Petirtaan Belahan

bangunan kuil di Indonesia

Petirtaan Belahan, dikenal juga sebagai Candi Belahan atau Sumber Tetek (Jawa: Sumber Payudara), adalah petirtaan bersejarah yang terletak di sisi timur Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahanjowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Usianya sekitar satu milenium (10 abad), dibangun pada masa Kerajaan Medang periode Jawa Timur awal.

Petirtaan Belahan
Candi Belahan
Sumber Tetek
Candi belahan pada tahun 2017
Petirtaan Belahan di Jawa
Petirtaan Belahan
Location within Jawa
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi Jawa Timuran
KotaGempol, Pasuruan, Jawa Timur
NegaraIndonesia

Pemandian ini berbentuk kolam empat persegi yang mendapat pasokan air dari sungai kecil yang berada di sisi selatan Dinding sebelah barat dan selatan mengepras lereng tebing dan dibentuk relung-relung yang diberi jaladwara, tempat air memancur. Pada dinding sisi barat terdapat dua relung besar yang mengapit satu relung keci. Dua relung besar terdapat dua arca jaladwara, berwujud Dewi Sri dan Dewi Lakshmi. Dari sepasang payudara arca Lakshmi terpancur air; inilah yang menyebabkan situs ini disebut sebagai Candi Sumbertetek.[1] Relung di tengah kosong, namun diperkirakan pernah dipasang arca Wishnu, sebagai dewa yang merupakan suami kedua dewi yang sudah disebut dalam mitologi Hindu.

Pada sisi selatan, di atas petirtaan, berdiri satu kronogram berwujud arca yang dapat ditafsirkan sebagai tahun 931 Saka, atau 1009 M. Bila dikaitkan dengan angka tahun yang tertulis di kompleks Petirtaan Jolotundo (991 M), Petirtaan Belahan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan raja yang sama; kemungkinan adalah Raja Dharmawangsa Teguh, atau mungkin lebih awal lagi (Mpu Sindok).

Dari sisi geografi, letak Petirtaan Belahan dan Petirtaan Jalatunda mengapit Gunung Pawitra, yang menurut mitologi Jawa adalah puncak dari gunung mulia Mahameru. Oleh karena itu, diperkirakan kedua petirtaan merupakan bagian dari satu rangkaian proses peribadatan.

Di dekat petirtaan Belahan juga ditemukan dua gapura dan sisa struktur bata yang diduga merupakan sisa kompleks pertapaan kuno. Prasasti Cunggrang dari masa Mpu Sindok, yang ditemukan di dekat Petirtaan Belahan, telah menyinggung adanya suatu tempat "pertapaan yang menghadap jurang". Semua ini membentuk suatu kompleks situs arkeologi.

Galeri sunting

Referensi sunting