Ilmu semu

klaim tidak ilmiah yang malah disajikan sebagai klaim ilmiah
(Dialihkan dari Pseudoilmiah)

Ilmu semu atau pseudosains (Inggris: pseudoscience) adalah sebuah ilmu pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang dianggap sebagai ilmiah tetapi tidak mengikuti ataupun tidak sesuai dengan metode ilmiah.[1] Ilmu semu mungkin kelihatan ilmiah, tetapi tidak memenuhi persyaratan metode ilmiah yang dapat diuji dan sering kali berbenturan dengan kesepakatan/konsensus ilmiah yang umum.[2]

Phrenology pada saat ini dianggap sebagai salah satu contoh klasik pseudosains.

Pseudosains juga dapat dikatakan sebagai ilmu palsu, dengan kata lain ialah ilmu pengetahuan yang sebenarnya bukan termasuk ilmu pengetahuan dan memiliki isi yang tidak valid, tidak rasional, dan cenderung bersifat dogmatis.[3]

Etimologi

sunting

Istilah pseudoscience muncul pertama kali pada tahun 1843 yang merupakan kombinasi dari akar Bahasa Yunani pseudo, yang berarti palsu atau semu, serta Bahasa Latin scientia, yang berarti pengetahuan atau bidang pengetahuan. Istilah tersebut memiliki konotasi negatif, karena dipakai untuk menunjukkan bahwa subjek yang mendapat label semacam itu digambarkan sebagai suatu yang tidak akurat atau tidak bisa dipercaya sebagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, para pembela serta yang mempraktikkan pseudosains biasanya menolak klasifikasi ini.

Sejarah

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Wordnik, pseudoscience". 
  2. ^ Cover JA, Curd M (Eds, 1998) Philosophy of Science: The Central Issues, 1–82.
  3. ^ Jakarta, Teuku Rizky RamadhanMahasiswa S1 Kimia UIN Syarif Hidayatullah (2021-04-10). "Pseudosains dan Ancaman bagi Ilmu Pengetahuan". Warung Sains Teknologi. Diakses tanggal 2021-12-05.