Pergerakan Prosa Klasik

Pergerakan Prosa Klasik (Chinese 古文運動 pinyin guwen yundong) dari zaman dinasti Tang dan dinasti Song (960-1279) di Tiongkok yang menganjurkan kejelasan dan presisi piantiwen (駢體文) yang terlalu banyak kiasan atau gaya prosa paralel yang telah populer sejak dinasti Han. Prosa paralel memiliki struktur yang kaku dan kemudian dikritik karena terlalu banyak kiasan dengan mengorbankan kontennya itu sendiri.

Tujuan dari gaya guwen adalah untuk mengikuti semangat prosa pra-Han daripada meniru secara langsung, dengan menggunakan unsur-unsur dari bahasa sehari-hari untuk membuat tulisan mereka lebih langsung mengena ke artinya.

Gerakan ini juga memiliki aspek politis dan religius, ketika para cendekiawan Konfusius berusaha menyaingi pengaruh Taoisme dan Buddhisme pada para kaisar. Beberapa juga melihatnya sebagai alat yang efektif untuk mengekspos realitas korupsi dan kelemahan di pemerintah pusat.

Promotor besar pertama gerakan ini adalah Han Yu dan Liu Zongyuan yang bukan hanya seorang penulis yang hebat tetapi juga ahli teori yang mumpuni, mereka berdua memberikan landasan bagi gerakan ini. Keduanya antusias untuk mempromosikan gerakan ini dan tertarik untuk mengajar kaum muda sehingga gerakan ini dapat berkembang.

Setelah kematian Han Yu dan Liu Zongyuan, gerakan itu mengalami kemunduran, banyak murid mereka yang menulis dengan karakter kuno sedemikian rupa sehingga menghambat pemahaman atau mengabaikan pentingnya menulis esai yang baik. Selanjutnya, pemerintah hanya mengizinkan penggunaan piantiwen ini untuk penggunaan resmi saja, jadi mereka yang ingin menjadi pejabat harus mempelajari gaya itu.

Ouyang Xiu sekali lagi mempromosikan penggunaan prosa klasik di era Dinasti Song. Karena banyak orang yang tidak puas dengan gaya piantiwen yang terlalu banyak kiasan, Pergerakan Prosa Klasik ini kembali di puncak kejayaannya.

Lihat juga =

sunting