Prinses Kasiruta adalah sebutan untuk Siti Fatimah yang merupakan istri dari Tirto Adhi Soerjo dan putri dari sultan Bacan, Muhammad Oesman Sadik. Nama Prinses Kasiruta sering disebut oleh Pramoedya Ananta Toer dalam karyanya Tetralogi Buru. Ia menggunakan nama tersebut berdasar dari pulau utama Kesultanan Bacan pada masa itu. Awal pertemuan keduanya dimulai saat perjalanan Tirto Adhi Soerjo ke Pulau Bacan dan berkenalan dengan keluarga kesultanan. Mereka kemudian menikah pada tahun 1905. Tak hanya mendapat seorang istri, pengalamannya selama di Pulau Bacan juga memperkuat ide Tirto untuk menerbitkan surat kabar Medan Prijaji. Fatimah mendampingi suaminya dalam menerbitkan Medan Prijaji yang beredar diawal tahun 1907 dan menjadi anggota redaksi pada surat kabar tersebut. Ia pandai membaca dan menulis dalam Bahasa Melayu juga Bahasa Belanda. Tak hanya itu, dalam Sang Pemula (2003), salah satu penyumbang dana pada penerbitan Medan Prijaji adalah kakak laki-laki Prinses Fatimah yang menjabat sebagai Sultan Bacan kala itu. Fatimah dan Tirto merupakan sosok pemuda yang melawan kolonialisme dengan ilmu pengetahuan, Pendidikan dan menyadarkan rakyat yang tertindas melalui surat kabar yang mereka tulis. Dikisahkan dalam novel Bumi Manusia, Prinses Fatimah ikut dengan Minke (nama panggung Tirto) ke Jawa. Namun, pada kenyataannya, ia kembali ke Bacan dan tak menikah lagi hingga akhir hayatnya.[1]

Referensi sunting

  1. ^ Hartanto, Dwi. "Menelusuri Jejak Prinses Fatimah, Istri Tirto Adhi Soerjo". tirto.id. Diakses tanggal 2020-01-08.