Puteri Indonesia Perdamaian
Puteri Indonesia Perdamaian (sebelumnya Puteri Indonesia Runner-up 3) adalah gelar atribut bagi peserta kontes Puteri Indonesia yang meraih posisi keempat kontes Puteri Indonesia. Gelar ini diberikan sejak tahun penyelenggaraan Puteri Indonesia 2016 hingga 2018. Wanita yang pernah menyandang gelar ini adalah Ariska Putri Pertiwi, Dea Rizkita dan Dilla Fadiela.
![]() | |
Tanggal pendirian | 2016 |
---|---|
Tanggal pembubaran | 2018 |
Tipe | Gelar pemenang kontes kecantikan |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Lokasi | |
Jumlah anggota | Miss Grand International (2016–2017) |
Bahasa resmi | Indonesia dan Inggris |
Mooryati Soedibyo | |
Ketua | Putri Kuswisnuwardhani |
Tokoh penting | |
Organisasi induk | Puteri Indonesia |
Jumlah murid | 3 (Ariska Putri Pertiwi, Dea Rizkita & Dilla Fadiela) |
Situs web | www |
SejarahSunting
2016–2017: Pemenang pertama & Puteri terakhir di MGISunting
Puteri Indonesia Perdamaian merupakan gelar yang diberikan kepada pemenang keempat Puteri Indonesia 2016 hingga 2018. Nama gelar Puteri Perdamaian sebelumnya adalah 3rd Runner-up Puteri Indonesia, yang merupakan gelar khusus bagi peserta Puteri Indonesia yang dipilih oleh juri dari tahun 2012 hingga 2015.
Pada 2016, gelar tersebut diganti menjadi Puteri Indonesia Perdamaian, tujuannya karena pihak Miss Grand International mengontrak lisensi dengan Yayasan Puteri Indonesia untuk mengirimkan wakilnya berkompetisi di ajang Miss Grand International yang dipresideni oleh Nawat Itsaragrisil.
Gelar Puteri Indonesia Perdamaian tidak dipilih khusus oleh juri dan otomatis akan diberikan oleh pemenang keempat Puteri Indonesia dari tahun 2016. Ariska Putri Pertiwi merupakan orang pertama yang mendapat gelar tersebut. Ia mewakili Indonesia di ajang Miss Grand International dan berhasil menjadi pemenang, tak hanya itu ia juga mendapat penghargaan Best National Costume.
Pada 2017, Dea Rizkita terpilih menjadi Puteri Indonesia Perdamaian 2017, ia dimahkotai oleh pendahulunya, Ariska Putri Pertiwi dibelakang panggung. Sebagai penyandang gelar, otomatis Dea Rizkita berkompetisi di Miss Grand International. Ia mewakili Indonesia pada kontes tersebut dan berhasil masuk jajaran 10 Besar dan mendapat penghargaan Best National Costume.
2018–sekarang: Dihapusnya gelarSunting
Pada kontes Puteri Indonesia 2018, Dilla Fadiela yang mewakili provinsi DI Yogyakarta terpilih sebagai 3rd Runner-up Puteri Indonesia 2018 dan ia juga bergelar sebagai Puteri Indonesia Perdamaian 2018. Dilla dimahkotai oleh Dea Rizkita dibelakang panggung. Namun sayangnya, ia tidak berkompetisi di ajang internasional, karena pihak Miss Grand International telah menutus lisensi dengan Yayasan Puteri Indonesia. Dilla merupakan Puteri terakhir yang menyandang gelar Puteri Indonesia Perdamaian.
Tahun 2019, karena gelar Puteri Indonesia Perdamaian tidak dikirim ke kontes internasional, pada akhirnya gelar Puteri Indonesia Perdamaian tidak lagi dipakai oleh pemenang keempat Puteri Indonesia, Puteri Indonesia Perdamaian resmi diganti kembali menjadi 3rd Runner-up Puteri Indonesia kembali. Sejak 2018, sudah tidak ada pemenang keempat Puteri Indonesia yang berkompetisi di ajang internasional.
KontroversiSunting
Putusnya kontrak lisensiSunting
Penyebab putusnya kontrak lisensi Yayasan Puteri Indonesia dan Miss Grand International Organization tidak dapat diketahui pasti. Namun, sebagian masyarakat dan pecinta kontes kecantikan menganggap putusnya kontrak lisensi karena munculnya hubungan yang kurang baik antara Yayasan Puteri Indonesia dan Miss Grand International Organization. Setelah putus kontrak lisensi, akhirnya lisensi Miss Grand International dimiliki oleh organisasi lain.
Penobatan Dilla FadielaSunting
Penobatan Putri Indonesia Perdamaian 2018 menuai banyak kontroversi dan kritikan masyarakat. Pasalnya, Dilla Fadiela penyandang gelar Puteri Indonesia Perdamaian 2018 dimahkotai oleh Dea Rizkita dibelakang panggung, hal ini yang menuai kecaman dari masyarakat dan Pageant Lovers Indonesia. Karena hal tersebut, masyarakat menganggap Dilla seperti dikucilkan oleh Yayasan Puteri Indonesia. Pasalnya, Yayasan Puteri Indonesia hanya fokus pada pemenang Puteri Indonesia, Puteri Indonesia Lingkungan dan Puteri Indonesia Pariwisata yang berkompetisi di ajang internasional.
Penyebab penobatan Puteri Indonesia Perdamaian 2018 tersebut karena pihak Miss Grand International memutuskan lisensi kepada Yayasan Puteri Indonesia, sehingga tidak ada lagi Puteri Indonesia yang berkompetisi di Miss Grand International, namun masyarakat beranggapan bahwa Dilla Fadiela layak untuk mewakili Indonesia pada ajang kecantikan internasional.
Daftar pemenangSunting
- Keterangan warna
- sebagai Pemenang
- sebagai Runner-up/5 Besar
- sebagai finalis 10 Besar
- sebagai semi-finalis 20 Besar
Tahun | Nama | Daerah asal | Kontes internasional | Posisi | Penghargaan |
---|---|---|---|---|---|
2016 | Ariska Putri Pertiwi | Sumatera Utara | Miss Grand International 2016 | Pemenang |
|
2017 | Dea Goesti Rizkita Koswara | Jawa Tengah | Miss Grand International 2017 | 10 Besar |
|
2018 | Dilla Fadiela | DI Yogyakarta | Tidak berkompetisi |