Pendanaan modal benih

Pendanaan modal benih (seed funding) atau pendanaan tahap awal[1] adalah jenis penawaran saham dimana investor menanam modal awal dengan imbalan porsi saham di sebuah perusahaan.[2] Istilah benih ini mengacu pada penanaman modal yang paling awal, untuk mendukung bisnis sampai menghasilkan uang sendiri atau sampai putaran pendanaan berikutnya.

Penggunaan sunting

Tujuan dari putaran pendanaan tahap ini adalah menemukan potensi produk dan mengidentifikasi calon pengguna yang sesuai dengan produk yang dikembangkan.[1] Modal dari pendanaan ini akan membantu untuk merekrut staf, memiliki kantor representatif dan untuk kepentingan operasional.[1][2]

Di Indonesia rata-rata putaran pendanaan tahap awal berkisar antara Rp. 500 juta hingga Rp. 2,5 miliar. Besar kecilnya dana yang diperoleh tergantung dari biaya yang diperlukan oleh startup tersebut, seperti biaya pemasaran, gaji dan kantor.[1]

Sumber pendanaan sunting

Sumber dari modal benih bisa dari teman dan keluarga, investor malaikat dan urun dana.[1][3] Sumber dari urun dana biasanya tidak berupa penawaran saham namun berupa timbal balik produk untuk para investor[4] Modal juga bisa datang dari modal ventura jika produk atau ide diajukan kepada dewan modal vantura untuk meminta pendanaan.[5]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e "Ragam Tahap Pendanaan Pada Startup yang Perlu Anda Ketahui". Tech in Asia Indonesia. 2015-07-02. Diakses tanggal 2016-03-14. 
  2. ^ a b "Cara Mencari Modal Usaha : Startup Founders, Berhati-hatilah Dengan Dumb Money". Startup Bisnis. 2013-06-10. Diakses tanggal 2016-03-14. 
  3. ^ "Crowdfunding and Civic Society in Europe: A Profitable Partnership?". Open Citizenship Journal. Diakses tanggal April 29, 2013. 
  4. ^ Grant, Rebecca. "Crowdfunding vs. seed funding: All money is not created equal". VentureBeat. 
  5. ^ "The Five Stages of VC Funding Explained". Business Barbados. 2010-10-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-10. Diakses tanggal 2016-03-10. 

Lihat Pula sunting