Otto Rank (22 April 1884 – 31 Oktober 1939) merupakan sosok yang telah meletakkan dasar bagi penemuan teori motivasi, teori reaksi, dan teori ancaman.[1][2] Otto Rank menjadi salah satu psikolog yang membahas mengenai tema mitologi, sastra, seni, dan agama.[1] Ia dianggap sebagai salah satu pendiri psikologi transpersonal.[3] Beberapa karya utamanya ialah Art and Artist, Truth and Reality, dan Will Therapy.[1]

Infobox orangOtto Rank

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran22 April 1884 Edit nilai pada Wikidata
Wina Edit nilai pada Wikidata
Kematian31 Oktober 1939 Edit nilai pada Wikidata (55 tahun)
Kota New York Edit nilai pada Wikidata
Penyebab kematianSepsis Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanFerncliff Cemetery (en) Terjemahkan Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
PendidikanUniversitas Wina Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiPsikoanalisis Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanpsikolog, existential therapist (en) Terjemahkan, psychoanalyst (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Dipengaruhi oleh
Keluarga
Pasangan nikahBeata Rank-Minzer (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Goodreads author: 228940 Find a Grave: 853 Project Gutenberg: 26165 Edit nilai pada Wikidata

Salah satu hal yang dikaji oleh Rank ialah menyangkut persoalan lahirnya mitos.[1] Menurut Rank, mitos sangat mudah dipahami.[1] Mitos adalah alat yang digunakan berbagai kebudayaan yang berbeda-beda untuk mengekspresikan pengalaman-pengalaman masa kecil komunal.[1] Mitos mencerminkan keinginan yang ada dalam setiap diri manusia untuk kembali ke saat-saat nyaman dan damai, saat kita masih menganggap orang tua kita sempurna dan memberikan yang terbaik kepada kita.[1] Kotak atau keranjang dalam mitos menyimbolkan rahim sedangkan air menyimbolkan kelahiran.[1] Binatang atau manusia setengah binatang menyimbolkan orang tua.[1] Pembalasan dendam adalah tanda kemarahan terhadap tindakan orang tua yang tidak memperhatikan kita.[1]

Persoalan lain yang dibahas oleh Rank ialah menyangkut kreativitas seniman.[1] Menurut Rank, seniman memiliki tekad kuat untuk mewujudkan kehendaknya sendiri sekaligus mengingkan keabadian yang hanya dapat dicapai lewat pengidentfikasian dirinya dengan kehendak kolektif kebudayaan tempatnya hidup.[1][2] Seni yang baik harus dipahami sebagai peleburan hal material dengan spiritual, yang spesifik dengan yang universal, dan individu dengan humanitas.[1] Peleburan itu tidak mudah dan harus dimulai dari kehendak.[1]

Berdasarkan cara bagaimana seseorang berjuang mendapatkan kemerdekaannya, Rank menggambarkan tiga tipe kepribadian.[1]

Orang dengan tipe kepribadian ini belajar menghendaki apa yang dipaksakan pada mereka. Pribadi semacam ini biasanya pasif dan dimiliki kebanyakan orang.[1]

Orang dengan tipe kepribadian ini memiliki kehendak yang lebih kuat ketimbang kebanyakan orang, namun sibuk dengan "perang" melawan dominasi internal dan eksternal.[1] Bahkan, ada yang berusaha memerangi ekspresi dari keinginan mereka sendiri sehingga tidak ada lagi kehendak yang tersisa untuk mewujudkan apa yang diinginkan.[1] Secara moral, mereka memiliki perkembangan moral yang lebih baik ketimbang mereka yang berkepribadian adaptif.[1]

Orang dengan tipe kepribadian ini berusaha menerima dan menyatakan diri mereka sebagaimana adanya untuk berusaha mencapai yang ideal.[1] Inilah titik yang akan dituju kehendak.[1] Seniman menciptakan dirinya sendiri, lalu menciptakan dunia yang sesuai dengan kehendaknya. Oleh Rank, tipe ini disebut kepribadian seniman, kepribadian genius, atau kepribadian kesadaran diri.[1]

Pemikiran-pemikiran

sunting

Trauma lahir

sunting

Otto Rank merupakan tokoh yang memperkenalkan dan mengembangkan istilah trauma lahir.[4] Istilah ini kemudian digunakan oleh Sigmund Freud sebagai dasar dari semua jenis kecemasan. Freud meyakini bahwa trauma lahir merupakan suatu prototipe yang secara umum sesuai untuk semua jenis kecemasan.[5]

Kemandirian manusia

sunting

Otto Rank menganggap manusia sebagai makhluk yang kreatif dan produktif. Manusia memiliki kebutuhan untuk mandiri. Karenanya, manusia tidak dapat tertekan dan dikuasai oleh ketidaksadarannya.[6]

Psikoterapi

sunting

Ketertarikan Otto Rank terhadap psikologi merupakan pengaruh dari pekerjaan Carl Gustav Jung sebagai psikolog. Otto Rank kemudian meminati mitologi, seni dan cerita yang dapat dikaitkan dengan psikologi. Ia kemudian membuat metode psikoterapi yang mengutamakan pengalaman mengenai tempat sekarang dan waktu sekarang. Ketika bekerja di dalam ruangannya, Otto Rank menjadikan pasien secara langsung sebagai rekan dalam keterlibatan pada kesadaran akan energi. Hal ini dilakukannya karena keyakinannya bahwa manusia harus terhubung ke sesuatu yang lebih besar daripada mereka. Psikoterapi Otto Rank ini sangat mempengaruhi pendiri psikoterapi gestalt, yaitu Fritz Perls.[7]

Pengaruh pemikiran

sunting

Sigmund Freud

sunting

Upaya Sigmund Freud untuk memperdalam dan memperluas informasi mengenai hubungan antara mimpi, sastra, folklor dan legenda, telah menghasilkan hubungan yang jelas di antara hal-hal tersebut. Otto Rank menjadi salah satu pemberi motivasi kepada Freud untuk melakukan hal tersebut. Motivasi ini dilakukannya dengan membantu Freud dalam penulisan dan penyelesaian edisi ketiga dari L'Interprétation des rêves.[8]

Lihat Pula

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v (Indonesia) C. George Boeree. 2008. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismasophie. Hlm. 408
  2. ^ a b (Inggris) David G. Benner. 1985. Baker Encyclopedia of Psychology. Grand Rapids: Baker Book House. Hlm. 972-973
  3. ^ Muhaya, Abdul (2017). "Konsep Psikologi Transpersonal menurut Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali". Jurnal At-Taqaddum. 9 (2): 145. 
  4. ^ Hidayat, Dede Rahmat (2015). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian (PDF). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. hlm. 42. 
  5. ^ Andri dan Dewi P., Y. (2007). "Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan". Majalah Kedokteran Indonesia. 57 (7): 236. 
  6. ^ Herawati, Amelia (2019). "Pengaruh Pola Asuh dan Stabilitas Emosi Terhadap Kemandirian Mahasiswa Perantau". Psikoborneo. 7 (2): 203. 
  7. ^ Khair, Nuzulul (2015). "Ritual Penyembuhan dalam Shamanic Psychotherapy: Telaah Terapi Budaya di Nusantara". Buletin Psikologi. 23 (2): 86. 
  8. ^ Milner, Max (1992). Freud dan Interpretasi Sastra (PDF). Jakarta: Intermasa. hlm. 35–36. ISBN 979-8114-84-1.