Ngudi kasampurnan (aksara Jawa: ꦔꦸꦢꦶꦏꦱꦩ꧀ꦥꦸꦂꦤꦤ꧀, bahasa Indonesia: mencari kesempurnaan) adalah konsep inti dalam filsafat Jawa. Berbeda dengan filsafat Barat yang berpijak pada kecintaan akan kebijaksanaan atau ngudi kawicaksanan, filsafat Jawa berpijak pada kecintaan akan kesempurnaan.[1][2] Kesempurnaan dapat berupa kesempurnaan jiwa ataupun kesempurnaan raga.[3] Pencapaian kesempurnaan adalah kesadaran, tujuan, dan jalan hidup bagi manusia Jawa.[4]

Ringkasan

sunting

Pencarian akan kesempurnaan dalam pemikiran Jawa terkait dengan jalan menuju Tuhan yang Maha Sempurna. Sementara itu, jalan menuju kesempurnaan dapat ditempuh dengan pendalaman batin.[5]

Lihat juga

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Taylor, Ken; Lennon, Jane (2012-02-13). Managing Cultural Landscapes (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-136-46733-2. 
  2. ^ Susilo, Arman; Yermianto, Sumbut; Chia, Philip Suciadi; Harvijanto, Andri; Laoly, Nepho Gerson; Anggraito, Noor; Kirk, Alexander N.; Lestari, Eni; Baskoro, Paulus Kunto (2023-03-15). Suara Injili: Kumpulan Esai Teologis. CV. Lumina Media. ISBN 978-623-98333-9-8. 
  3. ^ Setiawan, Kodrat Eko Putro. MAGUTI: Kajian Simbolisme Budaya Jawa. EDUVISION. ISBN 978-602-5521-20-1. 
  4. ^ Kusdewanti, Amelia Indah; Triyuwono, Iwan; Djamhuri, Ali (2016-01-01). Teori Ketundukan: Gugatan terhadap Agency Theory. Yayasan Rumah Peneleh. ISBN 978-602-74197-2-8. 
  5. ^ Hum, Prof DR Suwardi Endraswara, M. (2018-01-01). Falsafah Hidup Jawa. Media Pressindo.