Pasa (Jawa: Påså) merupakan sebuah bulan ke-9 dalam penanggalan jawa yang biasa disebut dalam penanggalan islam sebagai bulan Ramadhan (رمضن), bulan ini terletak setelah bulan Ruwah dalam bahasa jawa atau Sya'ban dalam nama bulan hijriyah dan sebelum bulan Sawal dalam bahasa jawa atau Syawal. Bulan ini dinamakan bulan Pasa karena dalam bahasa jawa pasa berarti puasa. Bertepatan dengan waktu puasa wajib bagi umat muslim, maka dari itu bulan ini dinamankan dengan bulan pasa. Hal ini merujuk kepada asal usul penanggalan jawa yang hanya berbeda penamaan bulan dengan hijriyah.[1]

Perayaan Saat Bulan Pasa sunting

Punggahan sunting

Punggahan atau beberapa suku jawa lain menyebut dengan munggahan adalah tradisi menyambut bulan puasa, berasal dari kalimat munggah atau dalam bahasa jawa berarti naik. Maksutnya adalah dengan maksudnya bulan puasa disambut dengan iman yang lebih naik lagi. Agar dapat melaksanakan kewajiban puasa yang merupakan rukun Islam dengan baik dan lancar. Punggahan sendiri bukan sebuah upacara khusus seperti Sekaten, melainkan tradisi untuk berbagi makanan kepada tetangga sekitar. Biasanya tradisi ini terlaksana saat menjelang maghrib, karena dalam suku jawa pergantian tanggal itu terlaksana saat petang. Sehingga untuk menyambut bulan pasa ini masyarakat jawa memilih waktu petang untuk melakukan sambutannya. Cara lain untuk melaksanakan Punggahan Pasa adalah dengan membawa makanan saat Sholat maghrib, hal ini biasanya terkesan hanya bertukar makanan saja. Tapi di masa sekarang kerap dilaksanakan, karena jika setiap orang membagi ke semua tetangga pasti ada penumpukan makanan.[2]

Nyadran sunting

Nyadran adalah tradisi masyarakat jawa yang hingga sekarang masih terlaksana. Berasal dari bahasa sansekerta saddhra yang berarti keyakinan. Nyadran biasa dilaksanakan dengan membersihkan makam leluhur atau sesepuh, setelah dilakukan pembersihan dilakukan pembacaan doa. Hal ini dilaksanakan sebelum bulan puasa Ramadhan, sekali lagi dimaksutkan untuk memperlancar ibadah puasa sekaligus menambah nilai keimanan sekaligus keteladanan yang dibawa oleh leluhur.

Padusan sunting

Padusan dilaksanakan saat menjelang bulan pasa, berasal dari bahasa jawa adus yang berarti mandi. Jadi pelaksanaan padusan sendiri adalah mandi (biasanya di sumber yang berada di kampung) secara bersama-sama. Hal ini dilaksanakan dengan niat untuk menyucikan diri dari niat-niat buruk yang selama bulan-bulan sebelumnya menempel di badan. Sekaligus untuk mempererat silaturahmi sesama tetangga, karena selama bulan pasa tidak akan bisa mandi di kolam. Dikhawatirkan mandi tersebut dapat membatalkan puasa.

Kirab sunting

Kirab ini penyebutannya berbeda-beda di setiap wilayah di jawa, ada Dhandhangan di Demak, Dukderan di Semarang. kesemuanya merupakan hal yang sama, namun asal usul dibelakangnya saja yang berbeda.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Kalender Jawa". Wikipedia. 2019-09-19. Diakses tanggal 2020-02-20. 
  2. ^ Febriani, Rizki (2016-06-08). "punggahan". Kompasiana. Diakses tanggal 2020-02-20.