Orang Shor

suku bangsa di Rusia
(Dialihkan dari Shor)

Shor (bahasa Shor: шор-кижи) adalah suku bangsa Turk yang berasal dari Oblast Kemerovo di Federasi Rusia. Kadang, mereka juga dikenal sebagai Tatar Kuznetskie (кузнецкие татары), Tatar Kondoma (кондомские татары), dan Tatar Mras-Su (мрасские татары) dalam beberapa dokumen peninggalan abad ke-17 dan ke-18. Mereka berbicara bahasa Shor.

Shor
Daerah dengan populasi signifikan
Oblast Kemerovo, Rusia
 Rusia12.888[1]
 Ukraina2
Bahasa
Shor, Rusia
Agama
Ortodoks Rusia, Syamanisme, Animisme
Kelompok etnik terkait
Khakas, Tatar Siberia, Chulym

Shor banyak mendiami cekungan Tom di sekitar Sungai Kondoma dan Mras-Su. Wilayah ini secara historis disebut Pegunungan Shoria. Suku Shor juga tinggal di Republik Altai dan Khakassia. Menurut sensus 2002, ada 13.975 orang Shor di Rusia (12.601 tahun 1926, 16.042 tahun 1939, 14.938 tahun 1959, 15.950 tahun 1970, 15.182 tahun 1979 dan 15.745 tahun 1989).

Sejarah sunting

Sejarah awal sunting

Suku Shor mulai terbentuk sebagai hasil dari proses panjang percampuran antara suku-suku yang berbahasa Turkik, Ugri, Samoyedik dan Ket.[2] Kebudayaan dan asal muasal mereka mirip dengan orang-orang Altai utara dan beberapa kelompok etnis Khakas. Tempat tinggal suku Shor mulai dipengaruhi budaya Turkik akibat pengaruh suku Kirgiz Yenisei selama Abad Pertengahan. Suku Shor terbentuk dari percampuran etnis dan akhirnya mengadopsi bahasa Turkik (bahasa Shor).[3][2] Penaklukan Mongol di wilayah Altai-Sayan pada abad ke-13 turut memperkaya budaya dan bahasa mereka, di mana bahasa Shor mulai meminjam kata-kata Mongol.[3] Peran suku Shor sangat penting bagi Kirgiz Yenisei dan Mongol Oirat sebagai penghasil produk besi. Di Siberia, kemampuan mereka untuk melebur besi dari bijih hanya bisa ditiru oleh penduduk Yakut sebelum hadirnya bangsa Rusia di daerah tersebut.[4]

Sejarah modern awal sunting

Pada awal abad ke-17, Shor ditaklukkan oleh Rusia. Pada abad ke-18, pemukim Rusia mulai pindah ke daerah tersebut. Suku Shor sebagai produsen barang besi untuk Oirat, Altai, dan Kirghiz segera tersingkir akibat keberadaan pedagang Rusia, karena Rusia mampu membuat alat-alat yang lebih canggih.[5] Selain itu, pejabat Rusia memaksa pribumi Shor untuk membayar yasak dalam bentuk komoditas bulu. Hal ini mengakibatkan sebagian besar orang Shor meninggalkan pekerjaan dan desa lama mereka untuk pindah ke kota terdekat. Namun, mereka hidup dalam kondisi kotor. Penggunaan serat jelatang atau rami liar untuk pakaian, serta pemakaiam peralatan primitif terus berlanjut hingga abad ke-20.[6]

Sejarah modern sunting

Suku Shor kurang dipengaruhi oleh Revolusi Rusia 1917 dan perang saudara sampai Bolshevik menguasai wilayah mereka pada tahun 1920. Pada tahun 1929, Teritori Nasional Shor dibentuk tetapi dengan cepat dibubarkan pada tahun 1939.[7][8] Okrug (distrik) dibubarkan karena pihak berwenang Soviet meyakini keberadaannya dapat menghambat perkembangan industri besi dan batu bara di wilayah tersebut.[9] Mineral ini sangat diburu oleh negara setelah ditemukan di Cekungan Kuznetsk pada tahun 1930-an. Penemuan ini menyebabkan datangnya pemukim dan pekerja baru secara besar-besaran ke wilayah tersebut dan mulai menggusur suku pribumi.[5][10] Pihak berwenang kurang peduli kepada etnis Shor dan mencabut hak mereka karena dianggap tidak berguna pada negara. Akibatnya, rakyat Shor sangat menderita. Mereka diusir dari pertanian dan desa mereka dengan dipaksa bekerja di tambang batu bara. Populasi Shor menurun dan suku Shor yang tinggal di perkotaan berjuang melawan alkoholisme, kecanduan narkoba, bunuh diri, dan angka kematian akibat kecelakaan yang tinggi.[11] Budaya tradisional Shor juga mulai luntur. Liberalisasi pemerintahan Soviet yang dimulai pada 1980-an menyebabkan kebangkitan budaya Shor dan pembentukan banyak lembaga budaya dan bahasa (seperti pembentukan Asosiasi Rakyat Shor pada 1990-an).[12][5] Namun, keadaan terkini suku Shor bukan berarti bebas masalah. Banyak orang Shor tidak tahu bahasa asli mereka sendiri dan bersikap acuh tak acuh pada budaya tradisional. Penyakit, diskriminasi, rasisme lingkungan, angka kematian tinggi dengan rendahnya angka kelahiran, kecanduan narkoba dan alkohol, dan dominasi budaya Rusia adalah masalah lain yang dihadapi orang Shor di zaman modern.[13][12][14]

Agama sunting

Kekristenan sunting

Pada mulanya, suku Shor menganut syamanisme dan animisme, tetapi menjadi Kristen selama pemerintahan Rusia sejak awal abad ke-17.[2] Konversi terjadi dengan cepat setelah pembentukan Misi Spiritual Altai pada tahun 1830-an.[15] Kini, sebagian besar orang Shor memeluk Ortodoks Rusia.[16][5]

Syamanisme sunting

Meskipun orang Shor telah memeluk Kristen, praktik perdukunan masih sangat penting bagi kehidupan rohani orang Shor modern. Syamanisme Shor dan kam (dukun) telah mengalami penganiayaan sejak penjajahan Rusia di wilayah tersebut terutama dari abad ke-17 hingga ke-20. Pembentukan Misi Spiritual Altai di wilayah tersebut mengakibatkan persekusi terhadap praktik perdukunan dan kam. Misionaris Kristen secara rutin mengecam perdukunan Shor sebagai sihir gelap dan para kam sebagai pengikut iblis.[15] Konversi paksa ke Kristen juga kerap terjadi.[13] Selama era Soviet, pihak berwenang sering menyebut kam sebagai musuh negara dan mengirim mereka ke kamp atau bahkan membunuhnya. Kuburan, drum, pakaian ritual, dan lainnya dibakar atau dinodai selama periode Soviet.[15] Syamanisme mulai mengalami kebangkitan pada akhir 1980-an dan kini dianggap sebagai bagian penting dari identitas Shor modern.[5]

Budaya sunting

Ekonomi sunting

Suku Shor banyak terlibat dalam kegiatan perburuan, penangkapan ikan, pertanian primitif, dan pengolahan kacang pinus. Pertambangan, peleburan bijih besi juga termasuk sektor yang utama. Gaya hidup orang Shor berubah secara signifikan setelah Revolusi Oktober, di mana sebagian besar menjadi petani, peternak, atau pekerja industri.

Struktur keluarga dan klan sunting

Keluarga Shor mampu mempertahankan hampir semua struktur klan kuno selama bertahun-tahun. Setiap klan secara tradisional dipimpin oleh seorang kepala suku. Kepala suku dipilih dalam suatu pertemuan. Pada pertemuan itu, keputusan penting, penyelesaian konflik, dan masalah lainnya diambil.[5] Klan secara rutin mengatur perburuan komunal dan pembagian hasil buruan secara merata di antara mereka. Namun, sistem klan ini terkikis pada pertengahan abad kesembilan belas di bawah pengaruh Rusia yang memisahkan keluarga menjadi unit-unit individu. Sekarang, banyak keluarga bergantung pada ekonomi berbasis uang.[6]

Lingkungan hidup sunting

Aktivis lingkungan Aleksander Arbachakov memenangkan Penghargaan Whitley atas karyanya dalam upaya pelestarian berkelanjutan di wilayah Shor.[17][5] Sumber daya batu bara, besi, emas, dan kayu di wilayah tersebut dieksploitasi oleh perusahaan yang tidak terlalu memperhatikan masyarakat Shor dan kelestarian lingkungan. Masyarakat Shor tidak mendapat keuntungan langsung dari eksploitasi mineral di tanah mereka sendiri. Hal ini membuat orang Shor merasa diabaikan karena mineral tersebut sering diambil dari tempat-tempat yang dianggap suci.[13]

Musik sunting

Nyanyian tenggorokan merupakan bagian dari musik tradisional Shor. Wiracarita tentang pahlawan dan dewa sangat populer dan sering diiringi nyanyian dan penggunaan kai-komus (alat musik bersenar dua).[16]

Pendidikan sunting

Lembaga pendidikan pertama untuk suku Shor adalah sekolah misionaris yang didirikan di desa Kuzedevo sekitar tahun 1860. Setelah 1867, lulusan paling berbakat memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan mereka di Sekolah Tinggi Katekismus di Kazan. Namun, tingkat melek huruf rakyat Shor tetap sangat rendah. Pemerintahan Soviet membuka sepuluh sekolah dan rumah singgah pada tahun 1921–22 di desa Kabyrza. Dalam sepuluh tahun, jumlah sekolah di wilayah itu meningkat. Perpustakaan dan kelompok belajar dibuka untuk memberantas buta huruf. Pada tahun 1932, perguruan tinggi keguruan memiliki 300 siswa termasuk 70 penutur asli bahasa Shor. Pada tahun 1936, 114 sekolah (100 sekolah dasar dan 14 sekolah menengah) telah berdiri di daerah tersebut.[18] Penggunaan bahasa Shor pada 1920-an dan meningkatnya standar pendidikan Shor menyebabkan bertambahnya intelektual di kalangan masyarakat, termasuk guru pengrajin yang terampil, dan mereka yang memiliki kualifikasi medis dan teknik. Penulis, wartawan, dan penulis Shor terkemuka bermunculan dari masyarakat yang sebelumnya mayoritas buta huruf untuk pertama kalinya. Tradisi intelektual Shor mulai menurun setelah pembubaran Teritori Nasional Shor pada tahun 1939 dan dihapusnya bahasa Shor dari bahasa pengantar di sekolah pada tahun 1943. Perguruan tinggi keguruan ditutup sementara para intelektual Shor banyak yang terbunuh selama Perang Patriotik Raya.[18] Pada periode pascaperang, keadaan tak banyak berubah. Kebangkitan identitas Shor yang dimulai pada 1980-an telah membangkitkan kesadaran budaya dan pembentukan program pendidikan baru untuk guru, siswa, dan generasi muda Shor.[12][16][14]

Mitologi Shor sunting

Mitos penciptaan sunting

Alam semesta awalnya kosong sampai dewa Ul'gen menciptakan tiga langit. Dia menempatkan putranya Paktan di langit terendah, lalu menempatkan roh bernama Keikush di langit tengah sementara dia dan istrinya Chaasin tinggal di langit atas. Adik Ul'gen, Erlik, memutuskan untuk membuat ciptaannya sendiri. Erlik menciptakan gunung, burung, dan hewan lainnya. Sedangkan Ul'gen menciptakan manusia tetapi tidak tahu cara menghidupkannya, sehungga manusia ciptaannya tidak lebih dari sekam yang tak bernyawa. Dia kemudian melakukan perjalanan untuk mencari cara dan meninggalkan seekor anjing tak berbulu untuk melindungi manusia ciptaannya selama dia pergi. Erlik kemudian menghampiri manusia itu. Si anjing menolak untuk membiarkannya lewat tetapi Erlik membuat perjanjian dengan anjing itu. Jika anjing membiarkannya lewat, Erlik akan diberikan bulu. Erlik berhasil lewat dan anjing itu menjadi berbulu. Erlik berjalan menuju pria tak bernyawa itu, meludahinya, mengusapnya dengan kotoran, lalu pergi.[19]

Ul'gen kembali dengan tangan hampa untuk melihat kondisi manusia dan anjing miliknya. Anjing itu menceritakan apa yang terjadi dan Ul'gen bertanya-tanya apakah Erlik tahu cara menciptakan roh. Dia memanggil Erlik dan dia menjawab bahwa dia tahu bagaimana menciptakannya. Karena tidak ada pilihan lain, Ul'gen sepakat bahwa Erlik akan menciptakan jiwa manusia jika ia benar-benar bisa. Namun, tubuh manusia akan tetap menjadi milik Ul'gen. Erlik menggunakan tabung yang terbuat dari batang berongga dan meletakkan tabung itu di mulut manusia. Erlik meniup roh melalui tabung dan masuk ke tubuh manusia, lalu manusia itu hidup. Ul'gen segera ingin mengusir Erlik dari Bumi tetapi Erlik memohon kepada Ul'gen untuk memberikannya sebuah tempat untuk ia tinggali. Ul'gen membuat sebuah lubang dengan tongkatnya. Ular, serangga, dan makhluk lainnya merangkak masuk ke bumi dan Erlik menuruni lubang menuju dunia bawah.[19]

Pembagian dunia sunting

Orang Shor percaya bahwa alam semesta dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:[20]

  • Dunia Atas (Ul'gen Cheri): Kediaman dewa Ul'gen. Dunia ini dibagi lagi menjadi sembilan "langit".
  • Dunia Tengah (Ortinda atau Pistin Cheri): Dunia fisik kita. Berwujud datar dengan Gunung Pistag (atau Mustag) terletak di tengahnya.
  • Dunia Bawah (Aina Cheri): Kediaman dewa Erlik dan anak buahnya.

Semua alam ini dihuni oleh roh, manusia, hewan, dan makhluk lainnya. Ketiga dunia itu terhubung melalui Gunung atau Pohon Dunia. Pucuk Pohon Dunia merupakan Dunia Para Dewa sementara batangnya melintasi Dunia Tengah, dan Dunia Bawah berada di akarnya.[21]

Roh dan para dewa sunting

Mitologi Shor tradisional mengenal berbagai dewa dan roh. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Ul'gen: Dewa Dunia Atas. Ul'gen mampu mengabulkan permintaan orang-orang melalui kamlanie (ritual perdukunan).[22]
  • Chaashin (atau Solton): Istri Ul'gen.
  • Paktan: Putra Ul'gen.
  • Erlik: Dewa dunia bawah.
  • Aina: Roh jahat yang tinggal di dunia bawah dan merupakan pembantu Erlik. Mereka dikatakan bisa mencuri kut (roh) seseorang.
  • Ker palyk: Seekor ikan purba kuat yang hidup di sebuah danau yang terletak di kaki Gunung Pistag / Mustag.
  • Ak pozat: Seekor kuda putih yang agung milik Ul'gen. Petir dikatakan cambuk Ul'gen saat ia mengendarai ak pozat.
  • Che ezi (penguasa suatu tempat): Roh yang tinggal di dunia manusia di tempat tertentu seperti gunung, sungai atau hutan. Mereka adalah roh pelindung yang harus dihormati saat memasuki wilayah kekuasaannya. Ada berbagai bentuk che ezi tergantung kediaman mereka.[23] Beberapa jenis che ezibjuga tinggal di Dunia Atas.
  • Samchi: Che ezi yang hidup di tengah langit bersama keluarganya di sebuah rumah yang mirip dengan manusia.[24]

Dewa populer lainnya yang dipuja orang Shor (bersama dengan orang-orang Turk lainnya) meliputi:[25]

  • Tengri: Dewa langit Asia Tengah kuno. Tetua klan Shor memimpin Doa ke Langit sementara dukun jarang melakukannya.
  • Cher-Sug (Bumi-Air): Dewa yang mengatur roh bumi dan penjaga gunung, hutan, batu, dan sungai.
  • Umay: Dewi kesuburan dan kelahiran. Bagi suku Shor, dia adalah pelindung bayi yang baru lahir, anak-anak, ibu, dan pembimbing roh orang mati.

Referensi sunting

  1. ^ Russian Census 2010: Population by ethnicity Diarsipkan 2013-12-04 di Wayback Machine. (dalam bahasa Rusia)
  2. ^ a b c Akiner (1986), p. 417
  3. ^ a b Forsyth (1992), p. 23-24
  4. ^ Forsyth (1992), p. 56, 183
  5. ^ a b c d e f g Minahan, James B. (2014). Ethnic Groups of North, East, and Central Asia: An Encyclopedia. ABC-CLIO. hlm. 246–248. ISBN 9781610690188. 
  6. ^ a b Forsyth (1992), p. 183
  7. ^ Mote (1998), p. 138. "In the decade between 1929 and 1939, the neighboring Shors had their own national okrug..."
  8. ^ Akiner (1986), p. 417. "The Shor National Region was formed in 1929, but disbanded in 1939."
  9. ^ Mote (1998), p. 138
  10. ^ Forsyth (1992), p. 300-301
  11. ^ Mote (1998), p. 151
  12. ^ a b c K. David Harrison. Shors. (PDF). Swarthmore College. 2002.
  13. ^ a b c Arbachakov, Alexander (September 2001). "The Fight to Preserve Shor Culture". culturalsurvival.org. 
  14. ^ a b Wesolowsky, Tony (14 Januari 2018). "Shor Cling to Way of Life, Language in Siberia". RadioFreeEurope. 
  15. ^ a b c Arbachakov (2008), p. 8
  16. ^ a b c Paxton, Robin; Petrova, Olga (13 Januari 2009). "Siberia's first metallurgists sing to spirit world". Reuters. 
  17. ^ Whitley Award winners Diarsipkan 2011-07-23 di Wayback Machine.
  18. ^ a b Stukova, Natalja (2006). "The sociolinguistic situation in Mountain Shoria". Dalam Erdel, Marcel. Exploring the Eastern Frontiers of Turkic. Brill. hlm. 243–247. ISBN 9783447053105. 
  19. ^ a b Arbachkov (2008), p. 14-15
  20. ^ Arbachakov (2008), p. 12
  21. ^ Arbachakov (2008), p. 11
  22. ^ Arbachakov (2008), p. 14
  23. ^ Arbachakov (2008), p. 19-20
  24. ^ Arbachakov (2008), p. 13
  25. ^ Arbachakov (2008), p. 25-27