Sang Tiga Dewata Murni (hanzi三清; hanyu pinyin: Sānqīng) atau juga diterjemahkan sebagai Tiga Dewata Murni Jernih, sang Tiga Dewata Orisinal, sang Tiga Guru Ilahi, sang Tiga Kejernihan, atau sang Tiga Kemurnian adalah trinitas Taoisme, tiga Dewata tertinggi dalam jajaran Taoisme. Mereka dipandang sebagai manifestasi murni dari Tao (jalan) dan sumber dari segala makhluk. Berdasarkan Tao Te Ching, disebutkan bahwa "Tao menghasilkan Satu; Satu menghasilkan Dua; Dua menghasilkan Tiga; Tiga menghasilkan Segala sesuatu." Secara umum diyakini bahwa: Tao menghasilkan Satu - Wuji menghasilkan Taiji; Satu menghasilkan Dua - Taiji menghasilkan Yin dan Yang [atau Liangyi (兩儀) menurut istilah pembelajaran]. Sementara itu, pernyataan bagaimana Dua memproduksi Tiga masih diperdebatkan di antara para pelajar Taoisme. Kebanyakan pelajar percaya bahwa pernyataan itu merujuk pada Interaksi antara Yin dan Yang, dengan keberadaan Chi atau daya hidup.[1]

Sanqing

Sanqing atau Tiga Dewata Murni
Hanzi: 三清
Yùqīng
Shàngqīng

Dalam religi Taoisme, teori yang menjelaskan bagaimana Tao menghasilkan Satu, Dua, dan Tiga juga dijelaskan secara menarik. pada Tao menghasilkan Satu - Wuji menghasilkan Taiji, mempresentasikan Tao Agung, diwujudkan oleh Yuánshǐ Tiānwáng (混沌無極元始天王) "Raja Surgawi atas Kekosongan dan Kekacauan Permulaan Primordial" pada masa awal penciptaan saat alam semesta masih tidak ada dan kosmos tidak beraturan; bermanifestasi menjadi yang pertama dari Trinitas Taoisme, Yuanshi Tianzun. Yuánshǐ Tiānzūn mengawasi tahap awal penciptaan alam semesta sehingga dikenal sebagai Dàobăo (道寶) "Harta Tao". Pada Satu menghasilkan Dua - Taiji menghasilkan Yin Yang, Yuánshǐ Tiānzūn bermanifestasi menjadi Lingbao Tianzun yang memisahkan Yang dari Yin, yang jernih dari yang keruh, dan menata tiap-tiap elemen sehingga teratur. Oleh sebab itu, dia juga dikenal sebagai Jīngbăo (經寶) "Harta Hukum/Kitab Suci". Meskipun Jīng secara umum dimengerti sebagai "kitab", dalam konteks ini juga berarti "melewati" [tahap Penciptaan] dan Laws of Nature mengenai bagaimana segala sesuatu diciptakan menjadi seperti yang sekarang. Pada tahap akhir penciptaan, Daode Tianzun bermanifestasi dari Língbăo Tiānzūn untuk membawa peradaban dan menurunkan Hukum kepada seluruh makhluk hidup. Demikianlah dia juga dikenal sebagai Shībăo (師寶), "Harta Guru".

Setiap Tiga Dewata Murni mempresentasikan sebuah Dewa dan sebuah surga. Surga pertama adalah Yu-Qing di Pegunungan Giok di mana pintu masuknya disebut Pintu Emas. "Ia adalah sumber dari segala kebenaran, sebagaimana matahari menjadi sumber segala cahaya". Sang Dewa Murni Agung (Lao-Jun) mengawasi surga Tai-Qing. Sang Dewa Murni Perkasa (Ling-Bao Tian-Song) mengawasi surga Shang-Qing. Ketiganya sering digambarkan sebagai tiga orang tua di atas takhta.

Sekolah Pembelajaran Taoisme dikembangkan dari masing-masing Dewata ini. Alkimia Taoisme membentuk bagian yang besar dari sekolah-sekolah ini, sebagaimana masing-masing Tiga Dewata Murni mempresentasikan salah satu dari tiga bidang esensial dari pembelajaran: jing, qi, dan shen. Penggabungan dari ketiganya menghasilkan kembalinya ke Tao.

Dewata Murni pertama adalah chi universal dan surgawi. Yang kedua adalah chi alam manusia, dan yang ketiga adalah chi bumi. Chi surgawi termasuk chi atau energi dari semua planet, bintang-bintang dan konstelasi serta energi Dewata (daya penciptaan dan kasih universal). Chi alam manusia adalah energi yang ada di permukaan bumi dan menopang hidup manusia. Energi bumi meliputi segala daya yang ada di dalam planet serta daya kelima elemen.

Meskipun Tiga Dewata Murni merupakan manifestasi dari Energi Surgawi Primordial, mereka tidak berwujud. Namun, untuk mengilustrasikan peran mereka dalam Penciptaan, mereka sering digambarkan sebagai orang tua yang mengenakan jubah berwarna tiga warna dasar dari mana semua warna berasal: Merah, Biru, dan Kuning (atau Hijau) tergantung dari interpretasi masing-masing orang. Masing-masing membawa sebuah benda kedewaan yang berhubungan dengan tugas mereka. Yuánshǐ Tiānzūn biasanya digambarkan memegang Permata Penciptaan, menegaskan fungsinya menciptakan alam semesta dari kekosongan dan kekacauan. Tongkat Ruyi yang dibawa oleh Lingbao Tianzun menampilkan otoritas: tahap kedua Penciptaan adalah saat Yang dipisahkan dari Yin serta Hukum Segala Sesuatu ditetapkan pada tempatnya masing-masing. Lingbao Tianzun kemudian duduk di sisi kiri Yuanshi Tianzun. Selanjutnya, setelah semua selesai, Daode Tianzun duduk di sebelah kanan, memegang kipas yang menyimbolkan selesainya Penciptaan, dan posisi mengipas mempresentasi tindakan menyebarkan Tao ke seluruh umat manusia.

Dewa Murni Giok sunting

Dewa Murni Giok (Hanzi: 玉清|pinyin: Yùqīng) juga dikenal sebagai "Awal Mula yang Dipuja Semua Makhluk" atau "Penguasa atas Awal Mula" (Hanzi: 元始天尊|hanyu pinyin: Yuánshǐ Tiānzūn).

Dewa Murni Tertinggi sunting

Dewa Murni Perkasa (Hanzi: 上清;hanyu pinyin: Shàngqīng), juga dikenal sebagai "Ketuhanan dan Harta yang Dipuja oleh Semua" atau "Penguasa Seluruh Harta Spiritual" (Hanzi:靈寶天尊;hanyu pinyin: Lingbao Tiānzūn).

Dewa Murni Perkasa diasosiasikan dengan Yin dan Yang serta bertanggung jawab atas pemeliharaan buku suci. Shangqing juga menghitung waktu dan membaginya dalam zaman-zaman.

Dewa Murni Agung sunting

Dewa Murni Agung (Hanzi: 太清;hanyu pinyin: Tàiqīng), juga dikenal sebagai "Dewa Tao dan Kebajikan yang Dihormati secara Universal" atau "Tuan Universal atas Jalan dan kebajikannya" (Hanzi: 道德天尊;hanyu pinyin: Daode Tiānzūn) atau "Tuan Penatua Tertinggi Agung" (Hanzi: 太上老君;hanyu pinyin: Taishang Laojun).

Dipercaya bahwa Taishang Laojun bermanifestasi sebagai Lao Zi. Dewa Murni Agung juga dikenal sebagai Tuan atas Manusia yaitu penemu Taoisme. Dia adalah pemimpin yang paling unggul dan tua, itulah sebabnya dia menjadi satu-satunya Dewata Murni yang digambarkan berjanggut putih total.

Menurut Daozang, Dewa Tao dan Kebajikan yang Dihormati secara Universal telah bermanifestasi dalam sekian banyak inkarnasi untuk mengajar makhluk hidup, dan Laozi adalah salah satu inkarnasinya.

Lihat Juga sunting

Catatan Kaki sunting

Bibliografi sunting

  • Barrow, Terrence; Williams, Charles Alfred Speed (2006). Chinese Symbolism and Art Motifs. Singapore: Tuttle Publishing. hlm. 372. 
  • Ching, Julie (2000). The Religious Thought of Chu His. Oxford: Oxford University Press US. hlm. 168–169. 
  • Fowler, Jeaneane (2005). An introduction to the Philosophy and Religion of Taoism. Brighton; Portland: Sussex Academic Press. hlm. 202–205. 
  • Dobbins, Frank Stockton; Williams, Samuel Wells; Halls, Isaac Hollister (1883). Errors Chains. California: Standard publishing house. hlm. 224. 
  • Morgan, Harry T. (1972). Chinese Symbols and Superstitions. Detroit: Gale Research Company. hlm. 148. 
  • "The Taoist Deities". October 19, 2008. 
  • Werner, E.T.C. (2003). Myths and Legends of China. Kessinger Publishing. hlm. 124–126. 
  • Whiting, Roger (1991). Religions for Today. Cheltemham: Nelson Thorne. hlm. 14. 
  • Yudelove, Eric (1997). 100 Days to Better Health, Good Sex and Long Life. Saint Paul, Minnesota: Llewellyn Worldwide. hlm. 114. 
  • "Yu Di". Microsoft Encarta Online Encyclopedia. Microsoft. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-28. Diakses tanggal 2013-03-08. 
  • "Yuan Shi". Microsoft Encarta Online Encyclopedia. Microsoft. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-07. Diakses tanggal 2013-03-08. 

Pranala luar sunting