Liu Bei

Panglima perang Tiongkok dan Kaisar pendiri Shu Han (161–223)

Liu Bei (Hanzi: 劉備 ; Pinyin: Liú Bèi; Han Kuno: *mə-ru *[b]rək-s (Baxter-Sagart); *m·ru *brɯɡs (Zhengzhang Shangfang)) nama kehormatan Xuande (161-223)[2] adalah seorang tokoh terkenal di Zaman Tiga Negara. Ia lahir di Kabupaten Zhuo (sekarang di wilayah provinsi Hebei), merupakan keturunan dari Liu Sheng, Raja Jing di Zhongshan yang merupakan anak dari Kaisar Jing dari Han. Dihitung-hitung, ia masih paman dari Kaisar Xian dari Han yang memerintah waktu itu. Ia juga dikenal di kalangan Tionghoa Indonesia dengan nama Lau Pi yang merupakan lafal dialek Hokkian.

Kaisar Zhaolie dari Han
Portret Liu Bei dari Dinasti Tang oleh Yan Liben
Kaisar Shu Han
Berkuasa15 Mei 221[1]– 10 June 223
PenerusLiu Shan
Raja Hanzhong (漢中王)
(dibawah Dinasti Han)
Masa jabatanJuli atau Agustus 219 – 15 Mei 221
Kelahiran161
Kecamatan Zhuo, Kabupaten Zhuo, Dinasti Han (sekarang Zhuozhou, Baoding, Hebei)
Kematian10 Juni 223 (usia 62)
Baidicheng, Shu Han
Pasangan
Keturunan
Nama lengkap
Marga: Liu()
Nama pemberian: Bei()
Nama kehormatan: Xuande (玄德)
Nama dan tanggal periode
Zhangwu (章武): 221–223
Nama takhta
Kaisar Zhaolie (昭烈皇帝)
Nama kuil
Liezu (烈祖)
WangsaWangsa Liu
DinastiShu Han
AyahLiu Hong
Karier militer
PengabdianDinasti Han
Shu Han
Perang/pertempuranPemberontakan Serban Kuning
Kampanye melawan Dong Zhuo
Invasion of Xu Province
Campaign against Yuan Shu
Pertempuran Xiapi
Pertempuran Guandu
Pertempuran Bowang
Pertempuran Changban
Pertempuran Tebing Merah
Pertempuran Jiangling
Invasion of Yi Province
Territorial dispute in Jing Province
Kampanye militer Hanzhong
Pertempuran Xiaoting
Liu Bei

"Liu Bei" in Traditional (top) and Simplified (bottom) Chinese characters
Hanzi tradisional: 劉備
Hanzi sederhana: 刘备
Xuan De
Hanzi: 玄德
Makna literal: (courtesy name)

Karier politiknya dimulai dengan pemberantasan pemberontak Serban Kuning di akhir zaman Dinasti Han yang mengancam legitimasi dinasti tersebut bersama dengan 2 saudara angkatnya, Guan Yu dan Zhang Fei. Setelah berjasa atas pemadaman pemberontakan tadi, ia diberikan jabatan kecil sebagai penjabat bupati di sebuah kabupaten kecil di daerah Anxi.

Pada awalnya, karier politiknya sangat tidak mulus. Tidak punya wilayah sendiri untuk menyusun kekuatan, ia bahkan sempat mencari perlindungan dan menjadi bawahan daripada kekuatan-kekuatan lainnya pada masa tersebut misalnya Tao Qian, Yuan Shao, Lu Bu, Cao Cao, Liu Biao dan terakhir Liu Zhang yang kemudian menyerahkan Prefektur Yizhou kepadanya sebagai tempat menyusun kekuatan. Keberhasilannya di kemudian hari adalah karena muncul orang-orang di sekelilingnya yang membantu dalam banyak hal, seperti Zhuge Liang dan Pang Tong di bidang sipil, strategi dan politik; Guan Yu, Zhang Fei, Ma Chao, Huang Zhong dan Zhao Yun di bidang militer. Setelah menguasai Prefektur Yizhou dan Hanzhong, ia kemudian memaklumatkan diri sebagai Raja Hanzhong. Tahun 221, setahun setelah Cao Pi memaklumatkan diri sebagai kaisar, Liu Bei juga memaklumatkan diri sebagai Kaisar Han Liedi, mendirikan Negara Shu Han yang mengklaim legitimasi sebagai penerus Dinasti Han yang resmi telah tidak ada setelah proklamasi Negara Cao Wei. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh anaknya Liu Shan yang tidak cakap memerintah. Seluruh urusan pemerintahan pada saat itu dibebankan kepada Zhuge Liang sebagai perdana menteri.

Secara budaya, karena popularitas cerita Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong yang ditulis pada masa Dinasti Ming abad ke-14, Liu Bei dinilai luas sebagai pemimpin yang bijak dan berperikemanusiaan yang peduli kepada rakyat dan memilih tokoh bijaksana dalam pemerintahannya. Watak fiksinya di novel tersebut menjadi contoh panutan bagi seorang penguasa yang mematuhi aturan moral Konfusianisme seperti loyalitas dan kasih sayang. Secara catatan sejarah, Liu Bei seperti kaisar-kaisar Dinasti Han sebelumnya dipengaruhi besar oleh Taoisme. Ia merupakan seorang politikus ulung dan pemimpin yang hebat dimana keterampilannya adalah sebuah demonstrasi luar biasa terhadap konsep "Konfusianisme secara tampak, Legalisme secara praktek".[3][a]

Tampak fisik

sunting
 
Ilustrasi Liu Bei, Zaman Edo

Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, Liu Bei dideskripsikan sebagai orang yang tinggi, memiliki tinggi tujuh chi dan lima chun (sekitar 1,74 meter) dengan lengan tangan yang "memanjang sampai ke lutut" dan telinga yang "sangat besar sampai ia bisa melihatnya".[Sanguozhi 1] Menurut Huayang Guo Zhi, Liu Bei dipanggil "Telinga Besar" (大耳) oleh Lü Bu dan Cao Cao.[Huayang Guo Zhi 1][Huayang Guo Zhi 2] Terlebih, menurut anekdot yang diceritakan oleh Zhang Yu, Liu Bei tidak memiliki jenggot walaupun usianya mencapai kepala lima.[Sanguozhi 2]

Silsilah keluarga

sunting

Menurut kitab sejarah abad ke-3 Catatan Sejarah Tiga Negara, Liu Bei lahir di Kecamatan Zhuo, Kabupaten Zhuo (Zhuozhou, Hebei masa kini). Ia merupakan keturunan dari Liu Sheng, Pangeran Zhongshan, anak kesembilan dari Kaisar Jing dan Raja Zhongshan[b] pertama di Dinasti Han.

Namun, komentar Pei Songzhi pada abad kelima, berdasarkan Dianlüe (典略), mengatakan bahwa Liu Bei adalah keturunan Marquis dari Linyi (臨邑侯). Gelar "Marquis Linyi" dipegang oleh:

  • Liu Fu (劉復; keponakan Kaisar Guangwu) dan kemudian oleh putra Liu Fu, Liu Taotu (劉騊駼), yang merupakan keturunan Liu Fa (劉發), Pangeran Ding dari Changsha – putra Kaisar Jing lainnya.
  • Liu Rang (劉讓), keturunan Liu Shun (劉舜), Pangeran Xian dari Changshan, – putra Kaisar Jing lainnya.

Ada kemungkinan bahwa Liu Bei adalah keturunan salah satu dari dua garis patrilineal tersebut, bukan dari garis keturunan Liu Sheng. Namun, ia tetap merupakan seorang keturunan ningrat dari Kaisar Jing.

Kakek Liu Bei, Liu Xiong (劉雄) dan ayah Liu Hong (劉弘) keduanya bertugas di kantor provinsi dan komando. Kakek Liu Bei, Liu Xiong direkomendasikan sebagai calon pejabat sipil dalam proses xiaolian. Kemudian, dia naik menjadi prefek Fan (范) di Kabupaten Dong.[Sanguozhi 3][Sanguozhi zhu 1]

Kehidupan awal (161–184)

sunting

Ayahnya, Liu Hong, meninggal muda maka Liu Bei hidup dalam kemiskinan karena walaupun Liu Bei bisa membuktikan darah birunya, ia tidak mewarisi banyak harta kekayaan dari leluhurnya karena dekrit Han menyatakan bahwa setiap generasi keluarga kekaisaran akan dibagi harta kekayaannya kepada seluruh pangeran laki-laki dan keluarga Liu Bei sudah terlalu jauh dari cabang utama keluarga tersebut untuk diberikan kekayaan yang bercukupan. Maka Liu Bei tidak beda dari rakyat jelata. Untuk menompang kondisi ekonomi keluarga, Liu Bei dan ibunya menjual sepatu dan tikar jerami kayu. Meski begitu, Liu Bei penuh ambisi sejak kecil. Di sebelah tenggara rumahnya terdapat pohon murbei yang sangat tinggi (tinggi 11,5 meter). Jika dilihat dari jauh, naungan pohon tersebut mirip dengan gerobak kecil sehingga masyarakat sekitar desa menganggap pohon ini unik dan ada yang mengatakan bahwa rumah tersebut akan melahirkan sosok bangsawan.[Sanguozhi 4] Seorang peramal bernama Li Ding melihat rumah Liu Bei dan meramal bahwa "keluarga ini akan menghasilkan pria terhormat".[Sanguozhi zhu 2] Ketika dia masih kecil, Liu Bei akan bermain di bawah pohon bersama anak-anak desa lainnya. Dia sering berkata: "Saya harus menaiki kereta yang ditutupi bulu (kereta kaisar) ini." Paman Liu Bei, Zijing (子敬) menganggap mimpi Liu Bei sebagai hal yang bodoh dan bahwa ia akan membawa kehancuran ke rumahnya.[Sanguozhi 5]

Pada 175, saat umurnya masih 14 tahun, Liu Bei diutus oleh ibunya untuk berguru kepada Lu Zhi, seorang pejabat terhormat dan mantan Bupati Jiujiang. Lu Zhi berasal dari Kabupaten Zhuo, sama seperti Liu Bei. Salah satu teman sekelasnya adalah Gongsun Zan dari Liaodong, yang menjadi teman dekatnya. Karena Gongsun Zan lebih tua, Liu Bei memperlakukannya seperti kakaknya sendiri. Selain itu, ada sepupu jauhnya Liu Deran (劉德然). Ayah Liu Deran, Yuanqi (元起) kerap membantu Liu Bei dengan bantuan materi untuk mendukung kondisi ekonomi keluarga Liu Bei dan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Istri Yuanqi tidak begitu senang mendengar hal tersebut dan berkata, "Tiap orang punya keluarga sendiri, kenapa kamu melakukannya?". Yuanqi menjawab istrinya, "anak ini semarga dengan kita, dan dia adalah orang yang luar biasa".[4][Sanguozhi 6]

Pada masa remaja, Liu Bei dikatakan tidak antusias belajar. Namun dia menyukai anjing dan kuda; dia juga menunjukkan minat dalam berburu, musik, dan berpakaian bagus. Dia senang bergaul dengan para pemberani (haoxia), dan di masa mudanya dia bertarung dan bergaul dengan mereka. Dia tidak akan menunjukkan kemarahan atau kebahagiaannya dan selalu menunjukkan wajah yang menyenangkan di depan orang lain. Liu Bei adalah orang yang karismatik dan semua pemuda heroik terikat dengannya.[Sanguozhi 7][Huayang Guo Zhi 3]

Saat itu, dua orang pedagang kuda dari Zhongshan, Zhang Shiping (張世平)[5] dan Su Shuang (蘇雙),[6] bertemu dengan Liu Bei saat melewati Kabupaten Zhuo untuk menjual kuda. Keduanya terpukau dengan penampilan dan kepribadian Liu Bei sampai keduanya memberikannya hadiah uang yang lumayan besar, membuat Liu Bei bisa mengumpulkan sebuah masa pengikutnya yang besar.[Sanguozhi 8]

Pemberontakan Serban Kuning (184-189)

sunting

Pada 184, pada masa akhir pemerintahan Kaisar Ling dari Han, Serban Kuning melancarkan Pemberontakan Serban Kuning. Setiap provinsi dan kabupaten memanggil orang berbudi untuk melindungi bangsa. Liu Bei mengamati apa yang terjadi dan kemudian menjadi peka dalam politik. Ia mengumpulkan sebuah kelompok milisi untuk mendukung upaya pemerintah melawan pemberontak, memanggil sebuah kelompok pendukung yang loyal, diantara mereka ada Guan Yu, Zhang Fei dan Jian Yong.[Sanguozhi 9]

Liu Bei memimpin pasukan milisinya untuk bergabung dengan pasukan pemerintah lokal yang dipimpin oleh Zou Jing, melawan pemberontak di setiap pertempuran dengan hormat.[Sanguozhi 10] Saat itu, Liu Ziping dari Pingyuan mendengar reputasi Liu Bei sebagai pemberani. Saat Zhang Chun (張純) memberontak, Provinsi Qing diperintah oleh pemerintah pusat untuk mengirimkan seorang pejabat untuk memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan Zhang Chun. Ketika dekret pemerintah hendak melewati Pingyuan, Liu Ziping merekomendasikan Liu Bei sebagai pejabat tersebut. Liu Bei menerima dan ikut dengan Liu Ziping. Saat melawan pemberontak, Liu Bei terluka parah dan terpaksa berpura-pura mati. Setelah pemberontak meninggalkan pertempuran, teman Liu Bei mengangkatnya ke kereta, membawanya pergi menuju tempat yang aman. Sebagai pahala atas kontribusinya, dia terpilih menjadi Pegawai Pengadilan di Kecamatan Anxi (安喜縣, sebelah barat laut Anguo, Hebei), salah satu kecamatan di Kabupaten Zhongshan (中山郡).[Sanguozhi zhu 3]

Kemudian, pemerintah pusat Han menetapkan bahwa setiap pejabat yang memperoleh jabatan sebagai imbalan atas kontribusi militernya harus diberhentikan, namun Liu Bei meragukan bahwa ia akan diberhentikan. Ketika ia melihat seorang inspektur dikirim ke prefekturnya, ia ingin bertemu dengannya. Akan tetapi, inspektur tersebut menolak menemuinya dengan alasan sakit. Liu Bei sangat marah; ia kembali ke kantornya, memimpin para pegawai dan prajurit ke stasiun relai pos, dan menerobos masuk melalui pintu, sambil berseru: "Saya telah diperintahkan secara diam-diam oleh administrator komune untuk menangkap inspektur!" Setelah itu, ia mengikat inspektur tersebut, membawanya ke pinggiran distrik, dan mengikatnya ke sebuah pohon. Liu Bei membuka pita jabatannya dan menggantungkannya di leher inspektur tersebut, kemudian ia menyuruh inspektur tersebut dicambuk lebih dari seratus kali dengan tongkat bambu. Liu Bei ingin membunuh inspektur tersebut, tetapi dicegah oleh permohonan belas kasihan inspektur tersebut. Setelah itu, ia mengosongkan jabatannya.[Sanguozhi 11][Sanguozhi zhu 4]

Ia kemudian pergi ke selatan dengan pengikutnya untuk bergabung dengan milisi lain. Pada waktu itu, Panglima Tertinggi He Jin mengirimkan Kepala Komandan Guanqiu Yi (毌丘毅) ke Danyang untuk merekrut tentara dan Liu Bei bergabung dengannya untuk menumpas sisa pemberontakan di Provinsi Xu. Ketika mereka mencapai Xiapi, mereka bertemu pasukan pemberontak dan Liu Bei berjuang dengan sekuat tenaga. Sebagai pahala, Liu Bei diangkat sebagai Asisten (下密丞) di kantor kabupaten, dan sekali lagi ia mundur dari jabatannya.[Sanguozhi 12] Menurut Catatan Pahlawan yang ditulis oleh Wang Can, Liu Bei mengunjungi Cao Cao di ibukota Luoyang. Ia ikut bersama Cao Cao ketika Cao Cao hendak pulang kampung di Kabupaten Pei (sekarang Bozhou, Anhui) dimana mereka merekrut banyak pengikut.[Sanguozhi zhu 5]

Kemudian, pemerintah pusat Han menunjuk Liu Bei sebagai Komandan (都尉) Kecamatan Gaotang sebelum menaikkan jabatannya sebagai prefek ().[Sanguozhi 13]

Negara panglima perang

sunting

Mengabdi dibawah Gongsun Zan (189-194)

sunting
 
Baling Qiao, sebuah mural yang mengilustrasikan Sumpah Setia Tiga Saudara di Taman Persik antara Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei

Saat Kaisar Ling dari Han meninggal pada 189, Dinasti Han masuk ke era kekacauan. Maka Liu Bei membangun pasukan dan mengikuti perjuangan melawan Dong Zhuo.[7][Sanguozhi zhu 6] Kemudian, setelah ia kembali ke Gaotang, ia melihat kabupaten tersebut sudah dibanjiri pemberontak maka ia memutuskan untuk pergi ke utara untuk bergabung dengan teman lamanya, Gongsun Zan.[7] Pada 191, mereka menang besar melawan Yuan Shao (mantan pemimpin koalisi melawan Dong Zhuo) dalam perebutan Provinsi Ji dan Provinsi Qing.[7] Gongsun Zan kemudian menominasi Liu Bei untuk menjadi Kanselir () Kabupaten Pingyuan dan mengirimnya bersama Tian Kai untuk melawan putra sulung Yuan Shao, Yuan Tan di Provinsi Qing.[7][c] Dalam perlawanan melawan Gubernur Provinsi Ji Yuan Shao, Liu Bei berjuang dengan hormat. Maka ia menjadi prefek prabakti () dan kemudian diangkat menjadi kanselir bersamaan.[Sanguozhi 14]

Selama ia berada di Pingyuan, seorang warga bernama Liu Ping (劉平) yang sudah lama menganggap rendah Liu Bei dan malu mengetahui bahwa ia harus mengabdi dibawahnya mempekerjakan seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Liu Bei. Namun, Liu Bei tidak menyadari keinginan pembunuh bayaran tersebut memperlakukannya dengan baik sampai pembunuh bayaran tersebut tidak bisa memaksakan dirinya untuk membunuh Liu Bei. Sebelum pergi, pembunuh bayaran tersebut membeberkan rencana Liu Ping untuk membunuh Liu Bei kepadanya. Sejauh itulah bagaimana Liu Bei berhasil memenangkan hati rakyat.[Sanguozhi 15] Pingyuan merupakan tempat miskin dan rakyatnya kelaparan, jadi beberapa dari mereka menjadi perampok. Liu Bei menangkal bandit sementara memberlakukan kebijakan ekonomi yang dapat memperingan kesengsaraan rakyat. Ia duduk bersama para elit dan rakyat jelata di satu meja, memakan daging yang sama dari piring yang sama. Dia tidak merasa ada alasan untuk bersikap meremehkan, sehingga orang-orang berbondong-bondong mendekatinya.[Sanguozhi zhu 7]

Selama masanya di Pingyuan, Kanselir Negara Beihai (北海國) Kong Rong dikepung oleh sisa pemberontak Serban Kuning. Ia mengutus Taishi Ci untuk meminta bantuan kepada Liu Bei. Saat ia mendengar berita tersebut, Liu Bei berkata: "Jadi Kong Wenju tahu bahwa ada seorang Liu Bei di dunia ini?" Setelah itu, ia mengirimkan bala bantuan untuk menolong Kong Rong dan pengepungan itu berhasil digagalkan.[Huayang Guo Zhi 4]

Menggantikan Tao Qian (194)

sunting
 
Ilustrasi Zaman Edo yang mengambarkan Liu Bei mematahkan pengepungan Beihai dengan Taishi Ci, Guan Yu, dan Zhang Fei

Saat itu, sebuah aliansi antara Gongsun Zan, Tao Qian dan Yuan Shu sedang melawan aliansi Yuan Shao, Cao Cao, dan Liu Biao. Pada 194, Cao Cao menyerang Provinsi Xu atas nama balas dendam terhadap pembunuhan ayahnya, Cao Song. Menghadapi tekanan yang besar dari Cao Cao, Tao Qian meminta bantuan Tian Kai. Tian Kai dan Liu Bei memimpin pasukan mereka untuk mendukung Tao Qian. Liu Bei sendiri memimpin 5,000 pasukan dengan campuran kavaleri barbar Wuhuan dari Provinsi You. Ia juga mewajib militerkan beberapa rakyat jelata.[Sanguozhi 16]

Walaupun berhasil di tahap awal invasi, Cao Cao terpaksa harus mundur karena bawahannya Zhang Miao memberontak dan Lü Bu menginvasi wilayahnya di Provinsi Yan. Tao Qian kemudian meminta Liu Bei untuk menetapkan pasukannya di Xiaopei dan memberikan 4,000 pasukan tambahan dari Danyang. Dengan demikian, Liu Bei memutuskan hubungannya dengan Tian Kai untuk membantu Tao Qian. Tao Qian kemudian menjadi mentornya dan Liu Bei diuntungkan dari didikan politik Tao Qian yang memerintah dengan Konfusianisme populis yang kemudian memengaruhi gaya kepemimpin Liu Bei pada masa depannya. Tao Qian kemudian memberikan petisi kepada pemerintah pusat untuk menobatkan Liu Bei sebagai Inspektur Provinsi Yu. Liu Bei memimpin pasukannya menuju Xiaopei, membangun pasukannya disana dan dengan aktif membangun koneksi dengan para elit dan rakyat disana. Dalam waktu yang pendek, ia mendapatkan dukungan dari dua keluarga terkemuka disana, yakni klan Mi yang dipimpin Mi Zhu dan Mi Fang dan klan Chen yang dipimpin Chen Deng dan Chen Gui.[Sanguozhi 17]

Chen Deng merupakan seorang cedekiawan yang terkemuka dan kerap memberi penilaian terhadap tokoh terkenal. Ia pernah berkata kepada seorang cedekiawan Chen Jiao (陳矯) mengenai Liu Bei: "Ketika berbicara tentang mereka yang berkarakter berani yang ditakdirkan menjadi pahlawan, mereka yang memiliki rencana besar untuk menjadi raja hegemon, saya menghormati Liu Bei". Kemudian ia mengelompokkannya dengan Kong Rong, Hua Xin dan Chen Ji sebagai tokoh yang luar biasa.[Huayang Guo Zhi 5]

Kemudian Tao Qian jatuh sakit parah dan berkata kepada biejia (別駕; asisten khusus gubernur provinsi) Mi Zhu: "Selain Liu Bei, tidak ada yang bisa membawa perdamaian di Provinsi ini". Seketika Tao Qian wafat pada 194, klan Mi memutuskan untuk mendukung Liu Bei daripada salah satu anak Tao Qian untuk menjadi gubernur berikutnya. Mi Zhu membawa rakyat untuk menemui Liu Bei namun Liu Bei masih ragu dan gelisah mengenai hal tersebut. Ia kemudian berkonsultasi dengan Kong Rong dan Chen Deng.[Sanguozhi 18]

Chen Deng berkata kepadanya: "Hari ini, Wangsa Han sudah mengalami kemunduran dan kekaisaran sedang mengalami kekacauan. Ini merupakan momen yang tepat untuk menetapkan prestasi dan menyelesaikan urusan. Provinsi ini cukup kaya dengan rakyat mencapai satu juta. Kami berharap untuk memohon kamu untuk menjabat sebagai provinsi inspektur dan mengurus segala urusan provinsi". Liu Bei menjawab: "Yuan Shu berada tidak jauh di Shouchun. Orang ini berasal dari keturunan ningrat empat adipati dalam lima generasi. Kekaisaran sedang menoleh kepadanya. Kamu boleh memberikan provinsi ini kepadanya". Chen Deng menyangkal pernyataan Liu Bei: "Gonglu (nama kehormatan Yuan Shu) sangat arogan. Dia bukan penguasa yang dapat menertibkan kekacauan. Sekarang, saya ingin mengumpulkan 100.000 infanteri dan kavaleri untuk tuanku. Di atas, Anda dapat membantu penguasa kami dan membawa bantuan kepada rakyat jelata, kemudian Anda dapat memenuhi panggilan Lima Hegemon. Di bawah, Anda dapat mengalokasikan wilayah dan menjaga batas-batasnya. Terakhir, Anda dapat menulis prestasi Anda di atas bambu dan sutra untuk dicatat bagi generasi mendatang. Jika inspektur tidak setuju, maka saya juga tidak berani mematuhi inspektur."[Sanguozhi 19]

Kong Rong juga menasehati Liu Bei: "Apakah Yuan Gonglu sosok yang akan peduli terhadap bangsa dan bukan keluarganya? Dalam hal apa tulang-tulang kering di dalam kubur layak mendapat perhatian kita? Sejauh menyangkut masalah hari ini, orang-orang akan berpegang teguh pada orang-orang yang berbakat dan berkemampuan. Jika seseorang tidak menerima apa yang ditawarkan surga kepadanya, maka akan terlambat jika Anda menyesalinya nanti.” Keduanya merekomendasikan Liu Bei untuk membangun aliansi dengan Yuan Shao.[Sanguozhi 20]

Saat itu, Kong Rong dan Chen Deng mengutus seorang perwakilan untuk memberi pesan kepada Yuan Shao menyatakan: "Langit telah menurunkan bau busuk yang mengerikan dan malapetaka telah menimpa wilayah kita yang kecil dan sederhana. Baru-baru ini, Tao Qian telah meninggal dan rakyat tidak memiliki pemimpin. Mereka takut bahwa keserakahan akan suatu hari memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas kekuasaan mereka, oleh karena itu mereka sangat cemas. Namun, mereka akan menerima mantan Administrator Pingyuan Liu Bei sebagai pemimpin mereka yang sah. Oleh karena itu, rakyat akan tahu bahwa mereka memiliki seseorang untuk diandalkan. Baru saja pemberontak berada di seluruh wilayah; tidak ada waktu damai untuk melepaskan baju besinya. Oleh karena itu, kami dengan hormat mengirim pejabat yang lebih rendah untuk melaporkan hal ini kepada pejabat yang bertanggung jawab." Yuan Shao menjawab: "Liu Xuande sangat liberal dan halus. Ia juga dikenal sebagai seseorang yang bisa dipercaya dan adil. Sekarang, wilayah Xu dengan sukacita menerimanya; ini menyamakan niat saya!". Liu Bei akhirnya menjabat sebagai gubernur setelah Yuan Shao mengakui keabsahan jabatannya.[Sanguozhi zhu 8]

Konflik dengan Lü Bu (195-198)

sunting
 
Patung Liu Bei di kuil Zhuge Liang, Chengdu

Pada 195, Lü Bu dikalahkan Cao Cao dan meminta suaka kepada Liu Bei. Pada tahun berikutnya, Yuan Shu mendeklarasikan perang melawan Liu Bei dan menginvasi Provinsi Xu. Sebagai respon, Liu Bei memimpin pasukan untuk menghadang Yuan Shu di wilayah modern Kecamatan Xuyi dan menghentikannya di Xuyi dan Huayin (淮陰). Saat itu juga, Cao Cao menulis kepada pemerintah pusat untuk melantik Liu Bei sebagai Jenderal Penakluk Timur (鎮東將軍) dan memberikan gelar Marquis Desa Yicheng (宜城亭侯). Ini merupakan tahun pertama era Jian'an (196).[Sanguozhi 21]

Liu Bei dan Yuan Shu sempat bersitegang selama sekitar satu bulan tanpa hasil yang meyakinkan. Sementara itu, Zhang Fei yang ditugaskan Liu Bei untuk memimpin Komando Xiapi (下邳郡; sekitar Pizhou, Jiangsu saat ini), ibu kota Provinsi Xu, membunuh Cao Bao, Kanselir Xiapi setelah pertengkaran hebat. Kematian Cao Bao memicu kerusuhan di Komando Xiapi yang memberi panglima perang Lü Bu kesempatan untuk bekerja sama dengan pembelot dari pihak Liu Bei untuk menguasai Komando Xiapi dan menangkap keluarga Liu Bei.[Sanguozhi 22]

Setelah menerima berita tentang intrusi Lü Bu, Liu Bei segera kembali ke Komando Xiapi tetapi sebagian besar pasukannya tersebar di sepanjang jalan. Dengan pasukannya yang tersisa, Liu Bei bergerak ke timur untuk merebut Komando Guangling di mana pasukan Yuan Shu mengalahkannya. Liu Bei kemudian mundur ke Kabupaten Haixi (海西縣; tenggara Kabupaten Guannan saat ini, Jiangsu).[Sanguozhi zhu 9]

Akan tetapi, karena dikelilingi oleh pasukan musuh dan menghadapi kekurangan pasokan makanan, pasukan Liu Bei, baik prajurit maupun perwira militer terpaksa melakukan kanibalisme. Ditekan oleh kemiskinan dan kelaparan, pasukan Liu Bei ingin kembali ke Xiapi. Liu Bei akhirnya tidak punya pilihan selain mengirim permintaan resmi untuk menyerah kepada Lu Bu yang menerima penyerahannya dan memerintahkan Liu Bei untuk kembali ke kursi Xu dan menggabungkan kekuatan mereka untuk mengalahkan Yuan Shu. Dia kemudian menyiapkan kereta inspektur regional dan mengembalikan keluarganya ke tepi Sungai Si sebagai tindakan itikad baik. Sebelum Liu Bei pergi, ada perjamuan perpisahan dan semua orang tampak bahagia.[Sanguozhi zhu 10]

Lü Bu, takut bahwa Yuan Shu akan mengkhianatinya setelah ia sendiri menumpaskan Liu Bei menghancurkan rencana Yuan Shu dalam menghancurkan Liu Bei. Pada saat itu, komandan Lü Bu menasehatinya, "Liu Bei sering ganti pihak. Sangat sulit untuk mengetahui apa yang ia akan lakukan dan menghubung relasi dengannya. Nanti, kamu perlu memikirkan cara untuk menanganinya." Namun, Lü Bu menghiraukan nasehat tersebut dan bercerita nasehat tersebut kepada Liu Bei. Liu Bei terkejut dan mulai bergerak untuk menjauhkan dirinya dari Lü Bu dengan mengirimkan permintaan untuk pindah ke Xiaopei. Lü Bu setuju dan Liu Bei bergerak ke Xiaopei. Sampai di Xiaopei, Liu Bei kemudian mengangkat sebanyak 10,000 pasukan.[Sanguozhi zhu 11]

Begitu melihat kekuatan Liu Bei bangkit, Lü Bu langsung bertindak dan menyerang Xiaopei terlebih dahulu sebelum Liu Bei bisa bereaksi. Liu Bei dikalahkan dan lari ke Xuchang,[d] mencari suaka kepada Cao Cao, panglima perang yang telah menguasai pemerintah pusat Dinasti Han sejak ia berhasil menjemput Kaisar Xian dari Han ke Xuchang pada 196. Cao Cao dengan hangat menyambut Liu Bei dan dengan atas nama Kaisar Xian menunjuk Liu Bei sebagai Gubernur Provinsi Yu dan memberikan komando beberapa ribu tentara. Liu Bei kembali ke timur untuk mengawasi Lü Bu.[Sanguozhi 23]

Pada 197, Yang Feng dan Han Xian merupakan bandit yang mengacau di wilayah Yang dan Xu dan mereka diperintah oleh Lü Bu untuk menjarah persediaan Liu Bei.[8] Namun, Liu Bei berhasil menjerumuskan keduanya dalam sebuah perangkap. Yang Feng dibunuh sementara Han Xian lari mundur.[9]

Pada 198, Lü Bu memperbarui aliansinya dengan Yuan Shu untuk menangkal pengaruh Cao Cao. Lü Bu memerintah pasukannya untuk mengumpulkan uang untuk membeli beberapa kuda perang namun dalam perjalanan uang tersebut dirampas oleh Liu Bei. Sebagai balasan, Lü Bu memerintah Gao Shun dan Zhang Liao untuk menyerang Liu Bei di Peicheng. Cao Cao mengirimkan Xiahou Dun untuk mendukung Liu Bei namun ia tidak bisa dengan tepat waktu membantunya dan mereka dikalahkan oleh Gao Shun. Gao Shun menawan keluarganya dan membawa mereka kepada Lü Bu. Liu Bei lari ke Xuchang untuk meminta bantuan Cao Cao dan Cao Cao membawa Liu Bei bersamanya untuk menyerang Lü Bu di Provinsi Xu. Akhir tahun itu, pasukan gabungan Cao Cao dan Liu Bei berhasil mengalahkan Lü Bu di Pertempuran Xiapi; Lü Bu ditangkap dan dihukum mati setelah pertempuran itu.[Sanguozhi 24][Sanguozhi zhu 12][10]

Sebelum eksekusinya, Lü Bu merayu Cao Cao untuk membiarkannya hidup. Ia berkata kepadanya: "Biarkanlah aku mengabdi kepadamu dan kamu tidak bisa dilawan di dunia". Cao Cao masih ragu. Liu Bei kemudian berkata: "Apakah anda akan memintanya memperlakukanmu sama seperti bagaimana ia perlakukan Jenderal Ding Yuan dan Inspektur Agung Dong Zhuo?" Setelah mendengarkan pernyataan Liu Bei, Cao Cao membulatkan keputusannya dan mata Lü Bu melotot ke Liu Bei dan berkata: "Telinga Besar (大耳), kau paling tidak bisa dipercaya antara semuanya".[Huayang Guo Zhi 6]

Liu Bei kemudian menemukan istri dan anaknya kembali dan mengikuti Cao Cao pulang ke Xuchang. Ia kemudian memberi petisi kepada Kaisar Xian dari Han untuk menaikkan pangkat Liu Bei menjadi Jendral Kiri. Saat ini, kaisar Xian mengetahui adanya hubungan keluarga antara Liu Bei dan Liu Sheng, Pangeran Zhongshan sehingga ia menganugerahi Liu Bei gelar "Paman Kaisar". Cao Cao memperlakukannya dengan rasa simpati yang mendalam. Mereka duduk di kereta kuda yang sama dan di tikar yang sama. Ketika Cheng Yu dan Guo Jia menyarankan Cao Cao untuk membunuh Liu Bei, Cao Cao menolak karena takut dengan membunuh Liu Bei ia akan kehilangan rasa hormat dari pahlawan dan cedekiawan bangsa.[Huayang Guo Zhi 7]

Peran dalam konflik Cao-Yuan (199-201)

sunting
 
Sebuah mural yang menunjukkan kereta perang dan kavaleri, dari Makam Dahuting pada akhir Dinasti Han Timur (25-220 M), yang terletak di Zhengzhou, Henan

Pada 199, Cao Cao memiliki kekuatan politik yang tidak tertandingi karena ia memiliki Kaisar Xian dari Han dan pemerintah pusat di cengkramannya. Pada saat itu, Liu Bei terlibat dalam konspirasi dengan Dong Cheng, Kolonel Barak Sungai Chang Zhong Ji (種輯), Jenderal Wu Zilan (吳子蘭) dan Wang Zifu (王子服) untuk membunuh Cao Cao setelah Dong Cheng menerima mandat yang ditulis di pakaian kaisar dengan tulisan darah kaisar untuk membunuh Cao Cao. Pada saat itu, Cao Cao dengan kasar berkata kepada Liu Bei: "Sekarang diantara semua pahlawan kekaisaran, hanya kamu dan aku layak disebut pahlawan. Sejenis Benchu tidak layak diperhitungkan". Saat itu, Liu Bei sedang makan dan dengan terkejut menjatuhkan sumpit dan sendoknya. Ia mempermisikan diri dari Cao Cao karena tepukan guntur dan berkata kepada Cao Cao: "Ketika orang bijak berkata, "Jika tiba-tiba terjadi guntur dan angin kencang, aku harus mengubah raut wajahku," itu benar-benar masuk akal. Kedahsyatan satu suara guntur dapat menyebabkan hal ini!"[Sanguozhi 25][Sanguozhi zhu 13]

Namun dalam saat yang sama, Liu Bei ketakutan dan ingin meninggalkan Xuchang agar bisa membebaskan diri dari cengkraman Cao Cao. Jadi, saat ia menerima kabar bahwa Yuan Shu ingin bergabung dengan Yuan Shao setelah kekalahannya, Liu Bei meminta izin kepada Cao Cao untuk memimpin pasukan mencegat Yuan Shu. Cao Cao setuju dan mengirimkan Liu Bei dan Zhu Ling untuk memimpin pasukan untuk menghadang Yuan Shu. Yuan Shu yang tidak bisa melewati mereka terpaksa mundur ke Shouchun dan meninggal disana pada akhir tahun.[11] Zhu Ling kembali ke Xuchang, sementara Liu Bei tetap mengambil komando dan menyerang dan menguasai Provinsi Xu setelah membunuh Che Zhou (車冑), gubernur yang dilantik oleh Cao Cao. Liu Bei kemudian bergerak ke Xiaopei sementara Guan Yu ditugaskan untuk menjaga Xiapi.[Sanguozhi 26]

Menurut Wu Li (吳歷) yang ditulis oleh Hu Chong, Cao Cao mengirimkan mata-mata untuk mengawasi komandannya selama hiburan lalu dengan dalih tertentu membunuh mereka. Liu Bei kerap menutup gerbang kediamannya dan berkebun sementara Cao Cao mengirimkan mata-mata untuk mengawasinya. Setelah mata-mata itu berangkat pergi, ia berkata kepada Guan Yu dan Zhang Fei: "Bagaimana saya menjadi tukang kebun? Cao Cao sangat mencurigakan. Kita tidak bisa menetap bersamanya". Pada malam hari, ia membuka gerbang belakang dan dengan pengikutnya kabur dengan kuda ringan. Seluruh pakaian yang ia terima sebelumnya disegel dan ditinggalkan. Kemudian ia pergi menuju ke Xiaopei untuk membentuk pasukan.[Sanguozhi zhu 14]

Pei Songzhi berkomentar mengenai insiden ini: "Cao Cao memerintah Liu Bei untuk menyerang Yuan Shu, Guo Jia dan yang lain menentang rencana tersebut namun Cao Cao menghiraukan mereka. Masalahnya sudah jelas. Liu Bei kabur bukan karena ia menanam sayur. Semua ini sangat absurd!"[Sanguozhi zhu 15] Namun, Huayang Guo Zhi juga memberikan catatan yang sama dengan informasi tambahan bahwa Guo Jia dan Cheng Yu memeringati Cao Cao bahwa Liu Bei telah pergi, dan Cao Cao mengirimkan penunggang kuda untuk menjemputnya balik namun gagal. Juga tercatat bahwa ketika Cao Cao mendengar bahwa Liu Bei sedang melakukan hal-hal sepele, Cao Cao menyatakan: "Telinga Besar benar-benar tidak menyadari apa yang terjadi".[Huayang Guo Zhi 8]

Chang Ba (昌霸) dari Donghai menggunakan kesempatan ini untuk memberontak. Juga, banyak prefektur dan kabupaten ikut memberontak bersama Liu Bei. Jumlah pasukan mereka sampai puluhan ribu. Saat yang sama, Yuan Shao mengalahkan Gongsun Zan dan sedang bersiap-siap menyerang Cao Cao di wilayah Henan. Liu Bei kemudian mengutus penasehatnya Sun Qian untuk menemui Yuan Shao dan meminta agar Yuan Shao mulai menyerang Cao Cao namun Yuan Shao menolak. Pada 200, Cao Cao menemukan konspirasi Dong Cheng dan menghukum mati seluruh orang yang terlibat bersama Dong Cheng beserta keluarga mereka masing-masing. Liu Bei selamat dari penyingkiran tersebut karena ia tidak berada di Xuchang.[Sanguozhi 27]

Setelah menstabilkan situasi di Xuchang, Cao Cao menarik perhatiannya untuk bersiap perang melawan Yuan Shao. Ia memperkuat berbagai titik persimpangan penting di tepi selatan Sungai Kuning dan membuat markasnya di Guandu. Saat yang sama, ia memerintah Liu Dai (劉岱)[e] dan Wang Zhong untuk menyerang Liu Bei di Provinsi Xu namun dikalahkan. Cao Cao kemudian membuat langkah yang cukup risiko: Ia mengira bahwa Yuan Shao tidak akan melakukan penyerangan apapun jadi secara rahasia Cao Cao meninggalkan Guandu dan bergerak ke Provinsi Xu untuk menyerang Liu Bei. Di bawah tekanan serangan Cao Cao, pasukan Liu Bei dengan cepat hancur dan Provinsi Xu jatuh ke tangan Cao Cao. Guan Yu, yang terisolasi di Komando Xiapi, ditangkap oleh pasukan Cao Cao dan memutuskan untuk menyerah dan mengabdi sementara di bawah Cao Cao. Liu Bei menuju utara untuk bergabung dengan Yuan Shao.[Sanguozhi 28][Sanguozhi zhu 16]

Mendirikan Shu

sunting

Merebut Provinsi Yi (211-214)

sunting

Pada 211, Gubernur Provinsi Yi (yang mencakupi wilayah Sichuan dan Chongqing masa kini) Liu Zhang mendengar bahwa Cao Cao berencana untuk menyerang Zhang Lu di Hanzhong. Karena Hanzhong dinilai sebagai wilayah strategis karena terletak di utara Provinsi Yi sehingga disebut sebagai "gerbang utara Provinsi", Liu Zhang menjadi ketakutan. Pada saat itu, penasehatnya Zhang Song berkata kepadanya: "Pasukan Cao Cao semakin kuat dan tanpa tanding di kekaisaran. Jika ia bisa menggunakan persediaan makanan Zhang Lu dan melancarkan invasi ke Provinsi Yi, siapa yang bisa menghentikannya." Liu Zhang berkata bahwa ia khawatir tanpa rencana. Zhang Song kemudian berkata: "Liu Bei berasal dari marga yang sama dengan kamu dan ia merupakan rival Cao Cao yang tidak bisa dihentikan. Ia memimpin pasukan dengan bakat. Jika kita bisa menggunakannya untuk menginvasi Zhang Lu, Zhang Lu pasti kalah. Dengan kekalahan Zhang Lu, Provinsi Yi akan terjamin aman dan bahkan jika Cao Cao datang kemari, ia pasti kalah".[Sanguozhi 29]

Mendengar saran Zhang Song, Liu Zhang mengirimkan Fa Zheng dan 4,000 tentara untuk bersekutu dengan Liu Bei dan memberikannya banyak hadiah mewah. Secara pribadi, Zhang Song dan Fa Zheng tidak menyukai gaya kepemimpinan Liu Zhang dan melihat Liu Bei sebagai pengganti ideal. Saat Liu Bei menemui mereka, ia menyambut mereka dengan hangat dan memperlakukan mereka dengan kebajikan. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk mempelajari Provinsi Yi, terutama senjata, persediaan, jumlah kuda, dan juga tempat strategis serta jarak diantara kedua tempat tersebut. Zhang Song dan perwakilannya menjelaskan kepada Liu Bei sambil menggambar peta Provinsi Yi dengan lokasi gunung dan sungai. Dengan bantuan mereka, Liu Bei mempelajari Provinsi Yi. Liu Zhang kemudian mengundang Liu Bei untuk menyerang Hanzhong sebelum Cao Cao bertindak.[Sanguozhi 30][Sanguozhi zhu 17]

Liu Bei kemudian memimpin pasukan ekspedisioner yang terdiri dari puluhan ribu tentara menuju ke Provinsi Yi dan meninggalkan Zhuge Liang, Guan Yu, Zhang Fei, dan Zhao Yun untuk bersiaga di Provinsi Jing. Liu Zhang menyambut Liu Bei dan saat mereka berdua saling bertatapan, keduanya berlangsung akrab. Awalnya, Zhang Song berkata kepada Fa Zheng bahwa dengan dukungan Pang Tong, mereka bisa menyergap Liu Zhang. Namun, Liu Bei menolak rencana tersebut, menurutnya rencana tersebut terlalu dini untuk mengambil langkah yang sangat penting.[Sanguozhi 31]

Liu Zhang kemudian mengirim usulan agar Liu Bei diangkat menjadi Panglima Tertinggi dan direktur kolonel para pengikut. Liu Bei juga mengusulkan Liu Zhang menjadi Jenderal Penakluk Barat dan Gubernur Provinsi Yi. Liu Zhang memberinya lebih banyak pasukan di bawah komandonya dan menyuruhnya mengawasi Pasukan Sungai Putih. Dengan bala bantuan tersebut, pasukan Liu Bei berjumlah lebih dari 30.000 orang dengan banyak senjata dan kuda. Sementara Liu Zhang berangkat ke Chengdu, Liu Bei menuju ke Jiameng Pass (barat daya Guangyuan, Sichuan saat ini) di perbatasan antara wilayah Liu Zhang dan Zhang Lu. Alih-alih melawan Zhang Lu, Liu Bei menghentikan lajunya dan fokus membangun koneksi dan mendapatkan pengaruh di sekitar wilayah tersebut. Dia baik dan berbudi luhur sehingga dia segera mendapatkan hati rakyat.[Sanguozhi 32]

Tahun berikutnya pada 212, Cao Cao menggempur Sun Quan dan Sun Quan meminta bantuan Liu Bei. Liu Bei mengirim sebuah pesan ke Liu Zhang, "Cao Cao berkampanye melawan Sun Quan dan sekarang ia dalam keadaan bahaya. Saya dan mereka seperti "bibir dan gigi". Terlebih lagi, Guan Yu sedang menggempur Yue Jin di Qingni (清泥). Jika saya tidak membantunya sekarang dan dia kalah, maka dia akan menyerang Provinsi Jing dan bahayanya akan lebih besar daripada Zhang Lu. Zhang Lu ingin mempertahankan negaranya. Dia tidak perlu dikhawatirkan." Liu Bei meminta 10.000 tentara lagi dan perbekalan tambahan untuk mempertahankan Provinsi Jing. Liu Zhang hanya memberinya 4.000 pasukan dan setengah dari perbekalan yang dimintanya. Liu Bei menggunakan kesempatan itu untuk memotivasi pasukannya, "Saya melawan musuh provinsi ini, pasukan saya sudah lelah dan tidak mengenal kehidupan damai, sementara Liu Zhang mengumpulkan kekayaan di istananya tetapi hanya membalas jasanya dengan sedikit. Ia berharap orang-orang yang layak dan berani akan bertempur menggantikannya. Tapi bagaimana ia bisa berpikir dengan demikian?"[Sanguozhi 33][Sanguozhi zhu 18]

Untuk memulai rencana, Fa Zheng dan Meng Da membelot kepada Liu Bei sementara Zhang Song tetap berada di Chengdu untuk bertindak sebagai agen ganda. Zhang Song sangat khawatir bahwa Liu Bei akan benar-benar meninggalkan Provinsi Yi maka ia mengirim pesan kepada Fa Zheng untuk mengingatkannya untuk tidak menyerah dan jangan pergi karena kesuksesan akan tercapai. Namun, adik Zhang Song, Zhang Su (張肅) mengetahui komunikasi rahasia kakaknya dan melaporkannya kepada Liu Zhang. Liu Zhang sangat marah dan terkejut saat mendengar bahwa Zhang Song telah membantu Liu Bei untuk mengambil alih Provinsi Yi darinya – ia mengeksekusi Zhang Song dan memerintahkan para perwiranya yang menjaga jalur menuju Chengdu untuk merahasiakan dokumen dan surat-surat untuk Liu Bei.[Sanguozhi 34]

Saat Liu Bei mengetahui hal ini, ia menjadi geram. Sebelum Yang Huai (楊懷) dan Gao Pei (高沛), bawahan Liu Zhang yang menjaga Terusan Boshui, mengetahui motif sebenarnya Liu Bei, ia menjebak mereka dan mengeksekusi mereka karena bersikap tidak hormat kepadanya. Ia kemudian mengambil alih komando pasukan Yang Huai dan Gao Pei. Selanjutnya, Liu Bei memerintahkan Huang Zhong dan Zhuo Ying untuk memimpin pasukannya melawan Liu Zhang. Ketika ia memasuki berbagai lintasan, ia menyandera para komandan beserta keluarga mereka. Ia kemudian maju bersama pasukannya dan berbalik menyerang Daerah Fu (涪縣; sekarang Mianyang, Sichuan).[Sanguozhi 35]

Pada musim semi 213, Liu Zhang mengerahkan Liu Gui, Ling Bao, Zhang Ren, Deng Xian, Wu Yi dan beberapa perwira lain untuk menyerang Liu Bei. Namun, semua perwira yang dikerahkan Liu Zhang dikalahkan antara dibunuh atau ditawan oleh pasukan Liu Bei. Walaupun menjadi vasal yang dipercaya oleh Liu Zhang, Wu Yi membelot kepada Liu Bei. Ia juga mengerahkan Li Yan dan Fei Guan yang juga membelot kepada Liu Bei. Pasukan Liu Bei menjadi semakin kuat dan ia mulai memanggil bala bantuan dari Provinsi Jing untuk mengamankan wilayah Yi. Diantara lain, Zhuge Liang, Zhang Fei dan Zhao Yun ditugaskan untuk mengamankan Baidi, Jiangzhou, dan Jiangyang. Hanya Guan Yu menetap untuk melindungi Provinsi Jing.[Sanguozhi 36]

Sekarang pasukan yang tersisa berada di bawah komando putra Liu Zhang, Liu Xun, dan ia mundur ke Kabupaten Luo (barat laut Chengdu, Sichuan). Di sana, Pang Tong terbunuh oleh anak panah nyasar, dan pengepungan berlangsung lama selama hampir satu tahun. Pada tahun 214, Kabupaten Luo jatuh ke tangan Liu Bei.[Sanguozhi 1] Sebelumnya, ketika Liu Bei melancarkan kampanyenya melawan Liu Zhang; Zhao Jian (趙戩) seorang pejabat Wei yang bertugas sebagai juru tulis di kantor kanselir percaya bahwa Liu Bei akan jatuh dengan menyebutkan kegagalannya di masa lalu dan pertahanan alami Yi. Namun Fu Gan (傅幹) menegurnya dan berkata: "Liu Bei murah hati dan lunak; anak buahnya bersedia bertempur sampai mati untuknya. Zhuge Liang adalah administrator yang tanggap dan mampu beradaptasi dengan situasi yang berubah. Ia terhormat, berbakat dalam perencanaan, dan bekerja sebagai kanselirnya. Zhang Fei dan Guan Yu pemberani dan juga memiliki kebenaran. Keduanya dikenal sebagai prajurit yang sebanding dengan sepuluh ribu orang (萬人敵) dan merupakan komandannya. Ketiga orang ini adalah pahlawan. Mengetahui kesadaran Liu Bei bersama dengan ketiga pahlawan yang membantunya. Bagaimana ia tidak bisa berhasil?"[Sanguozhi zhu 19]

Liu Zhang tetap bertahan di Chengdu, namun Liu Bei menerima bantuan besar. Ma Chao, putra Ma Teng dan mantan vasal Zhang Lu memutuskan untuk bergabung dengan Liu Bei dan menyerang Chengdu. Walaupun warga Chengdu ketakutan melihat pasukan Ma Chao, mereka tetap ingin berjuang dengan sekuat tenaga melawan musuh.[Sanguozhi others 1] Namun, Liu Zhang menyatakan bahwa ia ingin menyerah kepada Liu Bei karena ia tidak ingin melihat pertumpahan darah yang berlebihan.[Sanguozhi others 2] Liu Bei kemudian menggantikan Liu Zhang sebagai Gubernur Provinsi Yi dan memindahkannya ke Kabupaten Gong'an di Provinsi Jing. Provinsi Yi kaya dan makmur, Liu Bei menyiapkan jamuan makan untuk para perwira dan prajurit. Ia menggunakan emas dan perak untuk membayar mereka dan mendistribusikan kain dan gandum kepada rakyat jelata.[Sanguozhi 37]

Liu Bei menikahi saudara perempuan Wu Yi dan melakukan banyak perjalanan umum untuk mengonsolidasikan kekuasaannya di Provinsi Yi yang baru ditaklukkan. Ia mempromosikan Zhuge Liang ke sebuah jabatan yang memberinya kendali atas semua urusan negara dan mengangkat Dong He sebagai wakil Zhuge Liang. Fa Zheng sebagai ahli strateginya. Guan Yu, Zhang Fei dan Ma Chao sebagai komandannya. Xu Jing, Mi Zhu dan Jian Yong sebagai tamunya. Pengikut Liu Bei lainnya, baik yang baru maupun yang lama, dipercayakan dengan tanggung jawab baru dan dipromosikan ke jabatan baru dengan pengikut Liu Zhang dipromosikan ke posisi terkemuka sehingga bakat mereka tidak akan terbuang sia-sia. Di antara orang-orang berbakat dengan ambisi, semuanya bersaing untuk mendapatkan perhatian Liu Bei.[Sanguozhi 38]

Sengketa wilayah dengan Sun Quan (215-217)

sunting

Setelah menguasai Provinsi Yi, Sun Quan mengutus Lu Su untuk meminta Liu Bei mengembalikan daerah Provinsi Jing, namun Liu Bei menolak dan berkata bahwa ia akan kembalikan Provinsi Jing setelah menguasai Provinsi Liang. Sun Quan dengan marah mengerahkan Lü Meng dan Ling Tong untuk memimpin 20,000 tentara untuk menyerang Provinsi Jing selatan dan menduduki Changsha, Guiyang, dan Lingling. Sementara itu, Lu Su dan Gan Ning memimpin 10,000 tentara untuk menghadang 30,000 tentara pimpinan Guan Yu di Yiyang dan mengambil alih komando di Lukou. Liu Bei secara pribadi memimpin 50,000 tentara sementara Guan Yu memimpin 30,000 untuk menyerang Yiyang. Namun, saat perang hendak dimulai, Liu Bei menerima berita bahwa Cao Cao akan segera menyerang Hanzhong setelah Zhang Lu lari ke Baxi.[Sanguozhi 39]

Liu Bei menjadi khawatir atas niat Cao Cao untuk menduduki Hanzhong, maka ia menulis surat kepada Sun Quan untuk meminta perjanjian perbatasan dengan Jiangxia, Guiyang dan Changsha diberikan kepada Sun Quan. Sun Quan setuju dengan mengembalikan Nanjun, Lingling, dan Wuling kepada Liu Bei. Mereka menetapkan perbatasan mereka di Sungai Xiang. Liu Bei kemudian kembali ke Ba dan memerintah Huang Quan untuk memimpin pasukan menyambut Zhang Lu, namun Zhang Lu sudah menyerah kepada Cao Cao.[Sanguozhi 40]

Biografi sejarah

sunting

Setelah bertemu kembali dengan saudara angkatnya, Zhang Fei dan Guan Yu, Liu Bei meninggalkan Yuan Shao untuk menjumpai Liu Biao di Jingzhou. Cao Cao mengejar Liu Bei yang akhirnya melepas pos pertahanannya di Fancheng dan mengungsi ke Xia Kou. Selanjutnya Liu Bei bersekutu dengan Sun Quan untuk mengalahkan Cao Cao. Setelah kemenangan mutlak di Pertempuran Chibi, Liu Bei sukses menempati daerah selatan Jing saat Zhou Yu menghancurkan angkatan perang Cao Cao.

Setelah wafatnya Liu Biao dan putranya Liu Qi, Liu Bei menempati beberapa kabupaten di provinsi Jing. Ia kemudian menikahi adik Sun Quan dan resmi menjadi Pelindung Jingzhou.

Pada tahun 211, ia berangkat ke Yizhou sambil berpura-pura membantu Liu Zhang mengalahkan Zhang Lu. Saat ini, Liu Bei menerima dua rekomendasi untuk menempati posisi Menhankam dan Panglima Distrik Ibukota. 3 tahun kemudian, Liu Bei berbalik melawan Liu Zhang dan menguasai Cheng Du dan seluruh wilayah barat. Ia menjabat sebagai Pelindung Yizhou dan pada tahun 219, ia mengangkat dirinya sebagai Raja Hanzhong.

Setelah melewati beberapa peperangan dengan Dong Wu dan Cao Wei, atas desakan Zhuge Liang, Liu Bei mengumumkan dirinya sebagai Kaisar pada bulan April tahun 221. Perang terakhirnya adalah melawan negeri Dong Wu sebagai aksi balas dendam setelah ekspedisi Wu yang mengakibatkan terbunuhnya Guan Yu. Liu Bei dikalahkan oleh Lu Xun, jendral dari Sun Quan di Yiling. Liu Bei menetap di Bai Di Cheng pasca kekalahan tersebut.


Kontroversi nama kuil

sunting

Sebenarnya tidak ada catatan nama kuil Liu Bei yang resmi dicatat dalam "Tiga Kerajaan: Biografi Penguasa Pertama". Li Ciming menduga bahwa nama kuil Liu Bei, Liezu (烈祖), diberikan secara anumerta oleh Liu Yuan, kaisar Zhao Awal.[12] Namun berdasarkan wasiatnya kepada Zhuge Liang, dalam Catatan Tiga Kerajaan: Biografi Penguasa Pertama, Zhang Xuecheng menunjukkan bahwa nama kuil Liu Bei adalah Taizong (太宗).[13] Lu Bi yakin bahwa pernyataan Zhang Xuecheng tidak berdasar. Jika nama kuil Liu Bei adalah Taizong, tidak ada alasan mengapa nama tersebut tidak tercatat dalam biografi Tiga Kerajaan.[14] Guo Shanbing berpendapat bahwa tidak diketahuinya nama kuil Liu Bei bukan disebabkan oleh kelalaian dalam catatan sejarah, melainkan karena pengaruh teori ritual Zheng Xuan tentang "satu leluhur, dua leluhur, dan empat kuil kerabat".[15]

Penilaian

sunting

Chen Shou yang dulu merupakan seorang warga Shu Han menulis biografi Liu Bei di Catatan Sejarah Tiga Negara (Sanguozhi), menilai Liu Bei sebagai berikut:

Dari kemurahan hati, tekad, toleransi, dan kedermawanan sang Mantan Penguasa hingga penilaiannya terhadap orang-orang dan perlakuannya terhadap para elit, pasti memiliki aura Kaisar Gaozu (Liu Bang) dan aura seorang pahlawan. Ketika ia mempercayakan negara dan putranya kepada Zhuge Liang, pikirannya tanpa keraguan. Itu benar-benar puncak dari sifat tanpa pamrih seorang penguasa dan menterinya, dan itu adalah contoh yang sangat baik sepanjang masa.
Meskipun ia mampu menanggapi situasi dan merupakan ahli strategi yang handal, ia tidak dapat menandingi Kaisar Wu dari Wei (Cao Cao) dan akibatnya kekuasaannya terbatas. Meskipun ia mungkin dikalahkan, ia tidak akan menyerah dan pada akhirnya ia tidak dapat ditaklukkan. Mungkin, ia menduga bahwa Cao Cao tidak akan mampu menerimanya. Ia tidak hanya bersaing untuk mendapatkan keuntungan tetapi juga berusaha menghindari kerugian.[Sanguozhi 41]

Chen Shou juga menilai bahwa Liu Bei adalah seorang penguasa yang paling berkuasa dan paling ditakuti. Meskipun Liu Bei tidak dianggap sebagai rezim ortodoks oleh Dinasti Jin Barat, Chen Shou tetap bersikeras menggunakan istilah yang mirip dengan istilah yang ada dalam Catatan Kaisar dalam Catatan Tiga Kerajaan. Misalnya, dalam Biografi Liu Bei, ia memanggilnya Tuan Pertama, dan menggunakan kata-kata tabu sebagai ganti namanya. Saat meninggal, ia menggunakan kata "殂", yang setara dengan "崩". Hal ini berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh Sun Quan, raja lain selama periode Tiga Kerajaan. Ini mungkin mencerminkan rasa hormat Chen Shou terhadap Liu Bei, atau perasaannya terhadap tanah airnya.

Catatan Sejarah Tiga Negara juga mencatat penilaian Liu Bei yang diberikan oleh tokoh lain:

  • Cao Cao pernah berkata bahwa "Sekarang saatnya merekrut pahlawan. Membunuh satu orang (Liu Bei) dan kehilangan hati rakyat bukanlah hal yang benar.", "Liu Bei adalah orang yang hebat. Jika kita tidak menyerangnya sekarang, dia akan menjadi masalah di masa depan dan akan membuatku sangat khawatir." dan "Liu Bei adalah rekanku. Tapi sudah terlambat untuk menjalankan rencananya." Ia juga menilai bahwa "pahlawan dunia ini sekarang hanya aku dan kamu (Liu Bei). Orang lain seperti Benchu tidak layak dihitungkan".
  • Sun Quan berkata bahwa "tidak ada orang lain selain Liu Bei yang dapat melawan Cao Cao" namun ia juga menilai Liu Bei sebagai sosok yang licik.
  • Guan Yu menyatakan bahwa ia "menerima kemurahan hati Jenderal Liu" dan bersumpah untuk mati bersamanya dan tidak ingin mengkhianatinya.

Chang Qu yang menulis Huayang Guo Zhi pada abad ke-4 yang kemudian digunakan oleh Pei Songzhi dalam anotasinya di Sanguozhi zhu juga memberi penilaian terhadap Liu Bei.

Pada akhir Dinasti Han, terjadi kekacauan besar. Setelah itu, banyak pemimpin muncul. Di antaranya adalah Dong Zhuo dan Lu Bu, Yuan Shao dan Yuan Shu, Han Sui dan Ma Teng, Zhang Yang dan Liu Biao. Bersama banyak lainnya. Mereka semua ditugaskan untuk memimpin provinsi dan daerah militer, mereka memimpin pasukan yang jumlahnya mencapai puluhan ribu. Mereka akan mengklaim bahwa mereka mengikuti jejak Gaozu dan terinspirasi dari contoh Adipati Huan dari Qi dan Adipati Wen dari Jin. Namun pada akhirnya, mereka semua dihancurkan dan dibantai oleh Kaisar Wu dari Wei, karena ia memiliki keberanian bela diri yang luar biasa dan pemikiran strategis yang luar biasa.

Lihat dari Liu Bei; ia adalah seorang pria dengan reputasi sederhana dan latar belakang yang tidak jelas, tetapi ia mampu bangkit seperti naga dan terbang tinggi seperti burung phoenix. Ia adalah seorang pemimpin di Yu dan penguasa di Xu. Kemudian, ia merebut Jing dan Chu dan kemudian bangkit di Yi dan Hanzhong. Ia mewarisi warisan Dinasti Han dan membagi dunia menjadi tiga dengan Wu dan Wei. Mungkinkah orang seperti itu menikmati keberhasilan seperti itu jika ia tidak memiliki bakat heroik atau menikmati Mandat Langit?

Namun, saat keluarga Cao menggantikan Dinasti Han, Liu Bei seharusnya mendukung keyakinannya pada dinasti yang jatuh itu untuk menunjukkan niatnya kepada semua orang. Ketika ia mengklaim gelar Raja, itu bukanlah hal yang seharusnya dilakukan oleh orang benar. Seperti yang dikomentari oleh Chen Shou, ketika ia hampir meninggal, Liu Bei "mempercayakan negara dan putranya kepada Zhuge Liang tanpa keraguan". Dan Chen Shou berpikir bahwa hubungan antara seorang penguasa dan menterinya ini adalah model yang sangat baik untuk sepanjang masa.[Huayang Guo Zhi 9]

Namun, opini sejarahwan moderen kedengaran lebih negatif. Saat Rafe de Crespigny menulis Fire over Luoyang: A History of the Later Han Dynasty 23–220 AD:

Liu Bei mungkin salah satu pahlawan yang paling dilebih-lebihkan dalam sejarah. Selama tahun-tahun awal perang saudara, ia menderita beberapa kekalahan dalam operasi di dataran Cina Utara sebelum menyerah kepada Cao Cao. Meskipun diperlakukan dengan baik, ia bergabung dengan rencana pembunuhan dan melarikan diri ke Yuan Shao ketika rencana itu ditemukan. Setelah kekalahan Yuan Shao, Liu Bei berlindung pada Liu Biao, dan saat Cao Cao mendekat pada tahun 208 ia melarikan diri sekali lagi ke selatan.

Meskipun legenda romantis, kemenangan berikutnya di Tebing Merah sebagian besar merupakan pencapaian pasukan Sun Quan yang dipimpin oleh Zhou Yu, tetapi Liu Bei memanfaatkan keberhasilan itu untuk menduduki sebagian besar provinsi Jing di selatan Yangzi. Ia kemudian merebut provinsi Yi dari Liu Zhang dan berhasil di Gunung Dingjun. Setelah perwiranya Guan Yu dikejutkan oleh jenderal Sun Quan, Lü Meng pada tahun 219, Liu Bei melancarkan serangan balas dendam ke Yangzi untuk merebut kembali provinsi Jing, tetapi menderita kekalahan yang memalukan pada tahun 222 dan meninggal tak lama kemudian.

Itu adalah karier yang sangat sukses untuk seorang pria dengan latar belakang yang sederhana, tetapi Liu Bei tidak pernah lebih dari seorang prajurit yang sangat beruntung.[16]

Sun Yat-sen menyatakan bahwa Xingzhonghui buatannya adalah Liu Bei dan Zhuge Liang dari Dinasti Han. Mao Zedong menilai Liu Bei bahwa ia hebat dalam menggunakan bakat dan bisa menyatukan orang dari dua sisi. Namun Mao Zedong menggaris bawahi kelemahan Liu Bei dalam dua aspek, yakni Liu Bei gampang emosional dan tidak bisa membedakan kontradiksi primer dan sekunder.

Keluarga

sunting

Anekdot

sunting

Mencari tanah dan meminta rumah

sunting

Setelah Liu Bei membelot ke Liu Biao, suatu hari ia bertemu dengan Xu Si, mantan bawahan Lü Bu dan mereka berkumpul di kediaman Liu Biao mengobrol tentang pahlawan. Pada jamuan makan itu, Chen Deng disebut-sebut. Xu Si sangat tidak puas dan menuduh Chen Deng bersikap sombong dan tidak berbicara dengannya saat dia menjadi tamu di rumah Chen Deng. Chen Deng tidur di ranjang besar dan membiarkan Xu Si, sebagai tamu, tidur di ranjang kecil. Liu Bei membalas Xu Si dengan ketidaksetujuan: "Kamu memiliki reputasi sebagai pahlawan nasional. Sekarang dunia sedang kacau dan kaisar terlantar. Saya harap kamu dapat memikirkan urusan nasional, mengesampingkan urusan keluarga, dan memiliki ide untuk menyelamatkan dunia. Tetapi kamu hanya ingin tinggal di hotel di mana-mana dan makan dan minum gratis (meminta tanah dan rumah), dan kamu tidak dapat mempercayai apa yang kamu katakan. Ini adalah karakter Chen Deng yang paling menyebalkan. Mengapa dia berbicara denganmu? Jika itu aku, adik laki-lakiku, aku akan tidur di gedung setinggi seratus kaki sejak lama. Tetapi memintamu untuk tidur di lantai hanyalah perbedaan antara ranjang susun?" Oleh karena itu, Liu Biao tertawa ketika mendengarnya, yang membuat Xu Si sangat malu.[17]

Kuda melompat di Sungai Tan

sunting

Menurut legenda, ketika Liu Bei menempatkan pengikutnya di Fancheng, Liu Biao takut dengan karakter Liu Bei dan tidak berani memercayainya. Suatu hari, Liu Bei diundang ke jamuan makan di kediaman Liu Biao. Bawahan Liu Biao diantara lain Cai Mao dan Kuai Yue menyarankan Liu Biao untuk membunuh Liu Bei namun Liu Bei mengetahui ancaman tersebut sehingga ia menyelinap keluar dengan dalih ingin buang air kecil dan melarikan diri dengan secepat tenaga menunggangi kudanya sementara pasukan Liu Biao mengejarnya. Kepanikan, Liu Bei jatuh di Sungai Tan di sebelah barat Xiangyang dan merasa ketakutan. Liu Bei cemas dan berteriak kepada kudanya, "Di Lu, sekarang adalah saat yang mendesak, kamu harus bekerja lebih keras!" Setelah mendengar ini, Di Lu melompat tiga kaki dan melompat keluar dari sungai, membiarkan Liu Bei melarikan diri.[18]

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Tendensi agak Konfusianisme Liu Bei juga didramatisasi untuk dibandingkan dengan rivalnya, Cao Pi dan Sun Quan yang memerintah negaranya dengan ideologi Legalisme. Fisilfus politiknya dapat digambarkan dengan peribahasa Tionghoa "Konfusius di tampak, tapi Legalis di praktek".(儒表法里; 儒表法裡; rú biǎo fǎ lǐ; ju2 piao3 fa3 li3), a style of governing which had become the norm after the founding of the Han dynasty.
  2. ^ Di Tiongkok, gelar Pangeran ditulis dengan tulisan Raja (王)
  3. ^ Negara Pingyuan terletak di perbatasan antara wilayah Yuan Shao dan Gongsun Zan, dan merupakan satu-satunya wilayah/negara yang dikuasai Yuan Tan sebelum ia melakukan ekspansi. Tian Kai memangku jabatan Inspektur Provinsi Qing di bawah Yuan Shao, dan bertindak sebagai atasan langsung Liu Bei.
  4. ^ Provinsi Xu (徐州) dan Xuchang (許昌) memiliki Romanisasi serupa dalam Pinyin tetapi keduanya merujuk ke tempat yang berbeda.
  5. ^ Liu Dai ini bukanlah Liu Dai (Gongshan), seorang panglima perang mantan Inspekur Provinsi Yan yang meninggal pada 192

Referensi

sunting

Sanguozhi

sunting
  1. ^ (身長七尺五寸,垂手下膝,顧自見其耳。) Sanguozhi vol. 32.
  2. ^ (裕即荅曰:「昔有作上黨潞長,遷為涿令。涿令者,去官還家,時人與書,欲署潞則失涿,欲署涿則失潞,乃署曰『潞涿君』。」先主無鬚,故裕以此及之。) Sanguozhi vol. 42.
  3. ^ (先主姓劉,諱備,字玄德,涿郡涿縣人,漢景帝子中山靖王勝之後也。勝子貞,元狩六年封涿縣陸城亭侯,坐酎金失侯,因家焉。) Sanguozhi vol. 32.
  4. ^ (先主少孤,與母販履織蓆為業。舍東南角籬上有桑樹生高五丈餘,遙望見童童如小車蓋,往來者皆怪此樹非凡,或謂當出貴人。) Sanguozhi vol. 32.
  5. ^ (先主少時,與宗中諸小兒於樹下戲,言:「吾必當乘此羽葆蓋車。」叔父子敬謂曰:「汝勿妄語,滅吾門也!」) Sanguozhi vol. 32.
  6. ^ (年十五,母使行學,與同宗劉德然、遼西公孫瓚俱事故九江太守同郡盧植。德然父元起常資給先主,與德然等。元起妻曰:「各自一家,何能常爾邪!」起曰:「吾宗中有此兒,非常人也。」) Sanguozhi vol. 32.
  7. ^ (而瓚深與先主相友。瓚年長,先主以兄事之。先主不甚樂讀書,喜狗馬、音樂、美衣服。身長七尺五寸,垂手下膝,顧自見其耳。少語言,善下人,喜怒不形於色。好交結豪俠,年少爭附之。) Sanguozhi vol. 32.
  8. ^ (中山大商張世平、蘇雙等貲累千金,販馬周旋於涿郡,見而異之,乃多與之金財。先主由是得用合徒眾。) Sanguozhi vol. 32.
  9. ^ (靈帝末,黃巾起,州郡各舉義兵,) Sanguozhi vol. 32.
  10. ^ (先主率其屬從校尉鄒靖討黃巾賊有功,除安喜尉。) Sanguozhi vol. 32.
  11. ^ (督郵以公事到縣,先主求謁,不通,直入縛督郵,杖二百,解綬繫其頸着馬枊,棄官亡命。) Sanguozhi vol. 32.
  12. ^ (頃之,大將軍何進遣都尉毌丘毅詣丹楊募兵,先主與俱行,至下邳遇賊,力戰有功,除為下密丞。復去官。) Sanguozhi vol. 32.
  13. ^ (後為高唐尉,遷為令。) Sanguozhi vol. 32.
  14. ^ (為賊所破,往奔中郎將公孫瓚,瓚表為別部司馬,使與青州刺史田楷以拒冀州牧袁紹。數有戰功,試守平原令,後領平原相。) Sanguozhi vol. 32.
  15. ^ (郡民劉平素輕先主,恥為之下,使客刺之。客不忍刺,語之而去。其得人心如此。) Sanguozhi vol. 32.
  16. ^ (袁紹攻公孫瓚,先主與田楷東屯齊。曹公征徐州,徐州牧陶謙遣使告急於田楷,楷與先主俱救之。時先主自有兵千餘人及幽州烏丸雜胡騎,又略得饑民數千人。) Sanguozhi vol. 32.
  17. ^ (既到,謙以丹楊兵四千益先主,先主遂去楷歸謙。謙表先主為豫州刺史,屯小沛。) Sanguozhi vol. 32.
  18. ^ (謙病篤,謂別駕麋竺曰:「非劉備不能安此州也。」謙死,竺率州人迎先主,先主未敢當。) Sanguozhi vol. 32.
  19. ^ (下邳陳登謂先主曰:「今漢室陵遲,海內傾覆,立功立事,在於今日。彼州殷富,戶口百萬,欲屈使君撫臨州事。」先主曰:「袁公路近在壽春,此君四世五公,海內所歸,君可以州與之。」登曰:「公路驕豪,非治亂之主。今欲為使君合步騎十萬,上可以匡主濟民,成五霸之業,下可以割地守境,書功於竹帛。若使君不見聽許,登亦未敢聽使君也。」) Sanguozhi vol. 32.
  20. ^ (北海相孔融謂先主曰:「袁公路豈憂國忘家者邪?冢中枯骨,何足介意。今日之事,百姓與能,天與不取,悔不可追。」先主遂領徐州。) Sanguozhi vol. 32.
  21. ^ (袁術來攻先主,先主拒之於盱眙、淮陰。曹公表先主為鎮東將軍,封宜城亭侯,是歲建安元年也。) Sanguozhi vol. 32.
  22. ^ (先主與術相持經月,呂布乘虛襲下邳。下邳守將曹豹反,閒迎布。布虜先主妻子,先主轉軍海西。) Sanguozhi vol. 32.
  23. ^ (自出兵攻先主,先主敗走歸曹公。曹公厚遇之,以為豫州牧。將至沛收散卒,給其軍糧,益與兵使東擊布。) Sanguozhi vol. 32.
  24. ^ (呂布惡之,自出兵攻先主,先主敗走歸曹公。曹公厚遇之,以為豫州牧。將至沛收散卒,給其軍糧,益與兵使東擊布。布遣高順攻之,曹公遣夏侯惇往,不能救,為順所敗,復虜先主妻子送布。曹公自出東征,) Sanguozhi vol. 32.
  25. ^ (先主未出時,獻帝舅車騎將軍董承辭受帝衣帶中密詔,當誅曹公。先主未發。是時曹公從容謂先主曰:「今天下英雄,唯使君與操耳。本初之徒,不足數也。」先主方食,失匕箸。) Sanguozhi vol. 32.
  26. ^ (袁術欲經徐州北就袁紹,曹公遣先主督朱靈、路招要擊術。未至,術病死。先主據下邳。靈等還,先主乃殺徐州刺史車冑,留關羽守下邳,而身還小沛。) Sanguozhi vol. 32.
  27. ^ (東海昌霸反,郡縣多叛曹公為先主,眾數萬人,遣孫乾與袁紹連和, ) Sanguozhi vol. 32.
  28. ^ (曹公遣劉岱、王忠擊之,不克。五年,曹公東征先主,先主敗績。) Sanguozhi vol. 32.
  29. ^ (十六年,益州牧劉璋遙聞曹公將遣鍾繇等向漢中討張魯,內懷恐懼。別駕從事蜀郡張松說璋曰:「曹公兵強無敵於天下,若因張魯之資以取蜀土,誰能御之者乎?」璋曰:「吾固憂之而未有計。」松曰:「劉豫州,使君之宗室而曹公之深讎也,善用兵,若使之討魯,魯必破。魯破,則益州強,曹公雖來,無能為也。」) Sanguozhi vol. 32.
  30. ^ (璋然之,遣法正將四千人迎先主,前後賂遺以巨億計。正因陳益州可取之策。) Sanguozhi vol. 32.
  31. ^ (先主留諸葛亮、關羽等據荊州,將步卒數萬人入益州。至涪,璋自出迎,相見甚歡。張松令法正白先主,及謀臣龐統進說,便可於會所襲璋。先主曰:「此大事也,不可倉卒。」) Sanguozhi vol. 32.
  32. ^ (璋推先主行大司馬,領司隸校尉;先主亦推璋行鎮西大將軍,領益州牧。璋增先主兵,使擊張魯,又令督白水軍。先主並軍三萬餘人,車甲器械資貨甚盛。是歲,璋還成都。先主北到葭萌,未即討魯,厚樹恩德,以收眾心。) Sanguozhi vol. 32.
  33. ^ (明年,曹公徵孫權,權呼先主自救。先主遣使告璋曰:「曹公徵吳,吳憂危急。孫氏與孤本為脣齒,又樂進在青泥與關羽相拒,今不往救羽,進必大克,轉侵州界,其憂有甚於魯。魯自守之賊,不足慮也。」乃從璋求萬兵及資(寶),欲以東行。璋但許兵四千,其餘皆給半。) Sanguozhi vol. 32.
  34. ^ (張松書與先主及法正曰:「今大事垂可立,如何釋此去乎!」松兄廣漢太守肅,懼禍逮己,白璋發其謀。於是璋收斬松,嫌隙始構矣。 璋敕關戍諸將文書勿複關通先主。) Sanguozhi vol. 32.
  35. ^ (先主大怒,召璋白水軍督楊懷,責以無禮,斬之。乃使黃忠、卓膺勒兵向璋。先主徑至關中,質諸將並士卒妻子,引兵與忠、膺等進到涪,據其城。) Sanguozhi vol. 32.
  36. ^ (璋遣劉跂、冷苞、張任、鄧賢等拒先主於涪,皆破敗,退保綿竹。璋復遣李嚴督綿竹諸軍,嚴率眾降先主。先主軍益強,分遣諸將平下屬縣,諸葛亮、張飛、趙雲等將兵溯流定白帝、江州、江陽,惟關羽留鎮荊州。先主進軍圍雒;時璋子循守城,被攻且一年。) Sanguozhi vol. 32.
  37. ^ (蜀中殷盛豐樂,先主置酒大饗士卒,取蜀城中金銀分賜將士,還其穀帛。) Sanguozhi vol. 32.
  38. ^ (先主復領益州牧,諸葛亮為股肱,法正為謀主,關羽、張飛、馬超為爪牙,許靖、麋竺、簡雍為賓友。及董和、黃權、李嚴等本璋之所授用也,吳壹、費觀等又璋之婚親也,彭羕又璋之所排擯也,劉巴者宿昔之所忌恨也,皆處之顯任,盡其器能。有誌之士,無不競勸。) Sanguozhi vol. 32.
  39. ^ (二十年,孫權以先主已得益州,使使報欲得荊州。先主言:「須得涼州,當以荊州相與。」權忿之,乃遣呂蒙襲奪長沙、零陵、桂陽三郡。先主引兵五萬下公安,令關羽入益陽。是歲,曹公定漢中,張魯遁走巴西。先主聞之,與權連和,分荊州、江夏、長沙、桂陽東屬,南郡、零陵、武陵西屬,引軍還江州。) Sanguozhi vol. 32.
  40. ^ (遣黃權將兵迎張魯,張魯已降曹公。) Sanguozhi vol. 32.
  41. ^ (評曰:先主之弘毅寬厚,知人待士,蓋有高祖之風,英雄之器焉。及其舉國託孤於諸葛亮,而心神無貳,誠君臣之至公,古今之盛軌也。機權幹略,不逮魏武,是以基宇亦狹。然折而不撓,終不為下者,抑揆彼之量必不容己,非唯競利,且以避害雲爾。) Sanguozhi vol. 32.

Sanguozhi zhu

sunting
  1. ^ (《典略》曰:先主祖雄,父弘,世仕州郡。雄舉孝廉,官至東郡範令。) Dianlüe annotation in Sanguozhi vol. 32.
  2. ^ (漢晉春秋》曰:涿人李定雲:「此家必出貴人。」) Han Jin Chunqiu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  3. ^ (典略曰:平原劉子平知備有武勇,時張純反叛,青州被詔,遣從事將兵討純,過平原,子平薦備於從事,遂與相隨,遇賊於野,備中創陽死,賊去後,故人以車載之,得免。後以軍功,為中山安喜尉。) Dianlüe annotation in Sanguozhi vol. 32.
  4. ^ (典略曰:其後州郡被詔書,其有軍功為長吏者,當沙汰之,備疑在遣中。督郵至縣,當遣備,備素知之。聞督郵在傳舍,備欲求見督郵,督郵稱疾不肯見備,備恨之,因還治,將吏卒更詣傳舍,突入門,言「我被府君密教收督郵」 。遂就床縛之,將出到界,自解其綬以繫督郵頸,縛之著樹,鞭杖百餘下,欲殺之。督郵求哀,乃釋去之。) Dianlüe annotation in Sanguozhi vol. 32.
  5. ^ (《英雄記》云:靈帝末年,備嘗在京師,後與曹公俱還沛國,募召合眾。) Yingxiong Ji annotation in Sanguozhi vol. 32.
  6. ^ (《英雄記》云:會靈帝崩,天下大亂,備亦起軍從討董卓。) Yingxiong Ji annotation in Sanguozhi vol. 32.
  7. ^ (《魏書》曰:劉平結客刺備,備不知而待客甚厚,客以狀語之而去。是時人民饑饉,屯聚鈔暴。備外禦寇難,內豐財施,士之下者,必與同席而坐,同簋而食,無所簡擇。眾多歸焉。) Wei Shu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  8. ^ (獻帝春秋曰:陳登等遣使詣袁紹曰:「天降災沴,禍臻鄙州,州將殂殞,生民無主,恐懼奸雄一旦承隙,以貽盟主日昃之憂,輒共奉故平原相劉備府君以為宗主,永使百姓知有依歸。方今寇難縱橫,不遑釋甲,謹遣下吏奔告於執事。」紹答曰:「劉玄德弘雅有信義,今徐州樂戴之,誠副所望也。」) Xiandi Chunqiu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  9. ^ (布取下邳,張飛敗走。備聞之,引兵還,比至下邳,兵潰。收散卒東取廣陵,與袁術戰,又敗。) Yingxiong Ji annotation in Sanguozhi vol. 32.
  10. ^ (英雄記曰:備軍在廣陵,飢餓困踧,吏士大小自相噉食,窮餓侵逼,欲還小沛,遂使吏請降布。布令備還州,並勢擊術。具刺史車馬僮僕,發遣備妻子部曲家屬於泗水上,祖道相樂。) Yingxiong Ji annotation in Sanguozhi vol. 32.
  11. ^ (魏書曰:諸將謂布曰:「備數反覆難養,宜早圖之。」布不聽,以狀語備。備心不安而求自託,使人說布,求屯小沛,布乃遣之。 復合兵得萬餘人。) Wei Shu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  12. ^ (英雄記曰:建安三年春,布使人齎金欲詣河內買馬,為備兵所鈔。布由是遣中郎將高順、北地太守張遼等攻備。九月,遂破沛城,備單身走,獲其妻息。十月,曹公自征布,備於梁國界中與曹公相遇,遂隨公俱東征。) Yingxiong Ji annotation in Sanguozhi vol. 32.
  13. ^ (《華陽國志》云:於時正當雷震,備因謂操曰:「聖人云『迅雷風烈必變』,良有以也。一震之威,乃可至於此也!」遂與承及長水校尉種輯、將軍吳子蘭、王子服等同謀。會見使,未發。事覺,承等皆伏誅。 《獻帝起居注》曰:承等與備謀未發,而備出。承謂服曰:「郭多有數百兵,壞李傕數萬人,但足下與我同不耳!昔呂不韋之門,須子楚而後高,今吾與子由是也。」服曰:「惶懼不敢當,且兵又少。」承曰:「舉事訖,得曹公成兵,顧不足邪?」服曰:「今京師豈有所任乎?」承曰:「長水校尉種輯、議郎吳碩是我腹心辦事者。」遂定計。) Huayang Guo Zhi annotation in Sanguozhi vol. 32.
  14. ^ (胡沖《吳歷》曰:曹公數遣親近密覘諸將有賓客酒食者,輒因事害之。備時閉門,將人種蕪菁,曹公使人闚門。既去,備謂張飛、關羽曰:「吾豈種菜者乎?曹公必有疑意,不可復留。」其夜開後柵,與飛等輕騎俱去,所得賜遺衣服,悉封留之,乃往小沛收合兵眾。) Wu Li annotation in Sanguozhi vol. 32.
  15. ^ (臣松之案:魏武帝遣先主統諸將要擊袁術,郭嘉等並諫,魏武不從,其事顯然,非因種菜遁逃而去。如胡沖所云,何乖僻之甚乎!) Pei Songzhi annotation in Sanguozhi vol. 32.
  16. ^ (《魏書》曰:是時,公方有急於官渡,乃分留諸將屯官渡,自勒精兵征備。備初謂公與大敵連,不得東,而候騎卒至,言曹公自來。備大驚,然猶未信。自將數十騎出望公軍,見麾旌,便棄眾而走。曹公盡收其眾,虜先主妻子,並禽關羽以歸。) Wei Shu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  17. ^ (《吳書》曰:備前見張松,後得法正,皆厚以恩意接納,盡其殷勤之歡。因問蜀中闊狹,兵器府庫人馬眾寡,及諸要害道里遠近,松等具言之,又畫地圖山川處所,由是盡知益州虛實也。) Wu Shu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  18. ^ (《魏書》曰:備因激怒其眾曰:「吾為益州徵強敵,師徒勤瘁,不遑寧居;今積帑藏之財而吝於賞功,望士大夫為出死力戰,其可得乎!」) Wei Shu annotation in Sanguozhi vol. 32.
  19. ^ (傅子曰:初,劉備襲蜀,丞相掾趙戩曰:“劉備其不濟乎?拙於用兵,每戰則敗,奔亡不暇,何以圖人?蜀雖小區,險固四塞,獨守之國,難卒並也。”徵士傅幹曰:“劉備寬仁有度,能得人死力。諸葛亮達治知變,正而有謀,而為之相;張飛、關羽勇而有義,皆萬人之敵,而為之將:此三人者,皆人傑也。以備之略,三傑佐之,何為不濟也?”) Fu Zi annotation in Sanguozhi vol. 32.

Huayang Guo Zhi

sunting
  1. ^ (布目先主曰:「大耳兒最叵信者也。」) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  2. ^ (公曰:「大耳翁未之覺也。」) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  3. ^ (善交結,豪俠少年爭附之。) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  4. ^ (北海相魯國孔融,為黃巾賊所圍,使太史慈求救於先主。先主曰:「孔文舉聞天下有劉備乎?」以兵救之。) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  5. ^ (廣陵太守下邳陳登元龍,太尉球孫也,有雋才,輕天下士,謂功曹陳矯曰:...;雄姿傑出,有王霸之略,吾敬劉玄德。名器盡此。」) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  6. ^ (三年,公自征布,生禽之。布曰:「使布為明公將騎,天下不足定也。」公有疑色。先主曰:「公待布能如丁建陽、董太師乎?」公頷之。布目先主曰:「大耳兒最叵信者也。」遂殺布。) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  7. ^ (公謀臣程昱、郭嘉勸公殺先主。公慮失英豪望,不許。) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  8. ^ (先主還「沛」解,公使覘之,見其方披,使廝人為之,不端,正舉杖擊之。此覘者還報語。公曰:「大耳翁未之覺也。」其夜,先主急東行。昱、嘉復言之。公馳使追之,不及。) Huayang Guo Zhi vol. 6.
  9. ^ (譔曰:漢末大亂,雄桀並起。若董卓、呂布、二袁、韓、馬、張楊、劉表之徒,兼州連郡,眾踰萬計,叱吒之間,皆自謂漢祖可踵,桓、文易邁;而魏武神武幹略,戡屠盪盡。於時先主名微人鮮,而能龍興鳳舉,伯豫、君徐,假翼荊楚,翻飛梁益之地,克胤漢祚,而〔與〕吳、魏「與之」鼎峙。非英才命世,孰克如之。然,必以曹氏替漢,宜扶信順以明至公。還乎名號,為義士所非。及其寄死,託孤於諸葛亮而心神無貳。陳子以為君臣之至公,古今之盛軌也。) Huayang Guo Zhi vol. 6.

Referensi lain

sunting
  1. ^ Zizhi Tongjian volume 69
  2. ^ de Crespigny, Rafe (2007). A biographical dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Brill. hlm. 478–483. ISBN 978-90-04-15605-0.
  3. ^ Throughout Chinese history, no successful emperor had ruled purely based on Confucianism (though some did purely use Legalism). Numerous studies such as Political Reality of Transforming Legalism by Confucianism in the Western Han Dynasty as Seen from Selection System by Wang Baoding, or Aspects of Legalist Philosophy and the Law in Ancient China: The Chi'an and Han Dynasties and Rediscovered Manuscript of Mawangdui and Shuihudi by Matthew August LeFande, have pointed out most ancient Chinese dynasties after Qin had ruled by a mix of Legalism and Confucianism.
  4. ^ de Crespigny, Rafe (2007). A Biographical Dictionary of Later Han to the Three Kingdoms 23–220 AD. Leiden: Brill. hlm. 478. ISBN 9789004156050.
  5. ^ de Crespigny, Rafe (2007). A biographical dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Brill. hlm. 1075. ISBN 978-90-04-15605-0.
  6. ^ de Crespigny, Rafe (2007). A biographical dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Brill. hlm. 760. ISBN 978-90-04-15605-0.
  7. ^ a b c d de Crespigny, Rafe (2006). A Biographical Dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Leiden: Brill. hlm. 1012–1013. ISBN 9789047411840. Diakses tanggal 27 January 2019.
  8. ^ (《漢末英雄記》:布令韓暹、楊奉取劉備地麥,以為軍資。)Records of Heroes
  9. ^ (《後漢書·卷七十二·董卓列傳第六十二》:奉、暹奔袁術,遂縱暴楊、徐間。明年,左將軍劉備誘奉斬之。) Houhanshu vol. 72.
  10. ^ (《英雄记》:建安三年春,布使人赍金欲诣河内买马,为备兵所钞。布由是遣中郎将高顺、北地太守张辽等攻备。九月,遂破沛城,备单身走,获其妻息。) Records of Heroes
  11. ^ (《后汉书》:术因欲北至青州从袁谭,曹操使刘备徼之,不得过,复走还寿春。) Houhanshu
  12. ^ 《越缦堂读书记·同治甲戌·十月三十日》:刘元海僭位时,下令称绍修三祖之业,追尊蜀后主为孝怀皇帝,立汉高祖以下三祖五宗神主而祭之。案五宗者,文帝太宗、武帝世宗、宣帝中宗、明帝显宗、章帝肃宗也。元帝号高宗,成帝号统宗,以议出王莽,中兴时已去之。(宣帝中宗之号,亦莽所议加,故光武时复特诏追尊孝宣皇帝为中宗,后汉书本纪中特书之,以见非用莽之议。)和安顺桓四帝,亦有穆恭敬威四宗号。董卓时因蔡邕议四帝无功德,亦去其号,故元海此令,自高帝光武外,亦止举文武宣明章五帝功烈之盛,所谓五宗,无可疑矣。惟三祖则汉自高帝号太祖、光武号世祖外,无称祖者。而《王弥传》载元海谓弥之言,称昭烈为烈祖。三国时魏吴皆有祖宗之号,(孙坚号始祖,权号太祖。)惟蜀汉昭烈以天下未一,谦而不居,疑烈祖之号亦元海所追尊,与谥后帝为孝怀同出一时,史失载耳。
  13. ^ 《章氏遗书·卷四·知非日札》:汉昭烈皇帝庙号太宗,见本传诸葛亮请宣遗照表。人多习而不查,按孝文帝庙号太宗,不嫌重耶?
  14. ^ 《三国志集解·卷三十二·先主传》:按章说似不足据,如庙号太宗,本传无不书之理。
  15. ^ 郭善兵,《中国古代帝王宗庙礼制研究》,人民出版社,2007年,第252页,ISBN 7-01-006182-3
  16. ^ de Crespigny, Rafe (2017). Fire over Luoyang: A History of the Later Han Dynasty 23–220 AD. Brill. hlm. 496–97. ISBN 978-90-04-32491-6.
  17. ^ 《襄陽記》: 許汜與劉備並在荊州牧劉表坐,表與備共論天下人,汜曰:「陳元龍湖海之士,豪氣不除。」備謂表曰:「許君論是非?」表曰:「欲言非,此君為善士,不宜虛言;欲言是,元龍名重天下。」備問汜:「君言豪,寧有事邪?」汜曰:「昔遭亂過下邳,見元龍。元龍無客主之意,久不相與語,自上大床臥,使客臥下床。」備曰:「君有國士之名,今天下大亂,帝主失所,望君憂國忘家,有救世之意,而君求田問舍,言無可採,是元龍所諱也,何緣當與君語?如小人,欲臥百尺樓上,臥君於地,何但上下床之間邪?」
  18. ^ 《世语》. 《世语》:备屯樊城,刘表礼焉,惮其为人,不甚信用。曾请备宴会,蒯越、蔡瑁欲因会取备,备觉之,伪如厕,潜遁出。所乘马名的卢,骑的卢走,堕襄阳城西檀溪水中,溺不得出。备急曰:"的卢:今日厄矣,可努力!"的卢乃一踊三丈,遂得过,乘浮渡河,中流而追者至,以表意谢之,曰:"何去之速乎!"

Bibliografi

sunting
Didahului oleh:
tidak ada
Kaisar Shu Han
221–223
Diteruskan oleh:
Liu Chan


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "Sanguozhi others", tapi tidak ditemukan tag <references group="Sanguozhi others"/> yang berkaitan