Prasasti Siloam, juga disebut sebagai Prasasti Silwan (bahasa Ibrani: כתובת השילוח‎, ketubat ha-Syiloah) adalah sebuah tulisan yang ditemukan dalam Terowongan Hizkia yang menyalurkan air dari mata air Gihon ke Kolam Siloam, di bawah bagian "Kota Daud", di Yerusalem Timur; sekarang daerah pemukiman "Shiloah" atau "silwan". Tulisan ini mencatat pembangunan terowongan oleh raja Yehuda pada abad ke-8 SM. Merupakan salah satu catatan tertua yang ditulis dalam bahasa Ibrani dengan abjad Ibrani Kuno.

Prasasti Siloam
Salinan Prasasti Siloam, dipasang dalam terowongan Hizkia pada tahun 2010
Terowongan Hizkia, tahun 2010

Sejarah

sunting

Terowongan Hizkia ditemukan pada tahun 1838 oleh pakar Alkitab Edward Robinson.[1] Meskipun telah diteliti dengan cermat pada abad ke-19 oleh Robinson, Charles Wilson, dan Charles Warren, mereka tidak melihat tulisan itu, karena tertutup endapan mineral, sehingga sulit terbaca. Menurut Easton's Bible Dictionary,[2] seorang pemuda bernama Jacob Eliahu, kemudian bernama Jacob Spafford,[3] berjalan menyusuri terowongan Hizkia dari arah kolam Siloam pada tahun 1880, menemukan tulisan itu pada batu di dekat ujung timur terowongan, sekitar 6,3 meter (19 kaki) di sebelah dalam. Tulisan itu kemudian dengan diam-diam dipotong dari dinding terowongan pada tahun 1891 dan pecah menjadi beberapa bagian yang kemudian berhasil disatukan kembali berkat upaya Konsul Inggris di Yerusalem, selanjutnya dicuri dari negara asalnya oleh kekaisaran Utsmaniyah di Turki dan saat ini disimpan di Istanbul Archaeology Museum, Istanbul, Turki. Ukuran potongan itu sekarang lebarnya 1,32 meter dan tingginya 0,21 meter.

Catatan Alkitab

sunting

Ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan prasasti ini dan terowongan Hizkia adalah:

"Selebihnya dari riwayat Hizkia, segala kepahlawanannya dan bagaimana ia membuat kolam dan saluran air dan mengalirkan air ke dalam kota, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda?" 2 Raja-raja 20:20

"Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem, ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya. Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: "Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?"" 2 Tawarikh 32:2-4

"Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya." 2 Tawarikh 32:30

Terjemahan

sunting

Pada awalnya prasasti ini sulit terbaca akibat endapan mineral, sehingga Professor Archibald Sayce yang pertama kali melakukan pembacaan tentatif, memersihkan dengan cairan asam agar lebih terbaca. Prasasti itu terdiri dari 6 baris. Baris pertama rusak. Kata-katanya dipisahkan dengan tanda titik. Hanya kata "zada" pada baris ketiga masih diragukan terjemahannya, karena adanya retakan atau bagian yang lemah.

Transkripsi

sunting

Tulisan itu berbunyi:[4]

Terjemahan harfiah baris transkripsi abjad Ibrani
... menerobos (terowongan).
Dan ini adalah masalah (cerita) dari terobosan
sementara belum .....
1. ... הנקבה . וזב . ביב . דבר . בנקבה . בעוד ...
beliung, satu ke arah yang lain,
dan sementara masih ada tiga hasta (kiri) untuk (dipotong)....
suara satu (pria) memanggil
2. הגרזץ. אש . אל . רעו . ובעוד . שלש . אמת . להנ ... ע . קל . אש . ק
ke yang lain, karena ada celah (zada?) di batu di sebelah kanan ....

Dan pada hari terobosan

3. . רא . אל . רעו . כי . הית . זדה . בצר . מימץ ... ובים . ה .
para penambang (pemotong batu) yang dipahat, yang satu bertemu dengan yang lain,
beliung melawan beliung;
dan mengalir
4. . נקבה . הכו . החצבם . אש . לקרת . רעו . על גרזץ . גרזץ . וילכו .
air dari sumber ke kolam
atas (ruang) seribu dua ratus hasta.
Dan seratus
5. . המים . מץ . המוצא . אל . הברכה . במאתים . ואלף . אמה . ומא
hasta adalah tinggi batu
di atas kepala para penambang (pemotong batu).
6. . ת . אמה . היה . גבה . הצר . על . ראש . החצבם .

Susunan

sunting

Terjemahan lebih jelas:

baris 1 ... penggalian terowongan ini ... dan inilah kisah penggalian terowongan ini ketika ...
baris 2 kapak-kapak membentur satu sama lain dan ketika masih tersisa tiga hasta untuk dipotong (?)... suara seorang laki-laki ...
baris 3 memanggil rekan di sisi sebaliknya, (karena) ada retakan (zada'?) di batu, di sebelah kanan ... dan pada hari
baris 4 terowongan itu (diselesaikan) tukang-tukang pemotong batu saling membenturkan alatnya, kapak melawan kapak, dan mengalirlah
baris 5 air dari sumber ke kolam sepanjang 1200 hasta dan 100 (?)
baris 6 hasta tingginya batu karang di atas kepala tukang-tukang pemotong batu ...

Analisis

sunting

Prasasti itu merupakan catatan pembangunan terowongan. Menurut teks tersebut, pengerjaan penggalian dilakukan bersamaan dari kedua ujung sampai para pemotong batu itu bertemu di tengah-tengah. Pada kenyataannya, kedua pihak bertemu dalam penghubungan tiba-tiba dengan sudut tegak lurus, di mana bagian tengahnya bukan satu garis lurus. Rupanya para pekerja itu bersandar pada gema suara untuk mendapatkan garis penggalian, dan teknik ini didukung dengan isi prasasti Siloam itu. Kalimat terakhir teks ini memberikan bukti yang kuat: “Dan ketinggian batu di atas kepala para pekerja adalah 100 hasta.” Ini menunjukkan bahwa para insinyur selalu memperhatikan jarak dari permukaan ke terowongan ini dalam berbagai titik pengerjaannya.[5]

Hak milik

sunting

Pada tahun 2007, wali kota Yerusalem, Uri Lupolianski, bertemu dengan duta besar Turki untuk Israel, Namik Tan, dan meminta agar prasasti tersebut dikembalikan ke Yerusalem sebagai "tanda itikad baik" ("goodwill gesture"). Pemerintah Turki menolak permintaan ini, menyatakan bahwa Prasasti Siloam itu merupakan milik Kekaisaran Utsmaniyah, sehingga menjadi milik budaya Republik Turki. Presiden Turki, Abdullah Gul, mengatakan bahwa Turki akan mengusahakan inskrispsi tersebut dapat dipertontonkan di Yerusalem untuk suatu periode singkat.[6]

Ukuran "Hasta"

sunting

Dari Prasasti Siloam yang mencatat sejarah pembangunan terowongan tersebut pada zamannya, diketahui bahwa panjang terowongan tersebut adalah 1200 hasta. Sekarang diketahui bahwa terowongan itu panjangnya 533 meter (~ 1760 kaki). Dengan demikian ukuran "hasta" yang digunakan pada abad ke-8 SM tersebut adalah sama dengan 44.7 cm (17.6 inci). Ini sama dengan ukuran yang dilaporkan oleh Flavius Yosefus, sejarawan Yahudi-Romawi yang hidup pada abad ke-1 Masehi, pada waktu pembangunan Bait Suci Herodes.[7]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting