Operasi Babylon (kode: Opera (Ibrani: מבצע אופרה, Mivtza Opera)) adalah serangan udara Israel terhadap reaktor nuklir Irak di Osirak pada tahun 1981.

Babylon
Bagian dari Konflik Arab-Israel
Map of the attack
Lingkup operasiStrategik
PerencanaMenachem Begin (Perdana Menteri)
David Ivry (Komandan Angkatan Udara)
TujuanPenghancuran reaktor nuklir Osirak
Tanggal7 Juni 1981
Pelaksana Angkatan Udara Israel
HasilBerhasil, reaktor dihancurkan
Korban10 tentara Irak tewas
1 ilmuwan Prancis tewas

Pada akhir tahun 1970-an, Irak membeli reaktor nuklir dari Prancis. Badan intelijen Israel menduga reaktor nuklir tersebut akan digunakan untuk pengembangan senjata nuklir. Operasi ini berhasil menghancurkan reaktor nuklir Irak.

Serangan sunting

Skuadron penyerang terdiri dari delapan pesawat F-16A, masing-masing membawa dua bom jenis Mark-84. Formasi dari enam pesawat F-15A dibuat untuk memberikan perlindungan udara. Para pilot F-16 adalah Ze'ev Raz, Amos Yadlin, Dobbi Yaffe, Hagai Katz, Amir Nachumi, Iftach Spector, Relik Shafir, dan Ilan Ramon (yang akan menjadi astronaut Israel pertama dan tewas dalam tragedi pesawat ulang-alik Columbia).[butuh rujukan]

Pada 7 Juni 1981, pukul 15:55 waktu setempat (12:55 GMT), operasi dimulai. Pesawat Israel meninggalkan Pangkalan Udara Etzion, terbang melewati wilayah udara Yordania dan Arab Saudi. Untuk menghindari terdeteksi, Pilot Israel berbicara dalam bahasa Arab dengan dialek Arab Saudi di atas Yordania dan berkata pada menara pengawas Yordania bahwa mereka adalah patroli dari Arab Saudi yang tidak sengaja memasuki wilayah Yordania. Sementara di Arab Saudi, mereka mengaku dari Yordania, menggunakan sinyal radio dan formasi Yordania. Saat itu, pesawat Israel sangat berat sehingga tangki eksternal yang dipasang di sayap telah habis dalam perjalanan. Lalu, tangki tersebut dijatuhkan di atas Gurun Arab.[butuh rujukan]

Dalam perjalanan, pesawat Israel melewati Teluk Aqaba. Tanpa diketahui, mereka terbang tepat di atas kapal milik Raja Hussein dari Yordania, yang sedang berlibur di sana. Dia melihat pesawat tersebut, dan menyadari bahwa mereka dari Israel. Melihat dari lokasi, tujuan, dan persenjataan pesawat tersebut, Dia langsung menyadari bahwa sasaran mereka adalah reaktor nuklir milik Irak. Dia langsung menghubungi pemerintahannya dan menyuruh untuk mengirimkan peringatan terhadap Irak. Namun, karena kegagalan komunikasi peringatan tersebut tidak pernah diterima dan pesawat Israel masuk ke wilayah Irak tanpa terdeteksi.[butuh rujukan]

 
F-16A Netz 243 AU Israel, di terbangkan oleh Kolonel Ilan Ramon dalam Operasi Opera.

Ketika mencapai wilayah Irak mereka menyebar, dengan dua pesawat F-15 mengawal formasi F-16, dan sisa dari pesawat F-15 menyebar di wilayah Irak sebagai bantuan perlindungan. Skuadron penyerang terbang setinggi 100 kaki (30 meter) di atas gurun, mencoba untuk terbang di bawah radar pertahanan Irak.[butuh rujukan]

Pukul 18:35 waktu setempat (14:35 GMT), 20 km dari kompleks reaktor Osirak, formasi F-16 naik hingga ketinggian 2,100 meter dan terjun hingga 35 derajat dengan kecepatan 1,100 km/jam, mengincar kompleks reaktor. Pada ketinggian 1,100 meter, setiap pesawat menjatuhkan sepasang bom Mark-84, dengan interval 5 detik. Delapan dari enam belas bom yang dijatuhkan telah merusak kubah reaktor. Diketahui bahwa sebelum pesawat Israel datang, sekelompok pasukan yang menjaga pertahanan anti pesawat meninggalkan pos mereka untuk makan malam, sehingga mereka mematikan radar. Pesawat Israel masih disergap oleh pertahanan Irak, tetapi mereka dapat meloloskan diri. Lalu, mereka melarikan diri dan kembali ke pangkalan mereka. Serangan tersebut berlangsung kurang dari dua menit.[butuh rujukan]

Pranala luar sunting