Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin adalah sebuah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini merupakan salah satu badan layanan umum (BLU) kesehatan dan sebelumnya berbentuk perusahaan jawatan (Perjan).[1] Sebelumnya rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Rancabadak. Nama tersebut masih sering digunakan oleh masyarakat Bandung dan sempat tampak dalam logo lamanya yang berupa gambar badak yang sedang berendam di ranca (rawa dalam bahasa Sunda). Rumah sakit ini sekarang dipimpin oleh seorang direktur utama yaitu Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B-KBD.
Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin | |
---|---|
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia | |
Geografi | |
Lokasi | Jl. Pasteur No. 38, Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Koordinat | 6°53′53″S 107°35′54″E / 6.89806°S 107.59833°E |
Organisasi | |
Asuransi kesehatan | BPJS Kesehatan |
Pendanaan | Rumah sakit publik |
Jenis | Rumah sakit umum Rumah sakit pendidikan |
Afiliasi dengan universitas | Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Universitas Padjadjaran |
Pelayanan | |
Standar pelayanan |
|
Ranjang pasien | 928 tempat tidur |
Sejarah | |
Dibuka | 15 Oktober 1923 |
Sejarah
suntingRS Hasan Sadikin dibangun pada masa penjajahan Belanda sejak tahun 1920 namun baru diresmikan tanggal 15 Oktober 1923. Namanya saat itu adalah Het Algemeene Bandoengche Ziekenhuis, dan kemudian diubah pada tahun 1927 menjadi Gemeente Ziekenhuis Juliana. Kapasitas RS waktu itu baru 300 tempat tidur.
Pada zaman penjajahan Jepang, RS ini berubah fungsinya menjadi RS Militer Jepang dengan nama Rigukun Byoin sampai kemerdekaan RI tahun 1945. Walaupun saat itu Indonesia sudah merdeka, RS ini masih dikuasai oleh Belanda, dan sampai tahun 1948 fungsinya menjadi RS Militer Belanda. Baru pada tahun 1948, RS Rancabadak kembali digunakan untuk umum atau sudah menjadi milik RI di bawah naungan Kota Praja Bandung. Ketika itu pimpinannya masih orang Belanda, W.J. Van Thiel yang menjabat sampai 1949. Setelah itu, baru dipimpin oleh orang Indonesia, yaitu dr. H.R. Paryono Suriodipuro, sebagai direktur pertama dari Indonesia.
Tahun 1954, menteri kesehatan menetapkan RS ini menjadi RS Provinsi dengan status langsung di bawah Departemen Kesehatan. Tahun 1956 ditetapkan menjadi RS Umum Pusat dengan kapasitas tempat tidur 600 pasien.
Nama Hasan Sadikin, yang mulai dipakai pada tahun 1967, berasal dari salah satu mantan direkturnya, yaitu Dr. Hasan Sadikin. Ketika ia sedang menjabat menjadi direktur tersebut, menteri kesehatan pada saat itu memintanya untuk mengubah nama rumah sakit yang dipimpinnya. Tetapi permintaan tersebut tidak sempat dipenuhinya karena dalam usia relatif masih muda ia meninggal dunia tanggal 16 Juli 1967 akibat penyakit yang dideritanya. Untuk mengenang jasa-jasanya sebagai dokter yang penuh dedikasi dan telah turut berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan RI, pemerintah pada tanggal 8 Oktober 1967 menetapkan namanya sebagai nama baru rumah sakit ini. Sehingga mulai saat itu sampai sekarang, nama rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, disingkat RSHS.
RSHS berstatus sebagai rumah sakit umum pusat (RSUP) dan telah memiliki gedung berstandar internasional[2] serta telah menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Jawa Barat. Rumah sakit ini juga menjadi rumah sakit tempat praktik bagi para mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran dan beberapa sekolah keperawatan.
Referensi
sunting- ^ (Indonesia) Situs RS. Dr. Hasan Sadikin Diarsipkan 2007-03-31 di Wayback Machine. di bumn-ri.com
- ^ (Indonesia) Venusri Latif, Pengalaman dan Kenangan Menjabat Wadir Umum dan Keuangan RSHS: Memperingati 80 Tahun RSHS Diarsipkan 2004-11-13 di Wayback Machine.