Pendaratan di Labis

Pendaratan di Labis adalah pendaratan pasukan terjun payung Indonesia di dekat Labis, Johor, Malaysia, pada tanggal 2 September 1964 selama Konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Pendaratan di Labis
Bagian dari Konfrontasi Indonesia-Malaysia
TanggalSeptember–Oktober 1964
LokasiLabis, Johor, Malaysia
Hasil Kemenangan Persemakmuran
Pihak terlibat
 Malaysia
 Britania Raya
 Selandia Baru
 Indonesia
Tokoh dan pemimpin
Tidak diketahui Indonesia Tidak diketahui
Kekuatan
~98 orang
Korban
1 tewas ~32 tewas, 62 ditangkap

Para pasukan diangkut melalui tiga pesawat C-130 Hercules dari Jakarta. Hanya dua pesawat yang berhasil mencapai tempat pendaratan, karena pesawat ketiga jatuh di Selat Malaka saat berusaha menghindari cegatan Javelin FAW.9 yang diluncurkan dari RAF Tengah, Singapura.[1] Badai tropis memencarkan pendaratan terjun payung di sekitar Labis, sekitar 100 mil di sebelah utara Singapura, dengan sekitar 98 pasukan berhasil mendarat. Tempat pendaratan dekat dengan kemah pasukan Gurkha.

Di bawah komando Brigadir Infantri Malaysia ke-4, operasi untuk menangkap 98 penyusup memakan waktu satu bulan. 32 tentara terjun payung tewas dan 62 ditangkap, sementara seorang mayor Selandia Baru tewas dalam operasi ini.[2]

Referensi sunting

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-09-20. Diakses tanggal 2011-03-24. 
  2. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2008-07-19. Diakses tanggal 2008-07-19.