Nutrigenomik merupakan suatu studi ilmiah yang mempelajari mengenai dinamika, regulasi dan cara dari suatu gen spesifik berinteraksi dengan suatu senyawa atau bioaktif pada suatu makanan tertentu.[1] Menurut Hippocrates, makanan akan diubah menjadi informasi genetik yang di ekpresikan sehingga memberikan profil metabolisme yang berbeda yang akan berdampak pada pola makan dan kesehatan.[1]

Interaksi antara nutrisi,genomik dan lingkungan

Latar Belakang sunting

Pada abad ke 20, penanganan suatu penyakit itu berdasarkan dengan genetik dan sifat molekular biologi dengan menggunakan model sistem yang berfungsi untuk mengurangi kompleksitas biologi.[2] Dari model tersebut di dapatkanlah asosiasi statistik antara makanan dan insiden suatu penyakit pada tingkat populasi tertentu.[2]

Penyakit sunting

Beberapa penyakit yang dapat dipengaruhi oleh gen adalah penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe-2, hipertensi, dan kanker. Selain itu juga terhadap alergi, inflamasi, kelainan otak dan deefisiensi vitamin dan mineral.[3]

Nutrigenomik & Anti-Penuaan sunting

Nutrigenomik juga dapat diaplikasikan sebagai salah satu cara untuk menunda terjadinya penuaan.[4] Di era globalisasi ini bagi sebagian besar wanita proses penuaan merupakan masalah yang sangat besar, terutama karena pola makan dan aktivitas yang buruk dapat mengakibatkan penuaan dini.[4] Penuaan ini terjadi karena adanya perubahan secara molekular, seluler dan tingkatan organisme.[5] Perkembangan penelitian yang berhubungan dengan penuaan dimulai pada tahun 1960-an oleh Leonard Hayflick yang menunjukkan bahwa sel yang di kultur dengan cara in vivo memiliki rentang hidup yang terbatas, hal ini ditandai dengan adanya perubahan menjadi lebih tua.[5] Selain faktor gaya hidup, pengaruh perubahan secara genetik juga berdampak besar, seperti terjadinya kerusakan DNA, stress oksidatif, dan aktivtias dari telomerase, seperti tertawa, marah, jatuh cinta, dll dapat mempengaruhi proses penuaan ini.[5]

Teknik sunting

metode sekuensing genom secara keseluruhan

untuk mendeteksi ekspresi gen yang diperoleh pada suatu produk pangan tertentu.[3]

Referensi sunting

  1. ^ a b (Inggris) E. Shyong Tai, Peter J. Gillie. 2007. Nutrigenomics: Opportunities in Asia. Singapore: Karger
  2. ^ a b (Inggris) Lynnette R. Ferguso. 2014. Nutrigenomics and Nutrigenetics in Functional Foods and Personalized Nutrition. Boca Raton: CRC Press
  3. ^ a b c d (Inggris) Yoshinori Mine, PhD, Kazuo Miyashita, Fereidoon Shahidi. 2009. Nutrigenomics and Proteomics in Health and Disease: Food Factors and Gene Interaction. Iowa (US): Wiley Blackwell
  4. ^ a b (Inggris) Dr. Ronald Klatz, Dr. Robert Goldman. 2010. Anti-Aging Therapeutics, Volume 12. Chicago (US): America Academy of Anti-Aging Medicine
  5. ^ a b c (Inggris) Trygve O. Tollefsbo. 2007.Biological Aging: Methods and Protocols. New Jersey: Humana.