Perusahaan militer swasta

Perusahaan militer swasta (bahasa Inggris: private military company, PMC) adalah perusahaan atau korporasi yang menyediakan jasa dan keahlian yang berhubungan dengan bidang militer atau bidang sejenisnya.[1] Perusahaan seperti ini juga dikenal sebagai korporasi militer swasta, firma militer swasta, penyedia jasa militer, dan secara luas sebagai industri militer swasta. Jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan militer swasta antara lain adalah jasa logistik, pelatihan militer, pertahanan, serta jasa keamanan. Jasa PMC umumnya digunakan sebagai pendukung bagi operasi resmi suatu angkatan bersenjata, tetapi sering juga digunakan untuk pribadi, misalnya sebagai bodyguard. PMC merupakan lembaga sipil yang diberi wewenang kerjasama dengan unit-unit militer di dalam negerinya atau bahkan negara lain yang disetujui oleh departemen pertahanan. PMC biasanya dipakai pada area dengan konflik intensitas rendah, ketika pemakaian angkatan bersenjata penuh dapat merugikan secara ekonomi, diplomatik, atau politik. Namun, perusahaan-perusahaan ini juga bekerjasama dengan negara-negara untuk menyediakan pelatihan militer dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertahanan.

Tenaga pengamanan kontrak Departemen Luar Negeri AS, Zona Internasional (Hijau), Bagdad, Irak.

Perusahaan militer swasta misalnya menyediakan perlindungan untuk presiden Afganistan, membangun penjara di Guantanamo Bay, serta menerbangkan helikopter dan pesawat terbang untuk menghancurkan tanaman coca di Kolombia. Mereka juga mengoperasikan sistem intelegen dan komunikasi di United States Northern Command di Colorado, yang bertanggung jawab untuk merespon kepada serangan terhadap Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan ini juga melatih tentara dan militer di negara-negara seperti Nigeria, Bulgaria, dan Taiwan. Industri militer swasta sudah menjadi industri yang menghasilkan lebih dari $100 juta per tahun.[2]

Istilah umum

sunting

Perusahaan militer swasta juga dikenal dengan kontraktor militer swasta, tetapi istilah ini lebih ditujukan untuk seorang individual yang dipekerjakan atau dikontrak oleh perusahaan militer swasta.

Perusahaan militer swasta sering masuk dalam kategori yang sama dengan kontraktor pertahanan, tetapi kontraktor pertahanan lebih terfokus kepada penyediaan perangkat keras dan peralatan militer, serta tenaga manusia yang mendukung perawatan peralatan tersebut. Sedangkan perusahaan militer swasta menyediakan tenaga manusia yang terlatih secara operasional dan taktis, termasuk pengalaman bertempur.

Konvensi Jenewa Ketiga (GCIII) tahun 1949 tidak menyatakan perbedaan antara kontraktor pertahanan dan perusahaan militer swasta, konvensi tersebut hanya mendefinisikan kategori kontraktor persediaan. Bila seorang kontraktor persediaan dilengkapi kartu identitas lengkap dari angkatan bersenjata yang mempekerjakannya, mereka harus diperlakukan sebagai tahanan perang kalau tertangkap (GCIII Artikel 4.1.4). Namun, apabila seorang kontraktor melakukan pertempuran, kontraktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai tentara bayaran, berdasarkan Protocol I Additional to the Geneva Conventions 1997 (Protokol I) Artikel 47.c. Kontraktor yang tertangkap sebagai tentara bayaran akan kehilangan haknya atas status tahanan perang. Protokol I tidak ditanda tangani oleh Amerika Serikat, salah satu alasannya adalah bahwa protokol ini tidak akan berlaku untuk "pejuang kemerdekaan".

Rekrutmen

sunting

Dengan adanya perusahaan militer swasta, banyak laporan akan adanya eksodus dari pasukan khusus di seluruh dunia, masuk ke perusahaan militer swasta. Special Air Service Britania Raya,[3][4] Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat,[5] serta Joint Task Force 2 Angkatan Darat Kanada[6] dilaporkan telah kehilangan anggotanya yang keluar untuk bekerja di perusahaan militer swasta. Perusahaan militer swasta menawarkan gaji sampai $100.000 per tahun, yaitu dua sampai tiga kali lipat gaji anggota pasukan khusus di negara maju.

Referensi

sunting
  1. ^ Peter W. Singer (1 Maret 2005). "Outsourcing War". Foreign Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-03-04. Diakses tanggal 2007-08-29. 
  2. ^ Yeoman, Barry (1 Juni 2003). "Soldiers of Good Fortune". Mother Jones. 
  3. ^ Crisis as SAS men quit for lucrative Iraq jobs Diarsipkan 2008-04-22 di Wayback Machine., The Daily Telegraph. 15 Februari 2005.
  4. ^ Soldiers to be allowed a year off to go to Iraq to earn £500 a day as guards Diarsipkan 2008-04-22 di Wayback Machine. The Daily Telegraph. 23 Mei 2004.
  5. ^ $150,000 incentive to stay in US elite forces Diarsipkan 2008-04-22 di Wayback Machine., The Daily Telegraph. 7 Februari 2005.
  6. ^ Special forces get pay raise Diarsipkan 2007-09-29 di Wayback Machine., National Post. 26 Agustus 2006.

Lihat pula

sunting