Orahua Niha Keriso Protestan
Orahua Niha Keriso Protestan ("Gereja Kristen Protestan Nias"), disingkat ONKP, adalah sebuah sinode gereja Protestan yang beraliran Lutheran di pulau Nias. ONKP berdiri sejak 16 April 1952 dan sampai saat ini memiliki anggota jemaat kurang lebih 65.000 jiwa di seluruh Indonesia. ONKP, berkantor pusat di Tugala Lahomi, Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara.
Penggolongan | Protestan |
---|---|
Pemimpin | Ephorus Pdt. Mathias Daeli S.Th |
Wilayah | Indonesia |
Didirikan | 16 April 1952 Sumatera Utara |
Terpisah dari | BNKP |
Jemaat | Sinode |
Umat | 62.274 jiwa |
Situs web resmi | onkp.wordpress.com |
Sejarah singkat
suntingPemberitaan Injil di Pulau Nias baru berhasil pada tahun 1865, yang ditandai dengan kedatangan utusan Injil Ernest Ludwig Denninger. Ia berasal dari lembaga penginjilan Rheinische Missions-Gesselschaft (RMG) di Barmen, Jerman. Tahun 1971 RMG menjadi Vereinigte-Evangelische Mission (VEM) - sekarang United Evangelical Mission (UEM). Denninger mendarat di Gunung Sitoli pada 27 September 1865.
Setelah beberapa tahun kemudian oleh RMG mengutus J.W Thomas (1873) dan membuka pos Pekabaran Injil di Ombõlata, Kraemer (1874) dan menetap di Hilinaa, dan Pada hari raya Paskah 1874 pertama kali dilayankan sakramen baptisan kepada warga suku Nias, ia yang melakukan pembaptisan pertama kepada Salawa Hilina’a bernama Yawaduha (Ama Goe) dan 9 orang pengikutnya. Kemudian beberapa saat setelah itu, ia membaptiskan 16 orang berikutnya sehingga semuanya berjumlah 25 orang. Kemudian pada tahun 1875 ada 6 orang dari Ombõlata menerima untuk di Baptis, dan pada tahun 1876 dari Faekhu ada 32 orang yang dibaptis. Pada tahun 1876, Dr. W.H Sundermann datang di Gunungsitoli dan membuka pos Pekabaran Injil di Dahana. Ia menulis beberapa buah buku untuk diberikan kepada pemuda sebagai bahan pelajaran. Pada tanggal 21 Januari 1881, Pdt. Johann Adam Fehr tiba di Gunungsitoli dan tinggal di Ombõlata.
Salah seorang tokoh Nias yang berperanan besar dalam usaha pemberitaan Injil ialah kepala kampung, Ama Mandranga. Upaya supaya jemaat-jemaat Nias menjadi swadaya telah dimulai agak dini. Sarana yang hendak disebut terakhir ialah penerjemahan Alkitab dan buku-buku lain ke dalam bahasa Nias (Utara) oleh pekabar Injil H. Sundermann, dengan bantuan Ama Mandranga dan beberapa orang Nias lainnya. Injil Lukas selesai diterjemahkan ke dalam bahasa Nias pada 1874, dan seluruh Perjanjian Baru diselesaikan pada 1891.
Pada tahun 1891 berita Injil sampai di wilayah Barat Pulau Nias. Pada tahun 1896 Allet diutus di Tugala Lahõmi-Sirombu dan tahun 1898 Ewald Krumm di Ombõlata Lahusa. Pada tahun 1899, Pdt. Sporket membuka Pos Pekabaran Injil di Lõlõmboli Moro’õ, dan W. Hoffmann di Pulau Hinako.
Sementara itu, di kalangan masyarakat Nias sendiri terjadi penyembuhan melalui doa, mimpi-mimpi, keadaan ekstatis. Lahirlah juga sejumlah besar lagu gereja yang baru. Orang melakukan doa syafaat yang satu untuk yang lain. Kuasa adat berkurang. Anggota jemaat bergairah mengabarkan Injil kepada yang belum menerimanya.
Setelah beberapa tahun kemudian seperti diuraikan di atas (1865 - 1915) berita Injil tersebar ke seluruh wilayah lain di Pulau Nias :
1. Utara (Bo’usö, Afia, Awa’ai, Sowu, Helera oleh Johannes Noll, dan Hilimaziaya oleh Emil Schlipköter).
2. Tengah (Lölöwua oleh Sundermann dan Sifaoro’asi oleh Eduard Fries).
3. Barat (Tugala-Lahömi/Fadoro oleh Lett dan Reitze, Lahusa dan Lölöwa'u oleh Ewald Krumm, Lõlõmboli Moro’õ oleh Pdt. Sporket, Lahagu – Oyo oleh Lagemann, Lölomoyo oleh Dietrich Bassfeld, Hinako oleh W. Hoffmann).
4. Timur (Humene oleh Thomas, Sogae’adu oleh Momeyer, dan Bawalia oleh Johannes Bieger).
5. Selatan (Sa’ua oleh Rabeneck dan Hilisimaetanö oleh Borutta).
6. Sedangkan pada tanggal 25 Februari 1889, badan misi Lutheran dari Belanda (Nederlands Luthers Genootschap voor In-en Uitwendige Zending) telah memulai misi di Pulau-pulau Batu, dan dari para pemberita Injil Ono Niha di Pulau-pulau Batu.
Walaupun demikian hasil yang dicapai masih sangat kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Berita Injil di Nias mulai bertumbuh dan berkembang pada tahun 1916-1930 yang ditandai dengan terjadinya pertobatan massal (fangesa dõdõ sebua) yang merupakan peristiwa dimana Orang Nias secara massal keluar dari Agama asli masuk Agama Kristen di seluruh wilayah Nias.
Dengan melihat perkembangan Injil di Nias yang semakin pesat, maka pada tanggal 08-11 November 1936 dilangsungkan Sinode Pertama di Gunungsioli yang dihadiri oleh semua Praeses (yang terdiri dari para utusan zending) dan utusan dari setiap Resort. Dalam sidang ini diambil satu keputusan yaitu membentuk satu organisasi gereja dengan nama Banua Niha Keriso Protestan (BNKP). Sinode pertama ini dipimpin oleh VOORZITTER (Ephorus) pertama Pdt. A. Luck dari RMG.
Sewaktu terjadi Perang Dunia II, pada tahun 1940 pemerintah Belanda menangkap semua pemberita Injil orang Jerman. Dengan keadaan terpaksa berdasarkan surat Voorzitter Pdt. A. Luck dari penjara tanggal 10 Mei 1940 yang isinya menyerahkan kepemimpinan BNKP kepada orang Nias. Bertepatan pada waktu Rapat Kerja Pendeta untuk membicarakan perayaan 75 tahun Berita Injil di Nias. Karena kekosongan pemimpin, maka dibicarakan tentang pengganti Pdt. A. Luck sebagai Ephorus dan dicapai kesepakatan bahwa Voorzitter diangkat dari antara pendeta yang sudah sekolah teologi, pada waktu itu terpilih Pdt. Atofõna Harefa menjadi Voorzitter pertama suku Nias yang meneruskan kepemimpinan BNKP.
Setelah pergantian kepemimpinan dari pendeta utusan RMG kepada pendeta pribumi (Nias), sebagai salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan pelayanan gereja di wilayah Nias bagian barat maka pada tanggal 16 April 1952 terbentuklah Gereja baru dengan nama Orahua Niha Keriso Protestan (ONKP) yang dipimpin Ephorus (dulu disebut Presiden) pertama oleh Pdt. Karel Dalihuku Marundruri. Gereja ini berbadan hukum sesuai dengan SK Menteri Kehakiman RI tanggal 26 Februari 1953 No. J.A. 5/19/12, dan terdaftar pada Direktorat Jenderal Bimas (K) Protestan Departemen Agama RI No. 76 tahun 1991, tanggal 4 Maret 1991.
Kini ONKP hadir pula di beberapa kota di Indonesia, di luar Pulau Nias. Berdasarkan catatan tanggal 18 April 2021 :
- Pendeta berjumlah 139 orang
- Gedung gereja berjumlah 253 unit
Semoga Gereja ONKP kedepannya semakin maju dan mandiri.
Kantor Pusat
suntingKantor Pusat Sinode ONKP terletak di Tugala Lahomi, Kecamatan Sirombu 22863, Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Pengurus pusat
suntingPimpinan gereja saat ini (Periode 2017 - 2022)
- Ephorus: Pdt. Saradodo Gulo S. Th
- Sekretaris Jenderal: Pdt. Onas Hia S. Th. MM
- Bendahara: Pdt. Saridame Hia, STh. M.Pdk
Daftar Ephorus ONKP
suntingEporus ONKP dari tahun 1952 sampai 2012:[1] "Presiden"
- Pdt. Karel Dalihuku Marundruri (1952-1971)
- Pjs. Presiden Satua Niha Keriso (SNK) Faigi’aro Gulö (1971-1972)
Jabatan "Presiden" diganti dengan "Eporus"
- Pdt. Fosasi S Daeli (1972-1986)
- Pdt. Fangaro Gulö (1987-1992)
- Pdt. Yosefo Gulö, SMTh (1992-1998)
- Plt. Eporus Pdt. Eliakim Waruwu (1998-1999)
- Pdt. Kasihan S. Hia (1999-2000)
- Pdt. Bagőlő L. Hia, SMTh (2000-2007)
- Pdt. Eliakim K. Waruwu, S.Th, S.IP, M.Min (2007-2012)
- Pdt. Drs. Fatieli Gulö (2012-2017 )
- Pdt. Saradodo Gulo S.Th (2017-2022)
Mitra
suntingONKP adalah anggota dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sejak tanggal 22 April 1988.[2]
Referensi
sunting- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaniasbangkit03072012
- ^ Profil ONKP di PGI
Lihat Pula
suntingSitus resmi
sunting- ONKP
- Milis ONKP Diarsipkan 2007-12-22 di Wayback Machine.
Sumber
sunting- van den End, Th. 2001. Ragi Carita 2. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hlm. 211-217.
- Profil ONKP di Situs Resmi PGI