Radar SCR-268

sistem radar pertama tentara AS

SCR-268 (Signal Corps Radio no. 268) merupakan sistem radar pertama milik Angkatan Darat Amerika Serikat. Radar ini dikembangkan untuk memberikan informasi akurat untuk menembak dan digunakan untuk menaruh artileri dan mengarahkan lampu tembak kepada pesawat terbang musuh.

Radar SCR-268 ditegakkan di Guadalkanal pada bulan Agustus 1942.

Sistem ini sudah ketinggalan zaman saat Perang Dunia 2 berakhir, dan digantikan oleh berbagai radar yang lebih akurat sekaligus berukuran lebih kecil, SCR-584, yang berbasis gelombang mikro.

Pengembangan sunting

Program SCR-268 bermula pada Februari 1936, di mana Chief of Coast Artillery memberikan persyaratan untuk sebuah perangkat pendeteksi pesawat. Mereka menghendaki perangkat tersebut dapat beroperasi siang ataupun malam, jarak deteksi hingga 10.000 kaki dalam cuaca buruk dan 20.000 kaki dalam cuaca baik, akurasi angular hingga 1⁰ dalam azimut dan elevasi, serta memiliki keakuratan sebesar 1 persen dari jarak maksimumnya.

Signal Corps Laboratories membuat tiga buah model prototipe, dan model terakhir mampu memenuhi persyaratan itu. Alat ini dinamakan SCR-286-T1 dan menggunakan frekuensi 110 MHz. Antena pemancar, pengukur azimut dan elevasi dibuat terpisah, dan dilengkapi alat pendeteksi panas. Saat diujicobakan, radar ini sedikit mengecewakan dalam hal akurasi angular. Sehingga dibuatlah SCR-268-T2 dengan frekuensi 205 MHz. Kemudian sistem ini dikembangkan kembali menjadi SCR-268-T3 pada tahun 1937.

Alat baru ini memiliki jarak deteksi sekitar 6.000 yard dan beroperasi pada frekuensi 240 MHz. Kekurangan alat ini adalah lemahnya kekuatan pemancar sehingga sangat membatasi jarak deteksinya. Namun alat ini jauh lebih ringkas karena semua pemancarnya menjadi satu. Akhirnya alat inilah yang dipilih, dengan penambahan kekuatan pada pemancarnya. Pada Desember 1940, 18 unit pertama telah diproduksi oleh SCL. Setelah pengujian dan pengecekan ulang, SCR-268 sudah siap diproduksi massal. Western Electric dan Bell Laboratories bertanggungjawab atas produksinya. Hingga Maret 1944, sekitar 3.100 unit diproduksi.

Secara umum, komponen paling menyolok dari SCR-268 tentu antenanya yang berukuran besar. Antena – antena ini disusun menjadi tiga bagian dan masing masing berada di depan reflektor pasif. Keseluruhan antena memiliki panjang 13 m dan tinggi 3 m. Radar ini menggunakan sistem pengalihan lobus yang membuatnya jauh lebih akurat dari prototipenya. Beroperasi pada frekuensi 205 – 210 MHz dengan laju pengulangan sinyal sebesar 4.098 Hz, SCR-268 memiliki jangkauan maksimum 35 km dengan kekuatan 75 kW. Akurasinya sekitar 182 m pada jarak 35 km. Secara keseluruhan, sistem ini tersusun atas 2 trailer untuk radar dan sistem IFF menggunakan 4 truk.

Komponen sunting

Komponen dari SCR-268 berjumlah puluhan, seperti pemancar 205 MHz BC-407, penerima 200 – 210 MHz BC-406, osiloskop tipe A BC-412, sistem IFF RC-148 MK III, hingga unit pemancar yang dapat terhubung dengan komputer balistik atau director M4, M7, atau M9 yang digunakan untuk memandu meriam anti-pesawat udara.

ECM dan ECCM sunting

Mengingat konfrontasi antara unit SCR-268 dengan pasukan Jerman baru terjadi pada awal tahun 1944 ditambah dengan minimnya dokumen serta data mengenai upaya Jerman mengacaukan sistem SCR-268, sulit untuk menganalisis serangan Jerman terhadap sistem ini. Namun dalam beberapa referensi, setidaknya tercatat satu kasus pengacauan terhadap unit SCR-268.

Pada Februari 1944 Sekutu meluncurkan pendaratan di Anzio, Italia. Pendaratan ini menghadapi perlawanan yang sangat sengit, tak hanya dari pasukan pertahanan pantai, namun juga unit artileri Jerman serta serangan udara dari Luftwaffe. Beberapa unit SCR-268 diterjunkan di Anzio untuk membentuk paying udara dari serangan Luftwaffe. Namun para operator radar ini sempat mengalami kesulitan saat menghadapi pengebom Jerman dalam hal penjejakan pesawat. Ada penjelasan yang sesuai dengan kondisi ini.

Pada pertengahan 1943, Jerman mengembangkan serangkaian perangkat jammer untuk menghadapi serangan udara Inggris. Dalam serangannya, Inggris menggunakan jaringan radar navigasi Oboe yang berfrekuensi sekitar 200 MHz, serta radar ASV Mk.IV yang dipasang pada pesawat Inggris. Hasilnya adalah unit pemancar berbasis darat “Karl I”, berfrekuensi 170 – 220 MHz dengan kekuatan 450 W, dan “Karl II” dengan kekuatan 2 kW, serta pemancar berbasis udara “Kobold II”, 170 – 250 MHz dengan kekuatan 60 W. Selain noise jammer, Jerman juga mengembangkan Düppel (chaff / Window) untuk membutakan radar Inggris.

Secara kebetulan, SCR-268 juga menggunaan frekuensi yang serupa dengan radar Inggris. SIGINT Jerman yang mendeteksi peningkatan sinyal dengan kisaran 200 MHz di Anzio memancing Jerman untuk mengeluarkan triknya. Tercatat ada beberapa lokasi pemancar “Karl I” di dekat pendaratan Sekutu. Hal ini mengakibatkan kekacauan pada SCR-268 sehingga mengalami kesulitan dalam menjejak pesawat Jerman. Pesawat Jerman yang menebar Düppel berukuran 75 cm menambah masalah yang ada. Masalah yang begitu pelik ditunjukkan dengan seorang jenderal Sekutu menyatakan sistem radar mereka tak berharga dan meminta dnegan segera pengiriman unit radar SCR-584 yang lebih tahan terhadap jamming.

Usaha Amerika mengatasi pengacauan yang dilakukan Jerman adalah dengan memodifikasi SCR-268. Para ilmuwan di Radiation Lab sendiri sebelumnya telah memeriksa kelemahan pada SCR-268, sehingga modifikasi seperti video-frequency filter dapat diproduksi dengan cepat. Modifikasi ini berjalan sukses sehingga SCR-268 mampu menjejak target menembus pengacauan, namun sebelum modifikasi ini dipasang pada semua unit, sistem SCR-584 telah diterjunkan di lapangan.

Referensi sunting

  • The SCR-268 RADAR, Electronics magazine, September 1945. A detailed description of the system.
  • TM 11-1106,1306,1406,1506

Pranala luar sunting