Santri lelana (aksara Jawa: ꦱꦤ꧀ꦠꦿꦶꦊꦭꦤ; bahasa Indonesia: pelajar yang berkelana) adalah salah satu genre sastra Jawa, Madura, dan Sunda. Genre ini mengisahkan perjalanan seorang tokoh mengembara mengelilingi suatu kawasan, umumnya juga menceritakan berbagai macam hal yang ia temui selama perjalanan, seperti legenda, adat-istiadat, penggambaran alam dan sebagainya. Tak jarang, peneliti juga menyebut naskah sejenis ini memiliki nilai ensiklopedis karena banyaknya variasi informasi yang didapat.[1] Santri lelana juga merupakan salah satu dari 23 penggolongan naskah-naskah Nusantara yang digagas oleh T. E. Behrend.[2]

Pangeran Selarasa memberikan sembah penghormatan kepada Kiai Nur Sayid, dari naskah Serat Selarasa

Karya sastra sunting

Beberapa karya sasra yang bertemakan santri lelana di antaranya:

Catatan kaki sunting

  1. ^ Subanar, Budi (2019-01-28). Sraddha. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-481-087-0. 
  2. ^ Nurhata (2022). KAJIAN PERNASKAHAN CIREBON DAN INDRAMAYU. K-Media. ISBN 978-623-316-728-4. 
  3. ^ Fakhriati; Misliani, Lisa; Kalsum, Nyi Mas Umi; Saktimulya, S. R.; Dewi, Trisna Kumala Satya; Hidayatullah, Dede; Mahrus; Hadrawi, Muhlis (2017-10-23). Aksara, Naskah, dan Budaya Nusantara. Indigo Media. ISBN 978-602-74720-6-8. 
  4. ^ Fanani, Ahwan (2020-10-17). "Serat Cebolek: Ketib Anom Kudus Menegakkan Syariat". IBTimes.ID. Diakses tanggal 2023-01-07.