Perokok pasif merupakan seseorang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif. Paparan asap rokok dapat menyebabkan penyakit serius hingga kematian.[1][2] Dampak dari asap rokok menjadi pembahasan serius oleh para ilmuwan.[3][4][5] Menanggapi bahaya dari asap rokok; maka dibuatlah aturan mengenai larangan merokok di berbagai tempat seperti restoran, tempat kerja, hingga ruang publik.[6]

Asap tembakau di tempat publik sebelum larangan merokok mulai diberlakukan pada 29 Maret 2004 di Irlandia

Sejak awal tahun 1970-an, industri tembakau melihat kekhawatiran publik atas perokok pasif sebagai ancaman serius terhadap perkembangan bisnis tembakau.[7] Meskipun industri tembakau sudah mulai peduli terhadap kasus perokok pasif pada tahun 1980-an, tetapi industri tembakau memberikan hasil penelitian secara bias kepada masyarakat dengan tujuan untuk dapat mempertahankan bisnisnya.[3]:1242[4]

Dampak sunting

Perokok pasif dapat terkena risiko penyakit yang sama dengan perokok aktif; termasuk penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan.[1][2][8]

Zat berbahaya sunting

Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah batang rokok:

  • Tar
    • Dalam tubuh manusia, tar memicu terjadinya iritasi paru-paru dan kanker.
    • Dalam tubuh perokok pasif, tar akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
  • Nikotin
    • Dalam tubuh manusia menimbulkan efek adiksi atau candu yang memicu peningkatan konsumsi.
    • Dalam tubuh perokok pasif, nikotin akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
  • Karbon Monoksida
    • Merupakan gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Pengikatan oksigen oleh karbon monoksida inilah yang kemudian memicu terjadinya penyakit jantung.
    • Dalam tubuh perokok pasif, gas berbahaya ini akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.
  • Bahan kimia berbahaya
    • Berupa gas dan zat berbahaya yang jumlahnya mencapai ribuan. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini meningkatkan risiko penyakit kanker.
    • Dalam tubuh perokok pasif, bahan kimia berbahaya ini akan terkonsentrasi 50 kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Kesehatan sunting

Mengutip hasil kajian WHO, lingkungan bebas asap rokok merupakan satu-satunya strategi efektif untuk memberikan perlindungan bagi perokok pasif.

Penyediaan smoking area juga tak sepenuhnya melindungi para perokok pasif dari bahaya rokok. "Penyediaan smoking area di dalam gedung sama halnya dengan kencing di sudut kolam renang, akan menyatu juga," ujarnya. "Asap tetap akan menembus ventilasi."

Data Global Youth Survey tahun 1999-2006, sebanyak 81 persen anak usia 13-15 tahun di Indonesia terpapar asap rokok di tempat umum atau menjadi perokok pasif. "Padahal rata-rata persentase dunia hanya 56 persen," ujarnya.

Survei tersebut juga menunjukkan, lebih dari 150 juta penduduk Indonesia menjadi perokok pasif di rumah, di perkantoran, di tempat umum, di kendaraan umum.

Sedangkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 menunjukkan, lebih dari 87 persen perokok aktif merokok di dalam rumah ketika sedang bersama anggota keluarganya. Survei ini juga menemukan 71 persen rumah tangga memiliki pengeluaran untuk merokok.

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b "The Health Consequences of Involuntary Exposure to Tobacco Smoke: A Report of the Surgeon General" (PDF). Surgeon General of the United States. 2006-06-27. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-02-26. Diakses tanggal 2012-07-24. 
  2. ^ a b c d IARC 2004 "There is sufficient evidence that involuntary smoking (exposure to secondhand or 'environmental' tobacco smoke) causes lung cancer in humans"
  3. ^ a b Kessler 2006
  4. ^ a b Tong, EK; Glantz, SA (2007-10-16). "Tobacco industry efforts undermining evidence linking secondhand smoke with cardiovascular disease". Circulation. 116 (16): 1845–54. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.107.715888. PMID 17938301. 
  5. ^ Samet JM (2008). "Secondhand smoke: facts and lies". Salud Pública De México. 50 (5): 428–34. doi:10.1590/S0036-36342008000500016. PMID 18852940. 
  6. ^ "CDC - Fact Sheet - Smoke-Free Policies Reduce Smoking - Smoking & Tobacco Use". Smoking and Tobacco Use. Diakses tanggal 2015-04-24. 
  7. ^ Diethelm P, McKee M (Februari 2006). "Lifting the smokescreen: Tobacco industry strategy to defeat smoke free policies and legislation" (PDF). European Respiratory Society and Institut National du Cancer. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2009-01-17. 
  8. ^ a b "Proposed Identification of Environmental Tobacco Smoke as a Toxic Air Contaminant". California Environmental Protection Agency. 2005-06-24. Diakses tanggal 2009-01-12. 
  9. ^ Surgeon General 2006, hlm. 30–46
  10. ^ Alberg, Anthony J.; Brock, Malcolm V.; Ford, Jean G.; Samet, Jonathan M.; Spivack, Simon D. (1 May 2013). "Epidemiology of Lung Cancer". CHEST Journal. 143 (5_suppl): e1S. doi:10.1378/chest.12-2345. 
  11. ^ Bhatnagar, A; Whitsel, LP; Ribisl, KM; Bullen, C; Chaloupka, F; Piano, MR; Robertson, RM; McAuley, T; Goff, D; Benowitz, N; American Heart Association Advocacy Coordinating Committee, Council on Cardiovascular and Stroke Nursing, Council on Clinical Cardiology, and Council on Quality of Care and Outcomes, Research (14 October 2014). "Electronic cigarettes: a policy statement from the American Heart Association". Circulation. 130 (16): 1418–36. doi:10.1161/CIR.0000000000000107. PMID 25156991. 
  12. ^ "Health Effects of Secondhand Smoke". 24 November 2014. Diakses tanggal 30 Mei 2015. 
  13. ^ Macacu, A; Autier, P; Boniol, M; Boyle, P (November 2015). "Active and passive smoking and risk of breast cancer: a meta-analysis". Breast Cancer Research and Treatment. 154 (2): 213–24. doi:10.1007/s10549-015-3628-4. PMID 26546245. 
  14. ^ Zhou, J; Wellenius, GA; Michaud, DS (Desember 2012). "Environmental tobacco smoke and the risk of pancreatic cancer among non-smokers: a meta-analysis". Occupational and Environmental Medicine. 69 (12): 853–7. doi:10.1136/oemed-2012-100844. PMID 22843437. 
  15. ^ Cao, S; Yang, C; Gan, Y; Lu, Z (2015). "The Health Effects of Passive Smoking: An Overview of Systematic Reviews Based on Observational Epidemiological Evidence". PloS One. 10 (10): e0139907. doi:10.1371/journal.pone.0139907. PMC 4595077 . PMID 26440943. 
  16. ^ Cumberbatch, Marcus G.; Rota, Matteo; Catto, James W.F.; La Vecchia, Carlo (September 2016). "The Role of Tobacco Smoke in Bladder and Kidney Carcinogenesis: A Comparison of Exposures and Meta-analysis of Incidence and Mortality Risks". European Urology. 70 (3): 458–466. doi:10.1016/j.eururo.2015.06.042. 
  17. ^ Surgeon General 2006, Bab 8
  18. ^ Lv, X; Sun, J; Bi, Y; Xu, M; Lu, J; Zhao, L; Xu, Y (15 November 2015). "Risk of all-cause mortality and cardiovascular disease associated with secondhand smoke exposure: a systematic review and meta-analysis". International journal of cardiology. 199: 106–15. doi:10.1016/j.ijcard.2015.07.011. PMID 26188829. 
  19. ^ Dinas, PC; Koutedakis, Y; Flouris, AD (20 Februari 2013). "Effects of active and passive tobacco cigarette smoking on heart rate variability". International Journal of Cardiology. 163 (2): 109–15. doi:10.1016/j.ijcard.2011.10.140. PMID 22100604. 
  20. ^ Surgeon General 2006, hlm. 555–8
  21. ^ Bentayeb, M; Simoni, M; Norback, D; Baldacci, S; Maio, S; Viegi, G; Annesi-Maesano, I (2013). "Indoor air pollution and respiratory health in the elderly". Journal of Environmental Science and Health, Part A. 48 (14): 1783–9. doi:10.1080/10934529.2013.826052. PMID 24007433. 
  22. ^ Surgeon General 2006, hlm. 198–205
  23. ^ Cui, H; Gong, TT; Liu, CX; Wu, QJ (25 Januari 2016). "Associations between Passive Maternal Smoking during Pregnancy and Preterm Birth: Evidence from a Meta-Analysis of Observational Studies". PLoS One. 11 (1): e0147848. doi:10.1371/journal.pone.0147848. PMID 26808045. 

Daftar pustaka sunting

Pranala luar sunting