Pulau Española
Española atau Pulau Espanola (Spanyol: Isla Española) adalah pulau paling selatan Kepulauan Galápagos di Ekuador, sekitar 10 hingga 12 jam perjalanan dengan kapal dari Santa Cruz.
 | |
| Geografi | |
| Lokasi | Kepulauan Galápagos, Ekuador |
| Koordinat | 1°23′S 89°41′W / 1.38°S 89.68°WKoordinat: 1°23′S 89°41′W / 1.38°S 89.68°W |
| Kepulauan | Kepulauan Galápagos |
| Pemerintahan | |
| Negara | Ekuador |
 | |
Nama sunting
Española, bahasa Spanyol untuk "Spanyol Kecil", dinamai untuk Hispaniola di Laut Karibia karena penemuannya oleh Christopher Columbus pada pelayaran pertamanya. Nama itu diganti dengan beberapa pulau lain pada tahun 1892 selama perayaan empat abad pelayaran Columbus.
Bajak laut Inggris William Ambrosia Cowley menamai pulau itu Pulau Raja Charles[1] pada tahun 1684 untuk menghormati raja yang berkuasa saat itu Charles II dari Inggris. Namun, kapten Inggris James Colnett kemudian salah memahami peta Cowley dan secara tidak sengaja memindahkan nama itu ke tempat yang sekarang disebut Pulau Floreana. Berpikir Española belum ditemukan sampai saat itu, ia menamainya Pulau Hood pada tahun 1793 untuk menghormati Laksamana Samuel Hood, Baronet dari Catherington dan Baron Hood Pertama, kemudian berganti menjadi Viscount Hood Pertama untuk keberhasilannya dalam Perang Napoleon.[2]
Geografi sunting
Española merupakan salah satu pulau di Kepulauan Galápagos.[3] Terletak di ujung tenggara kepulauan, pulau ini dianggap sebagai salah satu pulau tertua, yang pertama kali terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Iklim umumnya kering, menerima hanya beberapa inci hujan per tahun.
Keanekaragaman hayati sunting
Teluknya yang besar, bagaimanapun, memiliki pasir lembut dan menarik singa laut Galápagos. Yang tertarik utama adalah albatros bergelombang, dari Maret hingga Januari, hampir seluruh populasi dunia berkembang biak di pulau itu. Ada juga angsa batu kaki biru. Dua tempat yang sangat populer, Teluk Gardner (Bahía Gardner) dengan pantainya dan Suarez Point (Punta Suárez) karena kehidupan burungnya yang bervariasi. Pulau ini memiliki spesies hewannya sendiri, seperti ajuk-ajuk Hood, yang memiliki paruh lebih panjang dan lebih melengkung daripada yang ada di pulau tengah; kadal lava Española; dan iguana laut dari subspesies venustissimus, yang memiliki tanda merah di punggungnya. Ada juga burung camar ekor walet, elang Galapagos, dan burung lainnya. Pulau ini telah diakui sebagai Kawasan Burung Penting (IBA) oleh BirdLife International.[4] Pada Januari 2020, dilaporkan secara luas bahwa seekor kura-kura Galápagos jantan bernama Diego menjadi ayah dan menghidupkan kembali populasi kura-kura pulau, menyelamatkan spesies yang semakin berkurang dari kepunahan yang hampir punah.[5]
Dalam budaya populer sunting
Penulis Amerika Herman Melville menyebut pulau itu dalam novel tahun 1854-nya The Encantadas. Novel tahun 1982 La Iguana karya penulis Spanyol Alberto Vázquez-Figueroa terjadi di pulau itu. Novel tersebut kemudian didramatisasi sebagai film Iguana tahun 1988 oleh sutradara Amerika Monte Hellman.[6]
Referensi sunting
- ^ McEwen (1988), hlm. 235.
- ^ McEwen (1988), hlm. 237.
- ^ "Española". Galapagos Conservancy. galapagos.org. Diakses tanggal 2 June 2017.
- ^ "Isla Española". BirdLife Data Zone. BirdLife International. 2021. Diakses tanggal 21 January 2021.
- ^ Picheta, Rob (11 January 2020). "This tortoise had so much sex he saved his species. Now he's going home". CNN. Diakses tanggal 2020-01-12.
- ^ Cole, Jack (October 2, 2014). "Iguana". Slant Magazine. slantmagazine.com. Diakses tanggal 2 June 2017.
Bibliografi sunting
- McEwen, Alec (July 1988), "The English Place-Names of the Galápagos", The Geographical Journal, 154 (2), London: Royal Geographical Society, hlm. 234–242, doi:10.2307/633849, JSTOR 633849.
Pranala luar sunting
Panduan perjalanan Espanola (Galápagos) di Wikiwisata- Espanola Island
- Espanola wildlife and visitor sites Galapagosonline.com*
- Fauna at Gardner Bay
- Rory Carroll (27 June 2010), "Galápagos giant tortoise saved from extinction by breeding programme: Reintroduction of species that Charles Darwin saw raises conservation hopes for other wildlife", The Observer
