Rusli Turut (lahir 30 Maret 1960) adalah seorang hobiis burung yang awalnya bekerja di BUMN pada bagian oil service pada tahun 1980-91.[1]

Rusli Turut
LahirRusli Turut
30 Maret 1960 (umur 64)
Perkebunan Klumpang, Medan, Sumatera Utara
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanPenulis, penghobi burung/hobiis burung

Biografi

sunting

Rusli lahir di Perkebunan Klumpang di Medan, Sumatera Utara. Ia menjalani pendidikan formalnya hingga STM. Selanjutnya, ia bekerja di BUMN di bagian oil service dari tahun 1980-91, ia menangani data hasil eksplorasi dan produksi minyak gas dan bumi di seluruh Indonesia.[1] Ia juga memiliki hobi memelihara burung berkicau. Sehingga, banyak pengalamannya yang dituliskan dalam buku-buku pemeliharaan burung.[1]

Pendapat dan pemikiran

sunting

Ia berpendapat dalam bukunya, bahwa pada perkembangan burung ocehan, ada manfaat dan akibatnya.[2][a] Manfaatnya adalah berkembangnya kontes penggila burung, pengrajin sangkar barang -sehingga yang pada awalnya limbah kayu dapat dijadikan barang bernilai tinggi, seperti sangkar dan tempat mandi burung-, bagi pembuat pakan, dan dibuatnya vitamin-vitamin ataupun obat dari pengusaha farmasi.[3]

Selanjutnya, ia memikirkan dampak buruk dari perkembangan burung ocehan. Ia memaparkan bahwa ekosistem terganggu sebagai akibat dari burung ocehan yang diperdagangkan di pasaran, yang mana 95% burung ocehan yang diperdagangkan adalah hasil tangkapan dari alam. Penangkapan ini pun tidak memperhitungkan usia burung.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Turut 2010, hlm. 140.
  2. ^ Rusli 2010, hlm. 8.
  3. ^ Rusli 2010, hlm. 8-9.
  4. ^ Rusli 2010, hlm. 10-11.

Catatan bawah

  1. ^ Asli: "Berkembangnya jumlah penggemar burung ocehan memang terasa signifikan.... tak jarang ditemukan efek negatif dari perkembangan tersebut."

Bibliografi

  • Turut, Rusli (2010). Memelihara 42 Burung Ocehan Populer (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 979-002-442-8.