Perumpamaan dua orang yang berhutang
Perumpamaan dua orang yang berhutang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini merupakan bagian dari kisah Yesus diurapi oleh perempuan berdosa yang terdapat pada Lukas 7:36-50 yang sama dengan peristiwa Yesus diurapi di Betania yang tercatat pada ketiga Injil lainnya.
Yesus diurapi oleh perempuan berdosa
suntingPada suatu kali ketika Yesus memenuhi undangan seorang Farisi untuk makan di rumahnya, ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa yang mendengar hal tersebut lalu, lalu datanglah ia membawa sebotol minyak wangi. "Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu" (ayat 38)
Orang Farisi yang mengundang Yesus bertanya-tanya di dalam hatinya mengenai kejadian tersebut. Yesus lalu menceritakan perumpamaan tentang dua orang yang berhutang kepada muridnya, Simon.
Dua orang yang berhutang
suntingAda dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?
Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Penjelasan - Yesus mengampuni perempuan berdosa tersebut
suntingEngkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.