Prora

kompleks bangunan di Rugen, Jerman

Prora adalah sebuah resor pantai yang dibangun Jerman Nazi di Pulau Rügen, Jerman. Pulau ini juga terkenal karena memiliki banyak bangunan turisme kolosal yang dibuat oleh para Nazi. Kompleks gedung ini besar, memiliki panjang 4,5 kilometer. Prora dibangun pada tahun 1936 hingga 1939, sebagai sebuah proyek Kekuatan Melalui Kegembiraan (Kraft durch Freude atau KdF), dan tidak pernah diselesaikan.

Prora (foto tahun 2011), gedung panjang yang ditandai dengan tanda panah kuning
"Koloss von Prora", Kolosus Prora

Meskipun kedelapan gedung tersebut awalnya diniatkan sebagai resor liburan, akan tetapi gedung-gedung ini tidak pernah digunakan sebagaimana mestinya. Kompleks ini terdaftar dalam warisan dunia sebagai salah satu contoh arsitektur Reich Ketiga.

Lokasi sunting

Prora terletak di sebuah teluk antara daerah Sassnitz dan Binz yang dikenal sebagai Prorer Wiek, di sebuah daerah padang rumput yang memisahkan laguna Kleiner Jasmunder Bodden dengan Laut Baltik. Gedung-gedungnya berdiri sepanjang 4,5 kilometer[1] dan kira-kira terletak 150 meter dari pantai. Pantainya itu sendiri adalah pantai pasir panjang yang rata, dari Binz hingga pelabuhan feri. Pantai ini adalah lokasi yang ideal untuk pendirian sebuah resor pinggir pantai.

Rencana awal sunting

 
Kamar standar (Desember 2010)
 
Koridor dalam bangunan "Nordflügel 1", Lantai 4 (2011)

Program Kekuatan Melalui Kegembiraan pada awalnya didesain untuk kelas pekerja. Pada masa Republik Weimar, mereka adalah basis kekuatan kaum Sosial Demokrat dan juga (meskipun lebih sedikit), kaum Komunis. Program ini diniatkan untuk menarik kelas pekerja kepada Partai Nazi, dengan cara menawarkan berbagai acara kebudayaan dan turisme masal dengan harga terjangkau. Dengan program itu, orang-orang juga diharapkan akan terbiasa dengan ideologi Nazi dengan indoktrinasi propaganda yang konstan. Satu tahun setelah pendiriannya pada tahun 1933, paket tur Kekuatan Melalui Kegembiraan diambil 400.000 orang. Angka ini terus meningkat; pada tahun 1937, jumlahnya telah menjadi 1,7 juta orang. Ada pula 7 juta orang yang mengikuti berbagai acara akhir pekan dan 1,6 juta orang yang mengikuti acara hiking bersama-sama.[2]

Robert Ley, kepala Front Pekerja Jerman, tempat subsidernya program Kekuatan melalui Kegembiraan, mengharapkan Prora dapat menjadi sama dengan Butlins, yaitu "kamp liburan" Inggris yang menawarkan liburan terjangkau untuk kaum pekerja. Prora didesain untuk dapat menampung 20.000 orang turis dengan harapan bahwa semua pekerja dapat menikmati liburan di pantai. Kompleks gedung ini didesain oleh Clemens Klotz, yang memenangkan sebuah kompetisi yang dikepalai oleh kepala arsitek Adolf Hitler, Albert Speer. Semua ruangan didesain menghadap pantai; koridor serta kamar mandi berada di sisi yang menghadap daratan.[3] Setiap kamar berukuran 5 x 2,5 meter standarnya memiliki dua ranjang, satu lemari, dan satu wastafel. Terdapat toilet dan kamar mandi komunal di setiap lantai.

Rencana Hitler untuk Prora lebih ambisius. Ia menginginkan sebuah resor laut yang besar sekali, "yang paling besar dan paling kuat yang pernah ada", yang berisi 20.000 kasur. Di tengah-tengah, ia merencanakan sebuah bangunan raksasa. Di sisi lain, Hitler juga berharap bangunan itu dapat diubah menjadi rumah sakit militer apabila terjadi perang. Hitler juga memaksakan rencana arena dalam ruangan yang dibawakan oleh arsitek Erich Putlitz. Aula Festival Putlitz ini diniatkan dapat menampung 20.000 orang tamu dalam waktu yang bersamaan. Ia juga merencanakan dua kolam renang berombak, sebuah bioskop, sebuah gedung teater, serta sebuah pelabuhan untuk kapal turis.[1]

Desain-desain yang ada memenangkan Penghargaan Grand Priz di Expo Dunia Paris 1937.[4]

Pembangunan sunting

 
Pemandangan Prora dari sisi pantai

Pembangunan dimulai pada tahun 1936. Selama beberapa tahun pembangunan Prora, seluruh kontraktor pembangunan besar di Reich, dan hampir 9.000 orang pekerja, dialokasikan untuk membangun tempat ini.[1] Setelah meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939, pembangunan Prora berhenti dan para pekerja pembangunan dipindahkan ke pabrik Senjata-V di Peenemünde. Kedelapan blok hotel, serta gedung teater dan sinema, menjadi bangunan kosong. Kolam renang dan aula festival tidak pernah dibangun. Pada saat kampanye pemboman Sekutu, banyak orang dari Hamburg yang berlindung di gedung-gedung hotel ini; kemudian, para pencari suaka dari Jerman timur pun dirumahkan di sini.[1] Pada akhir perang, bangunan-bangunan tersebut diisi oleh personil perempuan cadangan Luftwaffe.

Kegunaan pascaperang sunting

Pada tahun 1945, Angkatan Darat Soviet mengambil alih daerah ini dan mendirikan basis militer di Prora.[1] Brigadir Artileri ke-2 AD Soviet kemudian mengisi Blok 5 Petra dari tahun 1945 hingga 1955. Militer Soviet juga mengeluarkan semua material yang dapat digunakan. Di akhir tahun 1940an, dua gedung hotel, satu yang di utara dan satu lagi di selatan, diruntuhkan dan puing-puingnya kini sudah hampir tiada.

Di akhir tahun 1950an, militer Jerman Timur membangun ulang beberapa bangunan. Karena gedung yang ada sudah dihabisi hingga batu batanya di akhir tahun 1940an, sisa plaster dan aci yang terlihat di dalam dan luar gedung kini, sebenarnya dibangun di bawah pemerintahan Jerman Timur. Setelah pendirian Tentara Rakyat Nasional Republik Demokratik Jerman pada tahun 1956, gedung ini menjadi daerah militer terbatas yang diisi beberapa unit Tentara Jerman Timur. Batalyun yang paling terkenal adalah batalyun elit 40. Fallschirmjägerbataillon Willi Sänger (Batalyun Parasut ke-40 "Willi Sänger"), yang mengisi Blok 5 dari tahun 1960 hingga 1982. Blok 4 di sisi utara digunakan untuk pelatihan tempur urban oleh Batalyun Parasut ini dan kompi tentara lain. Sebagian besar bangunan ini sekarang tinggal reruntuhan dan puing. Di bangunan ini, dari tahun 1982 hingga 1990, juga terdapat Batalyun Pembangunan Tentara Jerman Timur "Mukran"; di sini, orang-orang yang menolak perang tetap menjalankan peran mereka di dalam tentara sebagai Prajurit Pembangunan (Bausoldaten) untuk memenuhi kewajiban militer. Sebagian bangunan ini juga dijadikan rumah sakit "Walter Ulbricht" oleh Tentara Jerman Timur.

Setelah reunifikasi Jerman, Tentara Rakyat Nasional RDJ kemudian bersatu dengan tentara Bundeswehr dari Jerman Barat. Bundeswehr kemudian mengambil alih bangunan ini. Pada awalnya, para otoritas hendak meruntuhkan sekalian bangunan ini, akan tetapi kemudian diberikan perlindungan sebagai bangunan bersejarah dan para pengembang konstruksi diberikan potongan pajak untuk merenovasinya.[4]

Sejak awal tahun 1993, gedung-gedung ini kosong, rusak, dan penuh dengan aksi vandalisme. Yang masih terpakai hanya Blok 3, Prora Center; tempat ini berisi beberapa museum dari tahun 1995 hingga 2005, yang menjalankan pameran khusus dan galeri. Antara tahun 1993 dan 1999, tempat ini menjadi salah satu hostel anak muda terbesar di Eropa.

Sejak tahun 2000, Pusat Dokumentasi Prora terletak di bagian selatan bangunan ini. Pusat dokumentasi ini mendokumentasikan pembangunan dan sejarah penggunaan bangunan. Pusat ini juga meriset latar belakang proyek serta penggunaannya dalam propaganda Nazi.

Penjualan dan pengembangan ulang sunting

Pada tahun 2004, setelah satu dekade usaha penjualan seluruh bangunan yang tak kunjung sukses, blok-blok bangunan ini kemudian mulai dijual secara individual untuk berbagai kegunaan.[1] Pada 23 September 2004, Blok 6 terjual dengan harga 625.000 euro kepada seorang penembak lelang yang tidak diketahui.[1] Pada tanggal 23 Februari 2005, Blok 3, yang sebelumnya merupakan Museum Mile, dijual kepada Inselbogen GmbH yang menyatakan bahwa gedung ini akan digunakan sebagai hotel. Blok 1 dan 2 laku terjual pada Oktober 2006, kepada Prora Projektentwicklungs GmbH, yang memiliki rencana untuk mengubah bangunan ini menjadi toko dan apartemen. Blok 1 kemudian kembali dilelang pada 31 Maret 2012, dan dibeli seorang investor Berlin sebesar 2,75 juta euro.

Di bulan November 2006, agensi real estate Federal Jerman membeli Blok 5. Dengan sokongan dana dari pemerintahan federal dan negara bagian Mecklenburg-Vorpommern, rencananya di Blok itu akan dibangun hostel anak muda. Hostel ini dibagi menjadi lima bagian yang saling berhubungan di bagian utara kompleks Prora. Di bulan Juli 2011, hostel anak muda itu dibuka untuk umum dengan 402 kasur di dalam 96 kamar.

Pada akhir 2008, pemerintah menyetujui rencana untuk mengembalikan niat awal Prora sebagai resor turis modern. Komite pembangunan kemudian merencanakan ruangan hidup untuk 3.000 orang, hostel anak muda, dan hiburan untuk para turis. Kerstin Kassner, seorang komite lokal, membandingkan pantai Prora dengan "pantai Karibia". Namun, keputusan ini diragukan orang asli Binz, yang merasa bahwa di daerah itu sudah terlalu banyak turis. Heike Tagsold, seorang sejarawan Prora, mengatakan bahwa tempat itu tidak pantas untuk menjadi resor, mengingat sejarahnya. Tetap, pada tahun 2011, hostel anak muda terbesar di Jerman dibuka di salah satu blok, dan ramai dikunjungi orang. Ada rencana untuk mengembangkan fasilitas tersebut untuk turis budget.[5]

Di bulan September 2010, sebuah kelompok investor Jerman-Austria berencana untuk merenovasi Blok 1 dan 2 menjadi hotel untuk orang tua dan hotel dengan 300 kasur, termasuk lapangan tenis, kolam renang, dan pusat perbelanjaan kecil. Biaya investasinya diperkirakan mencapai 100 juta euro.

Pada tahun 2013, sebuah perusahaan Jerman, Metropole Marketing, membeli hak membangun kembali Prora, dan memasarkan unit-unit yang ada sebagai rumah liburan.[6] Pada tahun yang sama, apartemen yang sudah dirapikan di Kolosus dijual hingga harga 700.000 euro (11 miliar rupiah) per unit.[4] Pembangunan diperkirakan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016, apartemen yang pertama dibuka di Blok 1.[7] Hotel Solitaire Prora di Blok 2 dibuka pada musim panas 2016; beberapa flat yang direnovasi dijual di Blok itu pada pertengahan 2017. Pada waktu itu, empat gedung sedang dibangun kembali, seperlimanya digunakan untuk hostel anak muda, dan sisanya tetap menjadi puing.[4][8][9]

Pada November 2017, kebanyakan unit flat di Blok 1 sudah habis terjual, dipasarkan sebagai rumah liburan untuk orang-orang yang tinggal di Hamburg dan Berlin.[10] Kebanyakan disewakan jangka panjang di situs seperti Airbnb.[11] dan HomeAway.[12]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g Staff (September 24, 2004). "Nazi Colossus Has New Owner". Deutsche Welle. Diakses tanggal 2014-08-10. 
  2. ^ Evans, Richard J. (2005) The Third Reich in Power New York: Penguin Books. pp.465-70. ISBN 0-14-303790-0
  3. ^ Rose, Steve (March 28, 2008). "Mein camp: holiday retreat for Nazis gives Germany a hangover". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 2014-08-10. 
  4. ^ a b c d Fahmy, Dahlia (May 16, 2013). "For Sale: Vacation Condos With a Nazi Past". Business Week. Diakses tanggal 2014-08-10. 
  5. ^ Moore, Tristana (December 13, 2008). "Holiday camp with a Nazi past". BBC News. Diakses tanggal 2008-12-13. 
  6. ^ "Hitler's 3-mile-long abandoned Nazi resort is transforming into a luxury getaway". Diakses tanggal 22 June 2018. 
  7. ^ Weller, Chris (10 July 2017). "Hitler's 3-mile-long abandoned Nazi resort is transforming into a luxury getaway". Business Insider. Diakses tanggal 10 July 2017. 
  8. ^ Images, Getty (17 June 2017). "This Nazi era resort town has been redeveloped into luxury hotels and apartments". Diakses tanggal 22 June 2018. 
  9. ^ "Failed Nazi holiday resort set for luxury makeover". Diakses tanggal 22 June 2018. 
  10. ^ Hatherley, Owen (6 November 2017). "Hitler's holiday camp: how the sprawling resort of Prora met a truly modern fate". the Guardian. Diakses tanggal 22 June 2018. 
  11. ^ "Prora 2018 (with Photos): Top 20 Places to Stay in Prora - Vacation Rentals, Vacation Homes - Airbnb Prora, Mecklenburg-Vorpommern, Germany". Airbnb. Diakses tanggal 22 June 2018. 
  12. ^ "Rentals in Prora". homeaway.ca. Diakses tanggal 22 June 2018.