Rahmat Shigeru Ono

Pahlawan Indonesia dari Jepang

Mayor (Purn.) H. Rahmat Shigeru Ono (26 September 1918 – 25 Agustus 2014) adalah seorang tentara Jepang yang membelot dan berpihak kepada Indonesia. Ketika Jepang dikalahkan oleh Sekutu, Ono menjadi salah satu pasukan yang menolak kembali ke Jepang dan memilih untuk bergabung dengan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan, mereka dikenal sebagai pasukan komando elit Pasukan Gerilya Spesial di bawah pasukan Untung Suropati. Ia adalah relawan Jepang terakhir yang selamat dalam Revolusi Nasional Indonesia.[1]

Rahmat Shigeru Ono
小野 茂
Informasi pribadi
Lahir
Shigeru Ono (小野 茂)

(1918-09-26)26 September 1918
Ōtomari, Karafuto, Kekaisaran Jepang (sekarang Korsakov, Rusia)
Meninggal25 Agustus 2014(2014-08-25) (umur 95)
Batu, Jawa Timur, Indonesia
Karier militer
Pihak
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1939–1949
Pangkat Mayor
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelum tangan kirinya putus akibat letusan pelontar granat, Ono dikenal ahli menggunakan katana. Pernah hanya dengan menggunakan Katana, Ono dan seorang prajurit lainnya mampu membantai 20-an pasukan Belanda yang akan menyergap mereka. Pasukan ini menyerang pos Belanda di Pajaran, Malang dan melatih pasukan TNI di kaki Gunung Semeru.[2]

Setelah pengakuan kedaulatan, Juli 1950, Ono menikah dengan Darkasih. Anak pertama mereka lahir pada 24 Juni 1951 dan diberi nama Tutik. Namun, saat 1952 ketika Ono dipanggil Konjen Jepang di Surabaya, ia berhasil tersambung kembali dengan ibunya. Padahal sebelumnya, setelah memutuskan bergabung dengan Indonesia, Ono sempat mengirim surat mengatakan ia telah tewas. Oleh sang ibu, ia diminta mengganti nama anaknya menjadi Atsuko.

Pada tahun yang sama, Ono mendapatkan warga negara Indonesia. Sayangnya, sang istri meninggal karena kanker pada 1982. Kisah hidupnya dikisahkan dalam sebuah buku berjudul Mereka yang Terlupakan: Memoar Rahmat Shigeru Ono, Bekas Tentara Jepang yang Memihak Republik karya Eiichi Hayashi. Ia memiliki 4 anak, 10 cucu, 6 cicit.[3]

Ono meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 2014 karena sakit. Pada saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memintanya untuk hadir di Istana Merdeka untuk merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Rizal, M. "Tentara Jepang Pembela Republik". detikx.
  2. ^ "Shigeru Ono, Pejuang Jepang Telah Berpulang". 27 August 2014.
  3. ^ "Kisah Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang 'Membelot' ke NKRI". 15 August 2016.
  4. ^ Liputan6.com (2016-08-15). "Kisah Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang 'Membelot' ke NKRI". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-06-05. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)