Sarekat Prijaji
Sarekat Prijaji (SP) adalah organisasi pribumi yang didirikan oleh R.M Tirto Adhi Soerjo dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan kaum pribumi. Organisasi ini berdiri pada tahun 1906, beberapa waktu sebelum dicetaknya organ Medan Prijaji yang cukup populer.
Sarekat Prijaji | |
---|---|
Ketua umum | R.M. Prawirodiningrat |
Pendiri | Tirto Adhi Soerjo R.M Prawirodiningrat Taidji’in Moehadjilin Tamrin Mohammad Tabrie |
Dibentuk | 1906 |
Dibubarkan | 1908 |
Diteruskan oleh | Budi Utomo |
Kantor pusat | Batavia |
Ideologi | Kemajuan sosial Pendidikan |
Pendirian
suntingSetelah pulang dari Maluku ke Jawa, Tirto melakukan kunjungan ke para saudagar dan para bangsawan seperti yang dilakukan Wahidin Soedirohoesodo. Kunjungan-kunjungan ini dilakukan untuk menggalang dana guna sebagai biaya untuk mendirikan terbitan surat kabarnya. Selama kunjungan tersebut, dia juga menyampaikan gagasannya untuk mendirikan sebuah perhimpunan yang bertujuan untuk memajukan kaum pribumi yang dia sebut "bangsa yang terprentah" agar terlepas dari penjara kolonial. Tokoh-tokoh yang dia kunjungi dalam perencanaan perhimpunan ini , seperti Raden Mas Prawirodiningrat yang saat itu menjabat sebagai Jaksa Kepala Batavia, Taidji’in Moehadjilin, Tamrin Mohammad Tabrie dan Bachram.[1]
Susunan Pengurus Sarekat Prijaji
Susunan Pengurus Sarekat Prijaji yang tertulis dalam organ Medan Prijaji tertulis sebagai berikut
Ketua: Raden Mas Prawirodiningrat
Wakil Ketua: Tamrin Mohammad Tabri
Sekretaris dan Bendahara: Raden Mas Tirto Adhisoerjo
Komisaris: Taidjin Moehadjihin Bahram
Pada akhirnya, pengumuman di selebaran-selebaran surat kabar berbahasa melayu pun mengabarkan bahwa Sarikat Priyayi telah didirikan pada tahun 1906. Pada selebaran tersebut dinyatakan bahwa cabang awal berada di Betawi dan akan memperbanyak cabang. Tujuan mereka adalah pendidikan priyayi dan bangsawan pribumi dengan mendirikan studiefonds (Lembaga dana pendidikan).
Menurut catatan Tirto, sejumlah 700 priyayi setuju untuk bergabung kedalam Sarekat Prijaji dan membayarkan iuran bulanan sejumlah f1,10 sebagai kas[2]
Masa Akhir
suntingPada tahun 1908, Tirto menyadari bahwa Sarekat Prijaji tidak cukup populer sebagai organisasi berbasis pendidikan. Bkhirnya setelah pendirian Budi Utomo pada tahun 1908, Tirto Adhi Soerjo bergabung dalam organisasi tersebut dan Sarekat Prijaji secara praktik telah berakhir.
Referensi
sunting- ^ Iswara N, Raditya (8 Desember 2018). "Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional". Tirto.id.
- ^ Adam, Ahmad B. (1984). The Vernacular Press and the Emergence of Modern Indonesian Consciousness. (1855-1913). USA: Proquest. hlm. 206–2012.