Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata

upacara adat suku Lio

Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata adalah ritual atau upacara pemberian makan roh para leluhur di puncak Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu merupakan destinasi wisata unggulan. Danau Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu. Jarak dari Kota Ende, ibukota Kabupaten Ende adalah 67 km dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit melalui jalur darat.[1]

Deskripsi sunting

Masyarakat suku Lio yang mendiami sekitar Gunung Kelimutu percaya bahwa roh mereka yang meninggal akan terbang ke kawah Danau Kelimutu. Kawah pertama, tiwu ata bupu untuk roh para orang tua yang semasa hidupnya berbuat baik. Kawah kedua, tiwu ko'o fai nua muri untuk roh para muda-mudi. Sedangkan kawah ketiga, tiwu ata polo adalah tempat berkumpulnya roh orang-orang yang semasa hidupnya bergelimang kejahatan dan dosa. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa roh leluhur yang bersemedi di kawah Danau Kelimutu adalah muara dari setiap keadaan yang menimpa suku Lio.[2]

Ritual pati ka du'a bapu ata mata biasanya dilaksanakan pada setiap tanggal 14 Agustus sebagai puncak dari kegiatan sepekan Festival Danau Kelimutu yang digagas Pemerintah Kabupaten Ende. Selain dihadiri wisatawan dan tamu penting lainnya, acara ini dihadiri mosalaki dari 20 persekutuan adat desa-desa penyangga Kelimutu, yakni Koanara, Woloara, Pemo, Nuamuri, Mbuja, Tenda, Wiwipemo, Wologai, Saga, Puutuga, Sokoria, Roga, Ndito, Detusoko, Wolofeo, dan Kelikiku.[3]

Prosesi sunting

Untuk memulai tradisi adat ini, mula-mula pemangku adat meminta izin kepada leluhur dengan tujuan meminta kelancaran dan keselamatan saat prosesi adat tersebut berlangsung. Pada prosesi adat ini para laki-laki menggunakan baju adat Lio, yaitu sarung yang disebut Ragi dan atasan batik. Sedangkan yang perempuan memakai baju adat yang disebut Lawo dan atasan baju kurung yang disebut Lambu.[2]

Pusat ritual adat dilakukan di Pere Konde yaitu sebuah tugu tiang pancang semacam misbah tempat persembahan dan sesajen diletakan. Ritual tersebut dipimpin seorang mosalaki. Setelah sesajen diletakan maka para pemangku adat memulai prosesi adat dengan menari memutari sajen-sajen yang sudah disiapkan yang dalam bahasa setempat disebut Gawi. Isi sesajen berupa nasi merah, daging babi, tembakau, sirih pinang, dan moke.[2]

Referensi sunting

  1. ^ "Pemda Ende Gelar Ritual Pati Ka Du,a Bapu Ata Mata". Pos Kupang. Diakses tanggal 2019-09-23. 
  2. ^ a b c "TRANS7 | Tradisi Pati Ka Dua Bapu Ata Mata". www.trans7.co.id. Diakses tanggal 2019-09-23. 
  3. ^ "Pemkab Ende Gelar Upacara Adat "Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata" di Puncak Danau Kelimutu". Viva Timur. 2019-08-15. Diakses tanggal 2019-09-23.