Protestan Salzburg


Protestan Salzburg (Jerman: Salzburger Exulanten) adalah para pengungsi Protestan yang sebelumnya tinggal di Keuskupan Agung Salzburg yang beragama Katolik hingga abad ke-18. Akibat sejumlah penindasan yang berakhir pada tahun 1731, lebih dari 20.000 orang Protestan diusir dari tanah air mereka. Pengusiran mereka dari Salzburg memicu protes dari negara-negara Protestan di Kekaisaran Romawi Suci dan Raja Prusia mengudang orang-orang Protestan Salzburg untuk pindah ke wilayahnya. Sebagian besar orang Protestan Salzburg menerima tawaran Prusia dan pindah ke rumah baru mereka di Lithuania Minor, sementara sisanya tersebar di negara Protestan lainnya di Eropa atau di koloni Britania di Amerika.

Raja Friedrich Wilhelm I dari Prusia menyambut kelompok Protestan Salzburg, lukisan dari abad ke-19.

Latar belakang sunting

Keuskupan Agung Salzburg merupakan sebuah negara keuskupan di Kekaisaran Romawi Suci. Agama resminya adalah Katolik dan negara ini dipimpin oleh seorang Pangeran-Uskup Agung. Namun, Lutheranisme telah menyebar di Salzburg, kebanyakan di pegunungan Alpen dan lembah di luar kota. Pada awal abad ke-16, gagasan-gagasan Lutheran menyebar di wilayah Salzburg bersamaan dengan penambang yang direkrut dari Sachsen oleh Uskup Agung Matthias Lang von Wellenburg.[1]:20[2] Petani-petani pegunungan juga sering mencari pekerjaan musiman di wilayah Jerman dan di situ mereka mengenal gagasan-gagasan Reformasi Protestan. Jumlah orang yang dapat membaca pun meningkat dan banyak orang Salzburg memiliki buku Protestan yang dibawa oleh pengelana.[3]:14–18

Kontra-Reformasi telah dilakukan oleh Wellenburg dan penerus-penerusnya, seperti Wolf Dietrich Raitenau dan Mark Sittich von Hohenems. Kemudian, berdasarkan ketentuan Perdamaian Augsburg tahun 1555, Kaisar Kaisar V menegakkan asas Cuius regio, eius religio di Kekaisaran Romawi Suci. Menurut asas ini, penguasa di setiap negara dapat menentukan agama mana yang akan dipeluk secara terbuka di wilayahnya. Mereka yang tidak mengikuti agama ini hanya boleh memeluk agamanya di ruang pribadi atau pindah ke negara lain. Periode selama tiga tahun diberikan untuk menjual harta benda dan mengumpulkan uang sebelum pindah.[3]:28

Catatan kaki sunting

  1. ^ Van Horn Melton, James (2015). Religion, Community, and Slavery on the Colonial Southern Frontier. Cambridge University Press. ISBN 9781107063280. 
  2. ^ Schaitberger, L. "An Historical Perspective of the Salzburg Protestants". Exulanten. Diakses tanggal 2015-07-21. 
  3. ^ a b Walker, Mack (1992). The Salzburg Transaction: Expulsion and Redemption in Eighteenth-Century Germany. Ithaca, New York: Cornell University Press. ISBN 0-8014-2777-0.