Prajapati (bahasa Sanskerta: प्रजापति ) adalah salah satu dewa pubra dalam agama Hindu,[1][2][3] namun dalam teks-teks Hindu belakangan, Prajapati kadang diasosiasikan dengan Brahma dan dewa lainnya seperti Wiswakarma, Agni, Indra, dan Daksha,[1] sesuai kosmologi Hindu di zaman teks itu ditulis.[2] Dalam literatur zaman klasik dan abad pertengahan, Prajapati disetarakan dengan konsepsi metafisika Brahman sebagai Prajapati-Brahman (Svayambhu Brahman).[4][5]

Brahma dan Prajapati, Museum Pemerintah Chennai, India

Etimologi

sunting

Prajapati adalah gabungan dari kata "pra" (sebelum), "ja" (kelahiran, penciptan) dan "pati" (senapati, gusti, penguasa, utama), yang dapat diartikan sebagai "penguasa semua makhluk",[1][2] "penguasa segala makhluk yang diciptakan"[6] atau "causa prima paling utama". Dalam teks Chandogya Upanishad dikatakan "Para Dewa dan Asura saling berperang di antara mereka, padahal keduanya adalah anak-anak (ciptaan) Prajapati" (bahasa Sanskerta: देवासुरा ह वै यत्र संयेतिरे उभये प्राजापत्यास्तद्ध).[7]

Bahasa Indo-Arya

sunting

Istilah Prajapati memiliki padanan kata dalam bahasa proto Indo-Arya, yakni Prōtogonos (Yunani: Πρωτογόνος, harfiah: "anak sulung").[8] Terkait tradisi Yunani Orfisme dikatakan sebagai berikut:

Protogonos dalam tradisi Orfisme memiliki kesetaraan dengan Prajapati dalam tradisi Vedanta dalam beberapa hal: dia adalah dewa pertama yang lahir dari telur kosmik, dia adalah pencipta alam semesta, dan dalam sosok Dionysus—keturunan langsung Protogonos—para pengikut melakukan ritual kematian dan kelahirannya kembali.[9]

Lebih lanjut Robert Graves mengatakan bahwa "pra-ja-pati" (progeny-potentate) secara etimologi setara dengan nama dewa oracle di Colophon (menurut Makrobios),[10] yakni "pro-to-gonos". Namun, menurut David Leeming, konsep telur kosmik umum ditemukan di banyak tradisi dunia lama, bukan hanya dalam tradisi Orfisme maupun Hinduisme.[11]

Hindu Bali

sunting

Kuil-kuil Hindu di Bali biasa disebut Pura Prajapati, atau Pura Mrajapati. Biasanya Pura Prajapati digunakan untuk ritual pemakaman dan upacara Ngaben (kremasi) untuk orang mati.[12][13]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Dalal, Roshen (2010). Hinduism: An Alphabetical Guide. Penguin. hlm. 311. ISBN 9780143414216. 
  2. ^ a b c Williams, George M. (2008). Handbook of Hindu Mythology. Oxford University Press. hlm. 234–235. ISBN 9780195332612. 
  3. ^ James G. Lochtefeld (2002). The Illustrated Encyclopedia of Hinduism: N-Z . The Rosen Publishing Group. hlm. 518–519. ISBN 978-0-8239-3180-4. 
  4. ^ Sukumari Bhattacharji (2007). The Indian Theogony. Cambridge University Press. hlm. 322–323, 337, 338, 341–342. 
  5. ^ "Prajapati, Prajāpati, Prajāpatī, Praja-pati: 30 definitions". 28 September 2010. 
  6. ^ Constance Jones; James D. Ryan (2006). Encyclopedia of Hinduism. Infobase Publishing. hlm. 332. ISBN 978-0-8160-7564-5. 
  7. ^ www.wisdomlib.org (2019-01-04). "Chandogya Upanishad, Verse 1.2.1 (English and Sanskrit)". www.wisdomlib.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-16. 
  8. ^ Martin West, Early Greek Philosophy and the Orient. Oxford, Clarendon Press, 1971: 28-34
  9. ^ Kate Alsobrook (2008), "The Beginning of Time: Vedic and Orphic Theogonies and Poetics". M.A. Thesis, Reviewers: James Sickinger, Kathleen Erndl, John Marincola and Svetla Slaveva-Griffin, Florida State University, pages 20, 1-5, 24-25, 40-44
  10. ^ Robert Graves : The Greek Myths. 1955. vol. 1, p. 31, sec. 2.2
  11. ^ David Adams Leeming (2010). Creation Myths of the World: An Encyclopedia. ABC-CLIO. hlm. 313–314. ISBN 978-1-59884-174-9. 
  12. ^ David J. Stuart-Fox (2002). Pura Besakih: Temple, Religion and Society in Bali. KITLV. hlm. 92–94, 207–209. ISBN 978-90-6718-146-4. 
  13. ^ Between Harmony and Discrimination: Negotiating Religious Identities within Majority-Minority Relationships in Bali and Lombok. BRILL. 2014. hlm. 264–266. ISBN 978-90-04-27149-4. 

Pranala luar

sunting