crown Prince of Jin, Sima Yan, succeeded to his enfeoffment and inherited his rank; he assumed the Presidency of the myriad officials and had gifts and documents of appointments conferred upon him, all in conformity with ancient institutions.” Jin shu, Chronicle of Wudi states: “In the second year of Xianxi, in the fifth month, Sima Yan was appointed Crown Prince of Jin. In the eighth month, on the day xinmao, Wendi died and the Crown Prince inherited his rank as xiangguo and King of Jin. He issued an order that punishments be eased and pardon be given to prisoners, and that the population be soothed and the corvee stopped, and that all in the land should wear mourning clothes for three days.” Chronicles of the Three Kingdoms, Achilles Fang.