Penyatuan Albania dan Kosovo

Penyatuan Albania dan Kosovo merupakan sebuah gagasan politik yang dibangkitkan setelah Kosovo menyatakan kemerdekaannya pada tahun 2008.[1] Gagasan ini terkait dengan konsep iredentis yang disebut Albania Raya.[2][3][4] Sekitar 90% penduduk Kosovo saat ini merupakan orang Albania.

Lokasi Albania (hijau) dan Kosovo (jingga) di Eropa.

Para politikus di Albania saat ini lebih memilih untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa daripada bersatu dengan Kosovo.[5] Rencana Ahtisaari juga menyatakan bahwa Kosovo sebaiknya menjadi negara multietnis dan bukan negara "Albania".[6] Namun, hasil survei Gallup menunjukkan bahwa 75% orang Albania Kosovo lebih memilih untuk bersatu dengan Albania. Di Albania, sekitar 68% warganya mendukung penyatuan.[6]

Referensi sunting

  1. ^ Sharon L. Wolchik; Jane Leftwich Curry (2011). Central and East European Politics: From Communism to Democracy. Rowman & Littlefield. hlm. 390. ISBN 978-0-7425-6734-4. Undoubtedly, Kosovo's independence has revived the idea of the national unification of Albanians 
  2. ^ Tristan James Mabry; John McGarry (2013). Divided Nations and European Integration. University of Pennsylvania Press. hlm. 175. 
  3. ^ Lenard J. Cohen; Jasna Dragović-Soso (2008). State Collapse in South-Eastern Europe: New Perspectives on Yugoslavia's Disintegration. Purdue University Press. hlm. 194. 
  4. ^ Winston Langley (2013). Encyclopedia of Human Rights Issues Since 1945. Routledge. 
  5. ^ Henry H. Perritt (2010). The Road to Independence for Kosovo: A Chronicle of the Ahtisaari Plan. Cambridge University Press. hlm. 94. ISBN 978-0-521-11624-4. 
  6. ^ a b Tristan James Mabry; John McGarry; Margaret Moore; Brendan O'Leary (30 May 2013). Divided Nations and European Integration. University of Pennsylvania Press. hlm. 182. ISBN 0-8122-4497-4.