Qiu Feng-jia adalah seorang patriot, guru, dan penyair Taiwan keturunan Hakka. Di samping itu ia dikenal sebagai pejuang anti Jepang. Pada tahun 1885 ia mengadakan pemberontakan melawan Jepang, namun akhirnya harus meninggalkan Taiwan dan mengungsi ke tempat kelahiran leluhurnya. Qiu kemudian terlibat dalam Revolusi Xinhai dan menjadi Perwakilan Guangdong dalam Pemilihan presiden sementara Republik Tiongkok tahun 1911. Ia kemudian menjadi anggota pemerintahan Sun Yat-sen.

Qiu Feng-jia
Nama asalHiu Fung-kap
Lahir(1864-12-26)26 Desember 1864
Tongluo, Miaoli, Taiwan,  Dinasti Qing
Meninggal25 Februari 1912(1912-02-25) (umur 47)
Zhenping, Guangdong, Pemerintahan Beiyang
Orang tua
  • 丘龍章 (bapak)
  • 陳掌妹 (ibu)

Nama sunting

  • Nama pena (號) : Cang Hai (倉海), Zhe Xian (蟄仙), Zhe An (蟄庵), Zhong Yan (仲閼)
  • Nama kehormatan (字) :Xian Gen (仙根)
  • Tanda tangan (自署): Nan Wu Shan Ren (南武山人)

Kehidupan awal dan keluarga sunting

Qiu Feng-jia lahir pada tanggal 26 Desember 1864 di Distrik Shuang Feng Shan, Tongluowan, Miaoli, Danshuiding, Prefektur Taiwan. Ayahnya adalah Qiu Long-zhang (丘龍章), seorang sarjana (秀才) yang bekerja sebagai guru. Leluhurnya keluarga Qiu berasal dari Zhenping (Kabupaten Jiaoling saat ini), Provinsi Guangdong. Jika dirunut ke atas lagi, mereka menarik garis keturunan dari Qiu Mu (丘穆) asal Provinsi Henan. Ibu Qiu Feng-jia bernama Chen Zhang-mei, (陳掌妹) berasal dari keluarga Chen asal Tainan (keturunan Hoklo).

Pendidikan sunting

Meski berasal dari keluarga yang miskin, Qiu Feng-jia sejak kecil menerima didikan dari sang ayah yang bekerja sebagai guru bagi anak-anak lain. Pengajaran ayahnya berperan besar mengembangkan bakatnya dalam bidang sastra. Puisi pertamanya ditulis ketika ia berusia 9 tahun. Masa remajanya dihabiskan dengan mengikuti pekerjaan ayahnya mengajar di keluarga lain. Pada tahun ke pemerintahan Guangxu (1877 M), ketika ia berusia 14 tahun, diadakan Ujian Tahunan di Prefektur Taiwan. Demi putranya dapat mengikuti ujian tersebut, Qiu Long-zhang memalsukan usianya menjadi 16. Mereka berdua pergi bersama-sama ke ibukota Tainan dengan berjalan kaki selama seminggu dari tempat tinggal mereka di Dongshijiao, Changhua. Qiu Long-zhang percaya dan menggantungkan harapan agar putranya sukses.

Minat dan fokus Qiu Feng-jia terhadap pendidikan berasal dari pengaruh kuat ayahnya. Qiu Feng-jia mendapat juara terbaik dalam Ujian Nasional Kenegaraan pada tahun 1889 era Dinasti Qing. Saat itu ia masih berusia 25 tahun. Ia bekerja untuk kekaisaran sebagai Kepala Kementerian Pekerjaan Umum.

Jatuhnya Taiwan ke tangan Jepang sunting

Semasa Qiu Feng-jia hidup, Tiongkok sedang mengalami masa-masa kekacauan di mana pihak-pihak asing mulai masuk dan memprovokasi negara tersebut, terutama Britania Raya, Prancis, Amerika Serikat dan Jepang. Selain itu, lemahnya pemerintahan negara Qing juga membuat Tiongkok mudah dipengaruhi pihak asing.

Setelah Qiu kembali ke Taiwan dari daratan Tiongkok, ia mulai menghimpun semangat masyarakat Taiwan dengan membuka pendidikan mengenai patriotisme kepada negara. Namun tak lama kemudian Perang Sino-Jepang meletus dan menghambat proses pendidikan yang baru diusahakannya. Akibat perang itu, Qing harus menandatangani Perjanjian Maguan di mana Taiwan harus diserahkan kepada Jepang. Qiu Feng-jia tidak terima dengan keputusan tersebut dan mengirimkan surat yang ditulis dengan darah kepada kekaisaran, bahkan lima kali dalam satu bulan. Walau protes Qiu tidak didengar, masyarakat Taiwan memberikan dukungan kepada Qiu untuk membela Taiwan dari ancaman Jepang. Demi melancarkan upayanya, Qiu bekerja sama dengan Chen Jitong dan bersama meminta tolong kepada gubernur Taiwan saat itu, Tang Jinsong untuk menghimpun pasukan pembela Taiwan. Pada tanggal 25 Mei 1895, dibentuklah Negara Demokrasi Taiwan (dengan Nama Zaman Yongqing) dengan Tang Jinsong sebagai presidennya. Negara Demokrasi Taiwan menyatakan tetap tunduk pada Tiongkok dan menolak menyerah kepada Jepang.

Empat hari berikutnya, Jepang mendarat di Taiwan. Qiu Feng-jia dan pasukannya memberikan serangan meriam dan senjata api sehingga sebanyak 20 ribu tentara Jepang mundur dan meminta bantuan dari negaranya. Tang Jinsong menyelamatkan dirinya ke Xiamen.

Universitas Feng Chia sunting

Nama Qiu Feng-jia diabadikan menjadi Universitas Feng Chia di Taichung, Taiwan. Universitas ini dibangun oleh putranya Qiu Nian-tai sebagai kenangan dan kerinduannya akan tanah kelahirannya, Taiwan.

Karya sunting

Puisi sunting

Buku sunting

Pranala luar sunting

Referensi sunting

  1. ^ Spring Sorrow by Qiu Fengjia, Kementerian Kebudayaan Taiwan. Akses: 3 Juli 2022.
  2. ^ 往事, 愛詩網. Akses: 3 Juli 2022