Proyek Abakan adalah proyek senapan serbu Uni Soviet/Rusia untuk menandingi proyek Advanced Combat Rifle yang dikembangkan Amerika Serikat antara tahun 1980 sampai 1994.

Sejarah

sunting
 
Senapan serbu AK-74.

Sekitar tahun 1960an pengembangan senjata api menggunakan peluru kaliber yang kecil mulai dilakukan. Hal ini didasari pihak Amerika Serikat setelah Perang Dunia II bahwa pertempuran yang telah dan akan terjadi lebih membutuhkan senapan untuk pertempuran jarak dekat dengan kapasitas peluru yang besar, daripada senapan dengan jangkauan yang lebih jauh dengan kaliber yang besar. Berdasar akan hal itu NATO pada tahun 1963 kemudian membuat peluru 5,56 x45 mm untuk menggantikan peluru 7,62 x51 mm.

Dari pihak Uni Soviet (Rusia) juga mengembangkan senapan AK-74 untuk menggantikan AK-47 yang menggunakan peluru 5,45 x 39 mm. Pada perkembangannya AK-74 ini mempunyai kelemahan akurasi pada pertempuran jarak dekat.

Spesifikasi

sunting

Pihak Soviet menyadari bahwa pertempuran modern membutuhkan senapan dengan kemampuan jarak pendek dan akurasi tinggi pada posisi menembak yang beragam (berdiri, jongkok dan tiarap). Peningkatan akurasi merupakan hal yang paling diperhatikan dalam pengembangan senapan pengganti AK-74, dan kemampuannya harus 1,5 sampai 2 kali lipat dari kemampuan AK-74 hal ini dituangkan dalam ROC (Required Operational Capability; (Standar Kemampuan Operasional) pada tahun 1981 oleh Commission of the Council of Ministers Uni Soviet dengan nomor 280 27.08.81 sebagai standararisasi industri militer.

Kerumitan produksi dan pengembangan senjata api modern dipecah dengan dibaginya porsi pengembangan kepada perusahaan pembuat senjata api Rusia antara lain TsKIB SOO (anak perusahaan KBP Instrument Design Bureau), Kovrovskogo mechanical dan Izhmash, ketiga perusahaan tersebut mendapatkan arahan langsung dari TsNIITochMash (Institusi Pusat Pengembangan Mesin Presisi) untuk membuat purwarupa pada tahun 1984.

Percobaan

sunting

Percobaan pertama

sunting
 
AEK-971.

Pada bulan Agustus dan November 1984, uji coba delapan purwarupa senapan dari delapan perancang dilakukan. Berikut daftarnya:

Bureau Model Designer
TsKIB SOO
TKB-0111 G.A. Korobov
TKB-0136-3M N.M. Afanasyev
TKB-0146 I.Y. Stechkin
SKB KMZ
AEK-971 Sergey I. Koksharov / B.A. Garev
AEK-978 P.A Pikinsky
PO Izhmash
AL-9 V.M. Kalashnikov
AU G.N. Nikonov
APT I.A. Postnikov

Hasil uji coba ditetapkan oleh Commission of the Council of Ministers yang merujuk pada keputusan yang diambil oleh Minoboronproma and GRAU dan memutuskan kandidat berdasarkan ROC. Dua purwarupa senjata api tidak berhasil melalui uji coba yaitu APT karena dinilai kurang handal dan TKB-0111 (mendapatkan penilaian terendah dalam uji coba). Sisanya dilanjutkan ke tahap pengembangan lebih lanjut selama 18 bulan untuk meningkatkan akurasi dan detail produksi.

Percobaan kedua

sunting

Bulan Mei sampai Juni 1986, salah satu dari enam purwarupa yang tersisa yaitu AL-9 diganti oleh CRA-1, kemudian purwarupa baru ditambahkan yaitu senapan serbu AO-63 (dirancang oleh S.G. Simonov dan P.A. Tkachev).

Purwarupa senapan diuji coba dalam kondisi lingkungan berdebu, temperatur dan ketinggian yang tinggi, tidak ada satu purwarupa pun yang lolos dari uji coba ini. Hanya AU dan AO-63 yang lolos uji coba akurasi.

Perancang diberikan waktu tiga bulan untuk memperbaiki senapan mereka setelah uji coba kedua ini. Dua senapan tercatat melakukan perbaikan yaitu ASM pada bagian konstruksi dan CRA-1.

Pengembangan selanjutnya dibatasi hanya pada pengembangan ujung laras senapan. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, terlihat bahwa pengembangan TKB-0111, AEK-971 dan CRA tidak menjanjikan untuk dilanjutkan.

Hasil uji coba dan keputusan

sunting

Hasil dari uji coba menunjukan bahwa AS/ASM dan TKB-0146 mempunyai akurasi yang paling tinggi. Kedua senapan ini menghasilkan recoil yang rendah dan menembakkan dua butir peluru pada mode burst seolah hanya satu peluru.

AS/ASM kemudian menjadi senapan yang dipilih dan diberi nama AN-94 (Assault-rifle, Nikonov, 1994).

Pranala luar

sunting