Sayeret Matkal atau Unit Pengintaian Staf Umum 269 atau Unit Komando Elite Angkatan Pertahanan Israel (IDF) merupakan satu pasukan khusus Israel dengan anggotanya yang merupakan para intelejen. Mereka adalah pasukan yang bergerak di belakang garis musuh-musuh. Pasukan ini didirikan pada tahun 1957. Avraham Arnan, perwira IDF mendirikan pasukan ini setelah terlebih dahulu mengajukan sebuah petisi permintaan sebuah unit tempur kepada Staf Umum IDF.[1][2]

Pada tahun 1954, pemerintah Israel merasa perlu untuk membentuk satu pasukan khusus yang berisi para intelejen.[3] Avraham Arnan, Perwira IDF mengajukan petisi terkait pembentukan pasukan ini dan petisinya pun disetujui. Pasukan ini dituntut mampu berperan sebagai intelejen di belakang garis lawan. Para personelnya diseleksi dan dipilih dari anggota pasukan payung dengan kemampuan terbaik. Mereka dilatih dengan keras dengan fasilitas dan persenjataan terbaik.[1]

Misi-Misi Sayaret Matkal sunting

Pada 1972, pasukan ini pernah melakukan pembebasan sandera yang terjebak di pesawat Sabena, di Bandara Tel Aviv. Personel pasukan itu melakukan penyamaran dengan menjadi petugas pemeliharaan pesawat. Penyamaran tersebut berhasil dan mereka pun langsung mengambil kendali pesawat tersebut.

Pada 9 Maret 1973, ketika pasukan ini masih dikomandoi oleh Komandan Ehud Barak, mereka melakukan Operasi Musim Semi Pemuda ke Lebanon untuk memburu para petinggi PLO. Mereka melakukan penyusupan dengan kapal-kapal peluncur misil menuju perairan Lebanon. Setelah itu, mereka menggunakan perahu karet menuju pantai terdekat ibukota Lebanon. Dalam misi ini mereka tidak memakai seragam militer. Mereka menyamar sebagai sekumpulan remaja mabuk yang baru saja pulang dari diskotik. Penampilan mereka mampu mengelabui dua orang polisi Lebanon yang sedang berjaga saat itu. Mereka pun menembak mati polisi tersebut. Para personel pasukan ini membunuh pemimpin gerakan Black September yaitu Muhammad Youssef al-Najjar. Mereka juga berhasil menembak mati juru bicara serta anggota komite eksekutif PLO, Kamal Nasser.

Pada 15 Mei 1974, misi penyelamatan Sayeret Matkal menimbulkan korban jiwa. Saat itu, di sebuah pemukiman Yahudi yang berada enam kilometer dari garis perbatasan Libanon, tiga anggota Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) membunuh warga Israel di tempat itu. Tak hanya itu, anggota DFLP pun masuk ke sekolah. Mereka menyandera 102 siswa dan puluhan guru. Dalam misi penyelamatan tersebut, pasukan Sayeret Matkal diizinkan untuk melakukan penyerbuan ke lokasi sekolah. Nahas, saat penyerbuan berlangsung, anggota DFLP pun menembaki para sandera di sana. Alhasil, peristiwa tersebut menewaskan tak kurang dari 25 siswa dan 31 warga Israel.

Pada 1976, unit ini kembali melakukan misi penyelamatan sandera di dalam pesawat Air France yang berisi 246 penumpang. Pesawat tersebut dibajak oleh lima teroris Palestina yang memaksa pilot untuk mengubah jalur penerbangan menuju ke Entebbe, Uganda. Dalam misi tersebut, Kolonel Yonatan Netanyahu yang juga merupakan saudara laki-laki Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terbunuh ketika tengah membawa para sandera menuju tempat yang aman. Tiga orang penumpang jga tewas dan 10 orang lainnya terluka.

Pada 1982, Pasukan Sayeret Matkal kembali dilibatkan dalam Perang Lebanon.

Pada 1988, mereka melakukan operasi lalu operasi menghadapi Gerakan Intifada I yang dilakukan para pejuang Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Pada tahun 2000 sampai dengan 2004, mereka melakukan Operasi Tameng Pelindung.

Pada 2006, tepatnya selama Perang Lebanon Kedua berlangsung, pasukan ini melakukan operasi penggagalan penyelundupan senjata.[1][3]

Referensi sunting

  1. ^ a b c Reditya, Tito Hilmawan (2021-06-02). Utomo, Ardi Priyatno, ed. "Profil Pasukan Khusus Dunia: Sayeret Matkal (Israel)". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-06-29. 
  2. ^ "Daftar Pasukan Khusus Israel, dari Sayeret Matkal Hingga Alpinist". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-29. 
  3. ^ a b Fadillah, Ramadhian (2021-05-31). Moerti, Wisnoe, ed. "Mengenal Sayeret Matkal, Pasukan Elite Israel yang Jadi Mimpi Buruk Bagi Para Musuh". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-06-29.