Rencana Yunani atau Proyek Yunani adalah solusi Permasalahan Timur yang diajukan oleh Maharani Katarina yang Agung pada awal tahun 1780-an. Ia mengusulkan agar wilayah Kesultanan Utsmaniyah dibagi-bagi oleh Kekaisaran Rusia dan Habsburg. Ia juga mengusulkan restorasi Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota di Konstantinopel.

Maharani Katarina yang Agung

Seperti pada pendahulunya, Katarina mencoba membantu orang-orang Kristen Ortodoks yang dijajah oleh Utsmaniyah. Ia mendukung Pemberontakan Orlov di Morea pada masa Perang Rusia-Turki 1768–1774 dan mengundang banyak orang Yunani untuk tinggal di Rusia (termasuk Ioannis Varvakis). Ia bermimpi bahwa salah satu cucunya (yang dinamai Konstantin akan menjadi Kaisar Romawi Timur pertama. Salah satu faktor lain adalah akses Rusia ke Laut Tengah lewat Selat Bosporus yang dikendalikan oleh Utsmaniyah.

Untuk mewujudkan mimpi ini, negara-negara besar Eropa lainnya harus setuju dan negara-negara di Sungai Donau harus mau bekerjasama. Pada Mei 1780, Katarina mengadakan pertemuan rahasia dengan Kaisar Joseph II di Mogilyov. Mereka juga membicarakan rencana pembagian Kesultanan Utsmaniyah dan pendirian kembali Kekaisaran Romawi Timur dalam sejumlah surat yang dikirimkan dari September 1781. Persekutuan Austria-Rusia diresmikan pada Mei 1781.

Austria dan Rusia menyatakan perang terhadap Utsmaniyah pada tahun 1787. Namun, Kaisar Joseph II wafat pada tahun 1790. Perjanjian Jassy dan Sistova ditandatangani untuk mengakhiri perang ini. Rusia memperoleh wilayah Yedisan dan Utsmaniyah juga harus mengakui aneksasi Kekhanan Krimea oleh Rusia. Namun, Austria tidak terlalu diuntungkan oleh perjanjian-perjanjian ini dan upaya untuk mewujudkan Rencana Yunani pun berakhir.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  • Alfred Ritter von Arneth (Hrsg.): Maria Theresia und Joseph II., ihre Correspondenz (…) 3. Band, Wien 1868, S. 256–259 (Smolensk, 14. Juni 1780).