Peroz Khosrou (bahasa Persia Pertengahan: 𐭯𐭩𐭫𐭥𐭰 𐭧𐭥𐭮𐭫𐭥𐭣𐭩 Pērōz Khusraw, Arab:فيروزان Firuzan), adalah seorang pemimpin dan bangsawan dari faksi Parsig (Persia) di Kekaisaran Sassania, yang terlibat dalam berbagai peristiwa perang saudara dan penaklukan Arab Muslim atas Persia antara 628-632.[1] Ia tewas dalam Pertempuran Nahawand pada tahun 642.[2]

Perang saudara sunting

Peroz diperkirakan terlibat dalam intrik penggulingan Khosrau II Parvez dari tahta Sassania dan pembunuhannya, serta pengangkatan anaknya Kavadh II sebagai penguasa baru.[1] Peroz juga diduga sebagai perencana atas pembunuhan saudara-saudara lelaki Kavadh II, untuk mengamankan tahtanya.[1] Kavadh II memerintah beberapa bulan saja, sebab ia meninggal akibat wabah, dan digantikan oleh anaknya Ardashir III yang baru berusia tujuh tahun.[1] Ardashir III memerintah kurang dari dua tahun, karena ia digulingkan oleh Shahrbaraz, seorang bangsawan dan jendral yang menikahi saudari perempuan Khosrau II, yang didukung oleh Peroz.[1] Shahrbaraz hanya memerintah selama 40 hari saja, karena ia dibunuh oleh Farrukh Hormizd, bangsawan dari faksi Pahlav (Parthia), yang kemudian mendudukkan Purandokht, putri Khosrau II sebagai ratu Sassania.[1]

Setahun kemudian Purandokht diturunkan dari tahta oleh Shapur, anak dari Shahrbaraz; namun Peroz dan faksinya tidak mendukung Shapur sehingga akhirnya Azarmidokht, putri Khosrau II lainnya, yang diangkat sebagai ratu.[1] Farrukh Hormizd meminta Azarmidokht untuk menikahinya, tapi ratu tersebut tidak menyukainya dan meminta bangsawan Siyavakhsh untuk membunuh Farrukh Hormizd.[1] Anak Farrukh Hormizd, yaitu Rostam Farrokhzad kemudian memberontak dan membunuh Azarmidokht, serta mendudukkan kembali Purandokht sebagai ratu.[1] Persaingan antara faksi Parsig dan faksi Pahlav terus terjadi, hingga akhirnya Purandokht turun tahta pula.[1] Tahun 632, akhirnya Peroz dan Rostam Farrokhzad berdamai dan kedua faksi kemudian memilih Yazdegerd III sebagai penguasa Sassania.[1][3]

Pertempuran Nahawand sunting

Dalam Pertempuran Nahawand (642), Peroz diangkat Yazdegerd III menjadi pemimpin tertinggi atas 150.000 orang pasukan Sassania,[4] yang berasal dari wilayah-wilayah Media, Azerbaijan, Khurasan, Gurgan, Tabaristan, Merw, Baktria, Sistan, Kerman, dan Farsistan, yang mengambil posis bertahan di luar kota Nahawand.[2] Di pihak Arab, Nu'man bin Muqarrin memimpin 30.000 orang pasukan,[4] yang berasal pangkalan mereka dari Irak, Khuzistan, dan Sawad.[2] Pertempuran Nahawand berakhir dengan kekalahan telak di pihak Sassania, tewasnya Peroz, dan jatuhnya Nahawand yang secara praktis mengakhiri keberadaan Kekaisaran Sassania.[2][3][4]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k Parvaneh Pourshariati (2010). Vesta Sarkhosh Curtis, Sarah Stewart, ed. Decline and Fall of The Sasanian Empire. I.B.Tauris. hlm. 174-243. ISBN 0857711997, 9780857711991. 
  2. ^ a b c d George Rawlinson (2004). The Seven Great Monarchies of the Ancient Eastern World, Or: The History, Geography and Antiquities of Chaldaea, Assyria, Babylon, Media, Persia, Parthia, and Sassanian, or the New Persian Empire. 3 (edisi ke-berilustrasi). Gorgias Press LLC. hlm. 550-557. ISBN 1593331711, 9781593331719. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b Suresh K. Sharma, Usha Sharma, ed. (2004). Cultural and Religious Heritage of India: Zoroastrianism. 7. Mittal Publications. hlm. 35–41. ISBN 8170999626, 9788170999621. 
  4. ^ a b c Sir Percy Sykes (2013). A History of Persia. 1. Routledge. ISBN 1135648956, 9781135648954.