Pertempuran Capua

artikel daftar Wikimedia

Pertempuran Capua Pertama adalah pertempuran yang terjadi pada 212 SM, antara Hannibal dan pasukan Romawi yang dipimpin oleh dua orang konsul Romawi, Quintus Fulvius Flaccus dan Appius Claudius Pulcher. Romawi berhasil dikalahkan oleh Hannibal, tetapi pasukannnya berhasil melarikan diri. Sementara Hannibal kemudian berusaha untuk meningkatkan tindakan pengepungan Capua. Pertempuran ini merupakan kemenangan taktis Kartago yang pada akhirnya tidak membantu bangsa Capua.

Pertempuran Capua Pertama
Bagian dari Perang Punik II

Operasi-operasi selama kampanye pada 212 SM
Tanggal212 SM
LokasiCapua, kini Italia
41°05′00″N 14°15′00″E / 41.0833°N 14.2500°E / 41.0833; 14.2500Koordinat: 41°05′00″N 14°15′00″E / 41.0833°N 14.2500°E / 41.0833; 14.2500
Hasil Kemenangan Kartago
Pihak terlibat
Kartago Republik Romawi
Tokoh dan pemimpin
Hannibal Quintus Fulvius Flaccus,
Appius Claudius Pulcher
Kekuatan
30.000 pasukan lapangan
6.000 pasukan Capua
4 Legiun Romawi, kira-kira 40,000
Korban
Tidak diketahui 1.500 tewas

Situasi strategis sunting

Romawi telah menerjunkan setidaknya empat pasukan di Italia. Pasukan-pasukan konsuler telah siap untuk menyerang Capua, sementara pasukan di bawah komando Tiberius Sempronius Gracchus telah aktif di Lucania. Legiun-legiun juga ditempatkan di Roma, Samnium dan Italia utara. Romawi telah berhasil merebut kembali Arpi, Casilinum dan Sussela dari Kartago.

Hannibal merasa puas atas kesuksesannya karena Thurii, Metapontum dan Heraclea jatuh di bawah kendali Kartago. Hanno, putra Bomilcar aktif di Bruttium. Semua wilayah Magna Graecia kecuali Rhegium dan Tarentum bersekutu dengan Kartago. Hannibal mencoba untuk menguasai benteng Tarentum ketika ia berada di Italia selatan, setelah kota tersebut jatuh di bawah kendalinya pada 213 SM.[1]

Romawi dan Kartago menghadapi kebuntuan di Iberia dengan tidak adanya pihak yang mendapatkan keuntungan yang menentukan kemenangan. Namun faktanya situasinya cukup menguntungkan Hasdrubal Barca untuk bergerak ke Afrika dan menghancurkan pemberontakan Syphax tanpa Scipios mendapatkan apa-apa di Iberia.

Pengepungan Sirakusa terus berlanjut di Sisila. Romawi di bawah komandi Marcus Claudius Marcellus secara keseluruhan telah menang. Sementara orang-orang Kartago masih belum pulih atas wabah penyakit sampar yang menghancurkan pasukannya.

Pendahuluan sunting

Setelah Pertempuran Cannae pada 216 SM, Capua membelot ke Hannibal dan menjadikan wilayah tersebut sebagai markas musim dinginnya pada 215 SM dan melakukan kampanye melawan Nola dan Casilinum dari Capua. Bangsa Romawi telah merebut kembali Casilinum pada 214 SM, yang dianggap sebagai lokasi penting untuk menyerang Capua. Sejak itu Romawi melakukan razia tahunan pada saat panen raya untuk mencegah orang-orang Capua mengumpulkan perbekalan.[1]

Konsul terpilih Appius Claudius dan Quintus Fulvius Flaccus, memutuskan untuk mengepung Capua pada 212 SM. Pasukan Romawi yang terdiri dari delapan legiun (empat pasukan Romawi dan empat pasukan sekutu) mendirikan kamp di dekat Capua pada musim semi 212 SM. Hal tersebut mendorong orang-orang Capua meminta bantuan kepada Hannibal. Dalam menanggapi permintaan tersebut, Hanno dan pasukannya bergerak ke utara dari Bruttium dan mengumpulkan sejumlah perbekalan, lalu mendirikan kamp dekat Beneventum. Pihak otoritas Capua bergerak lambat dalam menyediakan kereta dan pedati untuk membawa bahan perbekalan. Kemudian kamp ini diserang oleh pasukan Romawi di bawah komando Fulvius Flaccus dan merebutnya, sementara sebagian besar pasukan Hanno sedang mencari makanan dan perbekalan. Hanno bergerak ke Bruttium, meninggalkan Romawi mengendalikan situasi di tempat tersebut. Orang-orang Capua kemudian kembali mengirimkan permohonan bantuan kepada Hannibal.[2]

Menindaklanjuti permintaan tersebut, Hannibal mengirim bala bantuan sejumlah 2.000 pasukan kavaleri Numidia di bawah komando Boaster dan Hanno ke Capua. Bangsa Romawi meminta bantuan Tiberius Sempronius Gracchus untuk bergabung dengan pasukannya di sekitar Capua, tetapi kemudian Sempronius Gracchus diadang dan disergap di Lucania. Pasukannya bubar tercerai-berai seiring dengan kematiannya.[3]

Pertempuran sunting

Pasukan kavaleri Capua bersama dengan orang-orang Numidia, menyerbu kamp Romawi lalu memenangkan beberapa pertempuran kecil dan mengakibatkan korban di antara orang-orang Romawi. Sementara Romawi yang sedang menunggu bala bantuan Sempronius Gracchus untuk memperkuat pasukannya, tidak memulai operasi umum untuk melawan Capua. Namun sebelum bala bantuan yang diharapkan tiba, Hannibal bergerak ke Campania dan mendirikan kamp di Gunung Tifata, sisi sebelah timur Capua. Romawi menerima tantangan Hannibal, setelah tiga hari ia menawarkan pertempuran. Pertempuran berlangsung lama dengan tidak adanya pihak yang mendapatkan klaim kemenangan, tetapi sekali lagi orang-orang Numidia meraih keberhasilannya melawan pasukan kavaleri Romawi. Namun, kedua pasukan tersebut menghentikan aksinya dan mundur ke kamp masing-masing ketika melihat penunggang kuda yang mendekat dari arah selatan. Para penunggang kuda tersebut ternyata adalah pasukan kavaleri Sempronius Gracchus di bawah komando Cornelius, seorang perwira junior yang akan bergabung dengan pasukan konsuler.

Akibat sunting

Meskipun Pertempuran Capua tidak membuahkan hasil, konsul Romawi memutuskan membagi pasukannya dan menarik mundur seluruh pasukannya dari Campania. Hal ini menyebabkan Fulvius Flaccus bergerak menuju Cumae dan Appius Claudius bergerak ke Lucania, terlepas karena jatuhnya korban atau bagian dari strategi yang disengaja.[4] Hannibal bergerak memasuki Capua, lalu memburu Claudius. Claudius dan sebagian pasukannya berhasil menyelinap melewati Hannibal, tetapi pasukan Romawi di bawah komando Marcus Centenius Paenula, menerima kekalahan dalam Pertempuran Silarus. Setelah meningkatkan pengepungan Capua, Hannibal bergerak menuju Brundisium. Para konsul Romawi memutuskan untuk mengepung Capua kembali tanpa kehadiran Hannibal. Tidak ada pihak yang mengklaim kemenangan atas pertempuran ini.

Referensi sunting

  1. ^ a b Cottrell 1961, hlm. 172.
  2. ^ Lazenby 1998, hlm. 113.
  3. ^ Goldsworthy 2003, hlm. 233-235.
  4. ^ Baker 1999, hlm. 194.

Pustaka sunting