Pergamano atau Parchment Craft atau kerajinan perkamen adalah kerajinan tangan dari Belanda dengan berbahan dasar kertas kalkir atau perkamen.[1]

Contoh pergamano berupa hiasan dinding

Kertas kalkir dapat dibuat menjadi benda-benda yang bernilai seni seperti hiasan dinding, pembatas buku, kap lampu, kotak kecil, bingkai foto, kartu natal, kartu ulang tahun, kartu undangan dan bunga-bunga 3D yang sangat mirip aslinya, dan lainnya sesuai keinginan.[2] Karena dianggap indah, benda-benda ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi.[3]

Sejarah

sunting

Perkamen (bahasa Inggris: parchment) sendiri merupakan kerajinan yang berasal dari Turki dan dikenal sejak tahun 500 setelah masehi.[2] Sering digunakan oleh orang eropa untuk buku, atlas, dan dokumen penting sampai abad ke-18.[2] Gereja katolik juga menggunakan perkamen untuk gambar-gambar keagamaan.[2] Seni ini tumbuh pesat terutama di Amerika Selatan, yang kemudian menjadi pelopor kerajinan perkamen.[2] Gambar-gambar keagamaan itu dihiasi dengan perforasi dan elemen menarik yang berbentuk dekoratif.[2] Gambar-gambar itu ada yang hitam putih, ada pula yang berwarna.[2] Ada yang dikerjakan dengan tangan dan ada juga yang dibuat dengan mesin.[2]

Awalnya, bahan dasar kerajinan ini adalah kulit binatang,namun lambat laun kulit binatang dirasa mahal dan sulit didapat.[2] Oleh karena itu, penggunaan kulit binatang beralih menjadi kertas kalkir 150 gram yang lebih tidak kaku dibanding kulit binatang sehingga pengerjaannya lebih mudah.[2] Sejak saat itu, kertas ini dikenal di Benua Eropa dan istilah Parchment Craft (Pergamano) mulai berkembang menjadi seni kerajinan tangan yang sangat disenangi oleh penggemar seni pada umumnya.[2] Kepopulerannya mulai merambah ke luar Benua Eropa dan Amerika.[2]

Sekitar 20 tahun yang lalu, Martha Ospina yang berasal dari Columbia membawa kembali kerajinan ini dari Amerika Selatan ke Eropa, dan hingga kini berpusat di Belanda.[4] Martha Ospina menjadi penggerak dan inspirator seni pergamano di dunia.[4] Dia menjadi inspirasi bagi banyak orang melalui ide-ide, desain, dan buku-bukunya.[4] Di samping itu, dia juga mengajarkan pergamano kepada orang di seluruh dunia untuk menjadi guru pergamano yang berkualitas dan berstandar tinggi.[4]

Membuat pergamano

sunting

Untuk membuat pergamano, alat dan bahan yang utama adalah embossing tool, embossing pad, mapping pen, gunting, perforating tool, perforating pad, tinta, dan kertas kalkir.[3] Alat yang sangat berperan penting dalam pergamano adalah mapping pen.[3] Alat yang menyerupai pena ini berfungsi untuk menggambar pola.[3] Dalam pemakaiannya, alat ini digunakan bersama tinta pergamano.[3]

Menggambar pola

sunting

Setelah menyiapkan alat dan bahan, pertama-tama pola digambar.[3] Mapping pen yang digunakan untuk menggambar pola dicelupkan ke tinta pergamano, kemudian digunakan untuk menggambar diatas kertas kalkir.[5] Tinta pergamano umumnya berwarna putih, namun dapat pula digunakan tinta berwarna lain untuk memperindah hasil karya.[5] Pola dapat merupakan gambar sendiri atau menjiplak dari gambar yang sudah ada.[3] Gambar pola bisa diperoleh dari buku yang dijual di toko yang menjual peralatan pergamano.[6]

Membuat pola timbul

sunting

Setelah digambar, pola dapat dibuat timbul atau berrelief dengan cara menekan bagian belakang kertas secara halus sesuai pola menggunakan embossing tool.[5] Untuk membantu sebagai alas dapat digunakan embossing pad.[5] Embossing pad merupakan alas berupa bantalan untuk menahan agar kertas tidak berlubang saat ditekan.[5] Ada beberapa macam embossing tool yang digunakan sesuai keperluan.[5] Embossing tool dengan ujung bola kecil digunakan untuk membuat timbul pola yang permukaannya kecil, sedangkan yang memiliki ujung bola besar digunakan untuk membuat timbul pola yang permukaannya luas.[5] Ada pula embossing tool dengan ujung bergerigi untuk membuat pola timbul kecil dan berderet dan ada pula embossing tool dengan ujung khusus untuk membuat pola seperti bintang.[5] Cara menggunakan setiap macam embossing tool berbeda sesuai jenis dan kegunaannya.[5] Kehati-hatian dalam membuat pola timbul sangat dibutuhkan agar tidak merusak kertas akibat terlalu keras menekan.[5]

Membuat lubang perforasi

sunting

Membuat lubang pada kertas kalkir dapat dilakukan dengan menggunakan perforating tool, yaitu semacam batang berujung jarum dengan jumlah dan susunan yang berbeda-beda. Ada batang dengan dua jarum, tiga jarum, empat jarum, lima jarum, sembilan jarum, jarum linier berderet, jarum segilima, jarum berbentuk hati, jarum berbentuk tetesan air, dan lain-lain.[5] Pemilihan jarum yang digunakan disesuaikan dengan pola lubang yang ingin dibuat.[3] Lubang yang dibuat juga dapat diperindah dengan menggunting sekat antar lubang.[5] Hasil guntingan dapat berbentuk macam-macam seperti lengkung, silang, dan lain-lain.[3]

Alas yang digunakan untuk membuat lubang perforasi disebut perforating pad.[5] Kertas yang akan dilubangi diletakkan di atas perforating pad tidak dalam keadaan terbalik.[1] Alas ini berbentuk bantalan dengan permukaan yang lebih renggang sebagai tempat menancapnya jarum setelah menembus kertas.[1] Alas ini berfungsi untuk melindungi jari tangan atau meja yang digunakan dalam pengerjaan pergamano dari kerusakan akibat tusukan jarum.[5]

Menghias hasil

sunting

Menghias hasil dapat dilakukan dengan cara memberi warna agar gambar tampak lebih hidup atau dengan menambahkan hiasan lain seperti bingkai, pasparto, manik-manik dan pita.[1] Mewarnai dilakukan dengan menggunakan krayon yang diusap di bagian belakang kertas dengan cairan semacam bensin untuk membuat warna yang halus dan membaur sebagai latar belakang.[1] Untuk mewarnai pola tertentu dapat pula digunakan cat khusus pergamano.[1] Pewarnaan harus dilakukan dengan hati-hati agar warna yang dihasilkan merata antara bagian yang timbul dan tidak timbul.[1] Untuk hasil yang lebih baik hendaknya pewarnaan dilakukan sebelum membuat gambar timbul dan melubangi.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h Ospina M. 1998. Pergamano Painting on Parchment. Ecstasy Crafts. ISBN 9789038413006.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Ospina M. 2007. Parchment Craft. London:New Holland Publishers. ISBN 978-1-85974-082-8.
  3. ^ a b c d e f g h i Priscillia. 2008. Pergamano: Mengubah Kertas Kalkir Menjadi Lebih Bernilai[pranala nonaktif permanen] Diakses pada 18 Mei 2010.
  4. ^ a b c d Lydia O. 2007. PERGAMANO 2002 - 2007 - Handicraft Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. Diakses pada 18 Mei 2010.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n Ospina M. 2002. Pergamano Parchment Craft (Step-by-Step Crafts). Creative Publishing International. ISBN 9781589230200
  6. ^ (Inggris) Angelas Papercraft. 2006. Pergamano Diakses pada.

Pranala luar

sunting

Parchment Craft[pranala nonaktif permanen]