Pasukan Pertahanan Rakyat (Myanmar)

Pasukan Pertahanan Rakyat (bahasa Burma: ပြည်သူ့ကာကွယ်ရေးတပ်ဖွဲ့) adalah sayap bersenjata Pemerintahan Persatuan Nasional, sebuah badan yang diklaim menjadi pemerintahan sah Myanmar. Sayap bersenjata tersebut dibentuk pada 5 Mei 2021 dalam menanggapi kudeta yang terjadi pada 1 Februari 2021 dan kekerasan terkini dari junta tersebut.[3] Junta militer tersebut mencap pasukan tersebut sebagai organisasi teroris pada 8 Mei.[4]

Pasukan Pertahanan Rakyat
ပြည်သူ့ကာကွယ်ရေးတပ်ဖွဲ့
Pemimpin pendiriYee Mon
Pendirian05 Mei 2021 (2021-05-05)
Waktu operasi05 Mei 2021 (2021-05-05) – kini
Mematuhi Myanmar
IdeologiFederalisme
Demokrasi liberal
Bagian dariKementerian Pertahanan, Pemerintahan Persatuan Nasional
Sekutu
Lawan Myanmar
Pertempuran dan perangKonflik internal di Myanmar

Menurut pernyataan yang dibuat oleh Pemerintahan Persatuan Nasional, kelompok ini memiliki lima divisi yaitu Divisi Utara, Selatan, Tengah, Timur, dan Barat, masing-masing memiliki setidaknya tiga brigade. Setiap brigade terdiri dari lima batalyon yang dibagi lagi menjadi empat kompi.[5] Pada 13 Juli 2021, menteri pertahanan PPN, Yee Mon, menyatakan bahwa kekuatan mereka diperkirakan mencapai 8.000 orang.[6] Pada Februari 2022, diperkirakan anggota mereka sudah mencapai 50.000 orang.[butuh rujukan]

Sejarah

sunting

Yee mon, menteri pertahanan Pemerintahan Persatuan Nasional (PPN), mengumukan pada 16 April 2021 bahwa PPN akan membentuk pasukan bersenjata yang akan bekerja sama dengan kelompok pemberontak lainnya di Myanmar.[7] untuk melakukan revolusi bersenjata melawan junta militer.[8] Pada 5 Mei 2021, PPN mengumumkan pembentukan Pasukan Pertahanan Rakyat (PPR) sebagai "cikal bakal angkatan bersenjata". Disebutkan juga bahwa PPR dibentuk untuk menanggapi kekerasan yang terjadi di berbagai lokasi di Myanmar.[9] Pada 28 Mei 2021, PPN merilis video upacara PPN, mengumumkan bahwa angkatan bersenjata mereka siap menantang pasukan junta militer.[10]

Peralatan

sunting

PPR beroperasi dengan menggunakan senjata kecil buatan lokal dan buatan asing. Banyak sub-kelompok PPR menggunakan senapan bolt-action untuk melawan militer Myanmar pada Juni 2021 dan beberapa sub-kelompok lainnya masih menggunakan senapan berburu pada 2022.[11] Banyak batalyon PPR menggunakan senapan serbu yang mereka rebut dari pasukan Myanmar dalam penyergapan dan operasi gabungan dengan kelompok pemberontak lainnya. Senjata yang direbut sering kali diproduksi di dalam negeri oleh Militer Myanmar dan menggunakan peluru 5.56x45mm NATO, seperti versi MK-II (varian Galil produksi lokal) dan Bullpup MK-III (varian QBZ-97 produksi lokal), senapan serbu MA-1, senapan serbu MA-, dan senapan serbu MA-11 (varian HK-33 produksi lokal). PPR juga sering menggunakan senjata kecil yang sama dengan senjata yang digunakan kelompok pemberontak lainnya seperti Tentara Pembebasan Nasional Karen dan Tentara Kemerdekaan Kachin, yang menggunakan senapan serbu M-16 dan senapan serbu tipe 81 yang dikenal sebagai K-09 buatan Kachin dari Cina.

Pada Januari 2022, PPR juga telah memulai memproduksi senjata kecilnya sendiri. PPR memproduksi massal FGC-9 PCC dengan menggunakan teknologi percetakan 3D, karabin semi-otomatis yang beroperasi dengan peluru 9mm.[12] Organisasi lainnya yang dikenal sebagai Tim Produksi Tentara Rakyat juga mulai memproduksi senjata yang dikenal sebagai Proyek A-1 untuk mendukung upaya perlawanan PPR. Tim tersebut bertujuan untuk memproduksi varian senapan serbu M-16 dan senapan serbu AK-74 berserta amunisinya seperti peluru 5,56 × 45 mm, 7,62 × 51 mm, 9mm, Kaliber .22, roket RPG-7, mortir ringan, dan granat M67.[butuh rujukan]

Rekaman video dan laporan tentang jet Angkatan Udara Myanmar yang ditembak jatuh di Negara Bagian Kayah pada 20 Februari 2022 juga menimbulkan perkiraan bahwa PPR memiliki sistem pertahanan udara portabel.

Referensi

sunting
  1. ^ "Chin National Front Signs Deal with Myanmar's Shadow Govt". The Irrawaddy. 29 Mei 2021. Diakses tanggal 30 Mei 2021. 
  2. ^ "Myanmar: 13 security forces members killed in clash with anti-coup bloc's defence force". ANI News. 24 Mei 2021. Diakses tanggal 26 Mei 2021. 
  3. ^ Sebastian Strangio (6 Mei 2021). "Can Myanmar's New 'People's Defense Force' Succeed?". The Diplomat. 
  4. ^ "Myanmar junta designates shadow government as 'terrorist' group". Deutsche Welle. 8 Mei 2021. Diakses tanggal 9 Mei 2021. 
  5. ^ Details about the People's Defense Force (dalam bahasa Burma). National Unity Government of Myanmar. 2021. 
  6. ^ "PDF's strength expected to reach 8,000". Radio Free Asia (dalam bahasa Burma). 13 July 2021. Diakses tanggal 13 July 2021. 
  7. ^ "Who are Myanmar's ethnic militias?" . The Economist. 15 April 2021. 
  8. ^ "A provisional military will be formed in Myanmar". The Irrawaddy (dalam bahasa Burma). Diakses tanggal 16 April 2021. 
  9. ^ "NUG founds People's Defense Force". RFA Burmese. Diakses tanggal 5 Mei 2021. 
  10. ^ "Myanmar's shadow government parades new armed force". CNA. 28 Mei 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-29. Diakses tanggal 29 Mei 2021. 
  11. ^ "With homemade rifles, Myanmar self-defence groups take fight to junta". Jordan Times (dalam bahasa Inggris). 2021-06-06. Diakses tanggal 27 Februari 2022. 
  12. ^ "How rebel fighters are using 3D-printed arms to fight the Myanmar junta". The Observers - France 24 (dalam bahasa Inggris). 2022-01-07. Diakses tanggal 2022-02-27.