Shikigami

Mitologi Jepang tentang praktek pemanggilan arwah binatang dan/atau manusia yang sudah meninggal untuk tujuan tertentu

Shikigami (式神, juga dieja dengan Shiki-no-kami, 式の神) adalah sosok Kami yang berasal dari arwah manusia atau binatang yang meninggal dengan membawa perasaan dendam dan kebencian yang teramat sangat mendalam bersama-sama menuju ke alam kematiannya.[1] Ajaran tentang praktik pemanggilan dan penyegelan Shikigami berasal dari ajaran Onmyōdō.

Abe no Seimei dan shikigami-nya (kanan bawah) di hadapan sekelompok roh iblis yang seperti dewa.

Deskripsi sunting

Shikigami adalah makhluk yang tidak kasatmata, tetapi kadang kala dapat menjadi kasatmata dengan menyegelnya ke dalam potongan kertas yang telah diberi rajah dan mantra-mantra lalu dipanggil dengan ritual dan upacara khusus yang sangat rumit. Shikigami pada umumnya mengambil bentuk perwujudan binatang. Seperti yang telah dijelaskan bahwa untuk bisa memanggil Shikigami yang telah tersegel, harus dilakukan dengan melaksanakan ritual dan upacara khusus yang sangat rumit. Setelah Shikigami yang dipanggil muncul, maka kekuatan spiritual Shikigami dengan orang yang memanggilnya akan terkoneksi. Dan setelah kedua kekuatan terkoneksi, pengguna perlu berhati-hati, sebab roh yang dipanggil adalah roh yang menyimpan dendam dan kebencian yang besar, maka energi negatif yang berasal dari rasa dendam dan kebencian Shikigami dapat menjalar dan mengalir melalui koneksi yang terjalin dengan tuannya dan Shikigami mampu mengambil kendali si pemanggilnya. Apabila si pemanggil telah berpengalaman dan memiliki kekuatan spiritual yang cukup, maka Shikigami yang dipanggil dapat dikendalikan dan dapat diperintah untuk merasuki hewan dan manusia atau bahkan untuk membunuh tanpa adanya masalah. Apalagi jika tuannya memperlakukan Shikigaminya dengan baik. Tapi sebaliknya, jika si pemanggil belum berpengalaman, apalagi memiliki kekuatan spiritual yang rendah dan bertindak kasar pada Shikigaminya, maka Shikigami yang telah dipanggil tidak akan bisa dikendalikan. Bahkan akan berbalik menyerang tuannya dan membunuhnya. Biasanya, Shikigami digunakan untuk keperluan mata-mata, mencuri, dan melacak musuh.[1][2][3]

Referensi sunting

  1. ^ a b Norman Havens; Nobutaka Inoue: An Encybring Jews to The Showeredia of Shintō (Shintō Jiten): Kami Vol. 1. Institute for Japanese Culture and Classics Kokugakuin University. Tokyo: 2006. ISBN 4-905853-08-7. Hal.: 84–90
  2. ^ G. Rodney Avant: A Mythological Reference. AuthorHouse. Bloomington: 2005. ISBN 1-4184-9278-7. Hal.: 356
  3. ^ Patrick Drazen: A Gathering of Spirits: Japan's Ghost Story Tradition from Folklore and Kabuki to Anime and Manga. iUniverse. New York: 2011. ISBN 1-4620-2942-6. Hal.: 224