Numa Pompilius
Numa Pompilius adalah raja kedua dari tujuh raja Roma, yang memerintah setelah kematian Romulus. Numa dikenal sebagai raja yang bijaksana dan pembuat undang-undang, yang berperan besar dalam membangun institusi-institusi keagamaan Roma dan menciptakan sistem sosial yang damai setelah masa pemerintahan militeristik Romulus. Menurut legenda, Numa Pompilius adalah pemimpin yang sangat religius dan banyak reformasi yang ia buat menjadi dasar dari budaya dan agama Romawi.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Romulus |
Raja Roma 715–673 |
Diteruskan oleh: Tullus Hostilius |
Kehidupan Awal
suntingNuma Pompilius diyakini lahir pada tanggal 21 April 753 SM, yang juga dipercaya sebagai tanggal pendirian kota Roma. Ia lahir di wilayah Sabine, yang sekarang berada di wilayah tengah Italia. Numa adalah anak dari seorang Sabine bernama Pompilus, dan ia dikenal sebagai seorang yang sangat religius dan bijaksana sejak muda.
Menurut legenda, Numa menolak untuk menjadi raja setelah kematian Romulus, karena ia tidak tertarik pada kekuasaan dan politik. Namun, ia akhirnya menerima tawaran tersebut setelah mendapat desakan dari rakyat Roma yang ingin menyeimbangkan pemerintahan setelah masa pemerintahan Romulus yang penuh dengan peperangan.
Pemerintahan
suntingSelama masa pemerintahannya, Numa dikenal sebagai raja yang membawa kedamaian dan stabilitas ke Roma. Ia dikatakan memerintah selama 43 tahun, dari tahun 715 SM hingga 673 SM. Di bawah pemerintahannya, Roma mengalami periode panjang tanpa konflik, yang sangat kontras dengan era pendirian Romulus.
Reformasi Keagamaan
suntingNuma Pompilius dianggap sebagai pendiri banyak institusi keagamaan dan sosial di Roma. Ia dikenal karena mendirikan banyak kuil dan mengatur praktik-praktik keagamaan, yang banyak di antaranya tetap digunakan selama berabad-abad dalam sejarah Roma. Beberapa kontribusi utama Numa dalam hal keagamaan termasuk:
- Pendiri Pontifex Maximus: Numa mendirikan jabatan Pontifex Maximus, seorang imam agung yang bertugas mengawasi semua urusan agama di Roma. Jabatan ini menjadi salah satu lembaga terpenting dalam sistem keagamaan Romawi.
- Pembentukan Kalender Romawi: Numa mengubah kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari, sehingga kalender menjadi lebih sesuai dengan siklus tahun matahari. Kalender yang diperkenalkan oleh Numa menjadi dasar dari kalender Romawi yang akhirnya berkembang menjadi kalender Julian.
- Pendirian Kuil Janus: Numa mendirikan Kuil Janus, yang memiliki pintu yang hanya ditutup pada masa damai. Selama masa pemerintahannya, pintu kuil ini selalu tertutup, menandakan bahwa Roma berada dalam keadaan damai.
- Mendirikan Perawan Vesta: Numa juga diyakini sebagai orang yang pertama kali membawa Perawan Vesta, para pendeta wanita yang menjaga api suci dewi Vesta. Perawan Vesta memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan keagamaan dan ritual-ritual Roma.
Hukum dan Reformasi Sosial
suntingNuma Pompilius memperkenalkan sejumlah reformasi sosial dan hukum yang bertujuan untuk menstabilkan masyarakat Roma dan mengurangi konflik internal. Ia mendorong penghormatan terhadap para dewa dan memperkenalkan berbagai ritual yang dimaksudkan untuk mendamaikan warga Roma dan tetangganya. Salah satu reformasinya adalah pembentukan Fetiales, para pendeta yang bertindak sebagai perantara dalam deklarasi perang dan perdamaian, sehingga setiap keputusan tentang perang harus melewati pertimbangan moral dan keagamaan.
Numa juga membagi tanah di Roma untuk para petani agar mereka dapat mengolah tanah dan tidak bergantung pada penaklukan atau perampasan dari wilayah lain.
Hubungan dengan Nimfa Egeria
suntingLegenda menyebutkan bahwa Numa memiliki hubungan dengan Nimfa Egeria, yang sering memberikan nasihat kepadanya terkait pemerintahan dan ritual-ritual keagamaan. Egeria diyakini tinggal di hutan dekat Roma, dan Numa sering mengunjungi tempat itu untuk berkonsultasi dengannya. Menurut cerita, banyak reformasi keagamaan Numa yang terinspirasi oleh ajaran Egeria.
Akhir Kehidupan dan Warisan
suntingNuma Pompilius meninggal setelah memerintah selama 43 tahun. Ia meninggal dengan damai, dan rakyat Roma sangat berduka atas kepergiannya. Tubuhnya dikebumikan di atas Bukit Janiculum. Menurut legenda, ia tidak ingin dimakamkan dengan harta benda atau simbol kekuasaan, tetapi memilih upacara yang sederhana sesuai dengan kesederhanaan hidupnya.
Referensi
sunting- Livy. Ab Urbe Condita.
- Plutarch. Lives of the Noble Greeks and Romans.
- Dionysius dari Halicarnassus. Roman Antiquities.
- Beard, Mary. SPQR: A History of Ancient Rome. Profile Books, 2015.
- Cambridge University Press. The Cambridge Ancient History.
- Encyclopædia Britannica, "Numa Pompilius".
- Hornblower, Simon, dan Antony Spawforth. The Oxford Classical Dictionary.
Pranala luar
sunting- (Inggris) Numa Pompilius di Ancient Hictory Diarsipkan 2010-12-02 di Wayback Machine.
- (Inggris) Numa Pompilius di Encyclopædia Britannica