Pesta Malam Han Xizai

Pesta Malam Han Xizai (韓熙載夜宴圖) adalah sebuah lukisan gulung karya Gu Hongzhong, seorang pelukis Negara Tang Selatan (salah satu kerajaan di Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara).[3][4]

Pesta Malam Han Xizai
SenimanGu Hongzhong (asli sudah hilang), versi terakhir dilukis kembali oleh pelukis anonim.[1]
Tahun910-980 (Gu Hongzhong),[2] abad ke-12 atau 13 (kopian).[1]
TipeTinta dan warna di atas sutera.[2]
LokasiMuseum Istana[2], Beijing

Lukisan ini menampilkan acara pesta yang diadakan oleh Han Xizai, termasuk sang tuan rumah dan tamu. Tuan rumah dan para tamu tampak sangat menikmati pesta antara lain terlihat adanya aktivitas menyanyi, menari, berbincang-bincang dan saling menggoda. Karakterisasi tuan rumah tampak rumit antara raut yang murung dan terasing.[3]

Sejarah

sunting

Terdapat dua referensi mengenai sejarah penciptaan lukisan ini. Menurut Katalog Lukisan dari Zaman Xuanhe (Xuanhe Hepu), Li Yu (berkuasa 961-975), kaisar terakhir Negara Tang Selatan (937-975), berencana untuk mengangkat Han Xizai (920-970) ke sebuah pos penting di pemerintahan, tetapi merasa ragu karena Han beberapa kali tidak hadir dalam rapat pagi.[3] Ia menduga bahwa Han sering berpesta pora dengan gadis-gadis penari di rumahnya.[5] Karena itu, ia mengutus Gu Hongzhong untuk memata-matai Han di malam hari dan membuat rekaman visual mengenai perilakunya. Gu Hongzhong bertugas sebagai pelukis istana di bawah pemerintahan Li Yu. Ia dikenal ahli dalam melukis figur. Versi kedua berasal dari Pelengkap Sejarah Lima Dinasti (Wudai Bushi), yang menuliskan bahwa kaisar sangat marah kepada Han Xizai atas perilakunya yang tidak bermoral maka ia menunjukkan lukisan tentang aktivitasnya.[3] Menerima kemarahan sang kaisar, Han Xizai pun merasa bersalah. Kedua versi menunjukkan bahwa Gu Hongzhong memang diperintahkan oleh kaisar untuk membuat lukisan tentang Han. Pelukis istana lain, Zhou Wenju, juga tercatat diperintahkan untuk melukis topik yang sama. Lukisan Zhou hanya bertahan sampai periode Dinasti Yuan (1206-1368).[3] Lukisan asli Gu kemungkinan tidak selamat namun berhasil diimitasikan oleh pelukis Song yang anonim abad ke-12 atau 13.[1]

Adegan dan orang-orang yang berada di dalam lukisan

sunting

Gu secara cermat menggambarkan para tokoh, terutama Han Xizai sebagai tuan rumah.[4] Wajahnya di dalam lukisan itu mirip dengan yang ada di catatan sejarah. Karakternya yang agak rumit ditunjukkan dengan penggambaran gerak dan ekspresi yang tepat. Di sisi lain ia senang memanjakan diri dengan minuman keras, wanita dan lagu, menabuh genderang untuk penari dan menikmati pertunjukkan musik dengan jubah terbuka. Selain itu, dari wajahnya juga tampak sedang murung dan kosong. Ia menabuh gendang tanpa tersenyum. Ekspresi-ekspresi tersebut diduga karena ia menjalani hidup yang tidak bahagia pada hari tuanya. Kelima adegan berbeda-beda itu oleh Gu disambungkan menjadi satu dalam lukisan gulung panjang.

Adegan pertama

sunting
 
Adegan pertama
 
Adegan kedua

Adegan pertama memperlihatkan orang-orang sedang menikmati musik.[4] Dengan topi yang tinggi dan berjanggut, Han Xizai sedang duduk di kursi bersama Lang Can yang berbaju merah, seorang sarjana literati. Mereka sedang mendengarkan permainan pipa yang dipetik oleh adik Li Jiaming. Li Jiaming adalah asisten kepala akademi musik kerajaan yang juga duduk disampingnya sambil memperhatikan. Wanita berbaju biru terang adalah Wang Wushan, seorang penari yang bekerja untuk Han. Pria di belakangnya ialah Shu Ya, seorang mahasiswa. Duduk di belakang meja adalah dua orang tamu bernama Chen Zhiyong, menteri urusan upacara dan muridnya Zhu Xian.

Adegan kedua

sunting

Adegan kedua memperlihatkan Wang Wushan sedang menari mengikuti irama genderang yang ditabuh Han Xizai.[4] Setiap orang menonton gerakannya kecuali teman Han, seorang biksu bernama Deming, yang menyilangkan tangan di depan dada dan menundukkan kepalanya. Walau tampak malu-malu, ia masih tampak mendengarkan irama genderang.

Adegan ketiga

sunting

Adegan ketiga memperlihatkan Han sedang dikelilingi empat orang wanita. Han sedang duduk di kursi sambil mencuci tangannya di dalam baskom.[4]

Adegan keempat

sunting

Adegan keempat memperlihatkan lima orang wanita sedang meniup suling. Han Xizai sedang duduk di kursi sambil bersilang kaki dengan bajunya tidak dikancing.[4]

Adegan kelima

sunting

Adegan kelima, Han memegang dua tongkat penabuh genderang di tangan kanan dan melambaikan tangan dengan tangan kiri mengucapkan selamat tinggal kepada para tamunya. Seorang tamu pria berbisik kepada seorang wanita di belakang Han.[4]

Kepemilikan lukisan

sunting

Lukisan tercatat pernah menjadi koleksi istana Song Selatan. Masing-masing pemilik lukisan dapat dilihat dari berbagai cap stempel periode dan kolofon yang dibubuhkan sebagai pelengkap lukisan, antara lain cap stempel pemerintahan Kaisar Gaozong dari Song Selatan (berkuasa 1127-1141), Shi Miyuan (1164–1233) lalu Shi Hao (1106–1194), Ban Weizhi, (tahun 1326 periode Dinasti Yuan), Wang Duo (1592–1652, antara periode Ming dan Qing), Liang Qingbiao (1629–1691, seorang kolektor seni dan pejabat), lalu menjadi milik Kaisar Qianlong (tahun berkuasa : 1736–1795).

Pada awal abad ke-20, Puyi (1906–1967), kaisar Qing yang terakhir diizinkan tinggal di Istana Terlarang setelah pendirian Republik Tiongkok tahun 1912.[1] Menurutnya lukisan-lukisan kuno seperti Pesta Malam merupakan milik pribadinya, bukan milik Republik Tiongkok. Pada tahun 1920-an, agar dapat membiayai kuliahnya di luar negeri, Puyi dan adiknya menyelundupkan lukisan dan kaligrafi keluar istana, salah satunya lukisan Pesta Malam. Setelah keluarga kekaisaran diusir dari Istana Terlarang pada tahun 1924, rencana kuliahnya dibatalkan.[1] Akhirnya, koleksi-koleksi benda seni itu ia bawa ke Changchun bersama dengan pendirian Manchukuo di bawah Jepang. Jepang kini menjadi penguasa Manchuria yang resmi. Ketika Manchukuo jatuh pada tahun 1945, koleksi-koleksi benda seni terpencar-pencar. Lukisan Pesta Malam terdampar di sebuah pasar di Beijing. Pada akhir tahun 1945, lukisan itu dibeli pelukis Zhang Daqian.[1]

Ketika lukisan ini berada di tang Zhang, ia memperlihatkannya kepada seorang kolektor bernama Pang Yuanji dan seniman kaligrafi bernama Ye Gongchuo.[1] Keduanya ikut memberi kolofon kepada lukisan, melanjutkan tradisi seperti para kolektor-kolektor sebelumnya. Pang memperlakukan lukisan itu layaknya karya seni kuno dan langka, karena sebelumnya hanya dimiliki oleh kaisar dan lingkungan sekitarnya, tetapi sekarang telah berada di tangannya. Kolofonnya merefleksikan perubahan konteks sosial dalam mengoleksi barang seni pada abad ke-20. Stempel Zhang dan kolofon oleh Pang dan Ye merupakan penambahan yang terakhir untuk lukisan itu sebelum Zhang menjualnya kepada pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1952. Lukisan itu kemudian menjadi koleksi Museum Istana di Beijing.[1]

Galeri adegan-adegan lukisan

sunting

Pranala luar

sunting

(Inggris)Deskripsi tentang "The Night Banquet" (Pesta Malam), buku karya De-nin Lee

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h (Inggris)The Night Banquet: A Chinese Scroll through Time by De-nin D. Lee, caareviews.org. 12-11-2016
  2. ^ a b c (Inggris)The Night Revels of Han Xizai, scrolls.uchicago.edu. 12-11-2016
  3. ^ a b c d e (Inggris)The Night Revels of Han Xizai Diarsipkan 2016-11-12 di Wayback Machine., treasure.chinese.cn. 12-11-2016
  4. ^ a b c d e f g (Inggris)The Night Revels of Han Xizai Diarsipkan 2016-11-12 di Wayback Machine., treasure.chinese.cn. 12-11-2016
  5. ^ (Inggris)The Private Realm of Literati, depts.washington.edu. 12-11-2016